Wei WuXian kembali membasuh mukanya di washtafel,entah yang ke berapa kali,kemudian dia melihat pantulan wajahnya di cermin,tampan ,ganteng juga keren...ya semua orang bilang gitu dan dia pun akui.
Banyak gadis suka padanya bahkan bsnyak yang sampa...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sambil menangis, Nyonya Yu melihat - lihat foto masa kecil Wei Xian,saat dia pertama kali datang kerumahnya.
Wei WuXian di bawa oleh suaminya ketika dia berumur tiga tahun,saat itu suaminya mendapat kabar dari temannya kalau orang tua Wei WuXian yang merupakan sahabat dekatnya meninggal akibat kecelakaan mobil.
Awalnya Nyonya Yu nggak terima dengan kehadiran Wei WuXian di rumahnya apalagi Wei WuXian itu kadang suka nakal dan berisik dan juga dia baru saja melahirkan Jiang Cheng anak keduanya
,tapi lama - lama Nyonya Yu luluh hatinya dan mulai menyayangi Wei WuXian seperti anaknya sendiri,apalagi makin sini Wei WuXian makin pintar dan cerdas,kenakalannya justru menggemaskan,membuat semua orang makin sayang padanya.
" Mama...." Tuan Jiang menghampiri istrinya yang sedang duduk di tempat tidur sambil melihat album foto.
Nyonya Yu cepat menyeka air matanya dengan punggung tangannya,Nyonya Yu tidak mau suaminya tahu kalau dia sedang bersedih,tapi meskipun di tutupin Tuan Jiang tetap tahu.
" Mama..." Tuan Jiamg menepuk punggung istrinya,lalu duduk di sisi istrinya dan memeluk pinggang istrinya,Nyonya Yu menyandarkan kepalanya di bahu suaminya.
" Dia lucu sekali kan Pap,seperti malaikat kecil..." kata Nyonya Yu,dengan air mata kembali berurai.
" Ya Ma,dia memang sangat lucu membuat suasana rumah kita menjadi hangat dan ramai...A Li dan A Cheng sangat senang punya teman baru saat itu,A Li juga sangat sayang sama Xian...." kata Tuan Jiang,sambil menahan rasa sesak di dadanya dan matanya ikut berkaca.
