KEDATANGAN. Part 2

402 143 140
                                    

“Van betulan nggak mau, enak loh”  tawar Simon yang kebetulan membawa bakso bakar dari kantin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Van betulan nggak mau, enak loh”  tawar Simon yang kebetulan membawa bakso bakar dari kantin.

“Makasih, gue udah kenyang” tolak Nevan

“Alhamdulillah akhirnya lo nolak juga. Lo tau aja gue lagi laper Van,” Ucap Simon sambil cengengesan.

“Gue liat Lo makan aja udah nek tau gak. Baru aja Lo habis makan nasgor dua piring, sekarang tambah bakso bakar sepuluh tusuk.” Nevan menggeleng-gelengkan kepalanya heran.

“Oh iya Van Lo udah denger belum berita dari anak kelas, katanya sekolah kita kedatangan murid baru, cantik lagi.” Ucap Simon sambil mengunyah pentol bakso.

“Nggak.” Jawab Nevan singkat. Nevan bukan tipe cowok yang nggak suka bahas Cewek ia takut jika pembicaraannya bisa memancing hal yang lebih sensitif.

“Masak sih Lo nggak tau Van. Satu sekolah lagi ngomongin tuh cewek tau nggak”

Nevan mengerutkan keningnya ia rasa anak di sekolahannya ini kurang topik pembicaraan sampai-sampai anak baru aja bisa trending topik. Mungkin aja anak selebriti atau anak presiden yang menjadi anak baru di sekolahnya pikir Nevan.

“Emang siapa sih?”

“Lo harus tau ini demi masa depan Lo!!!”

Nevan mempercepat jalannya. Ia rasa temannya ini memang benar-benar tidak waras. Dan memilih untuk tidak mendengarkan ocehan Simon.

“Jadi nama anak baru itu Ceysa, satu tahun yang lalu dia sempat sekolah di Cendrawasih tapi hanya bertahan sampai satu semester. Walaupun cuman sampai satu semester tuh cewek cukup famous di kalangan kakak kelas sama guru prestasinya cukup banyak. Dengar-dengar ya katanya dia itu kakak tirinya—” Belum siap Simon bercerita Nevan memberhentikan langkahnya mendadak.

Ia melihat kumpulan Rafael dan teman-temannya berdiri berjejer di bawah tangga kelas, memalak adik kelas yang sedang lewat. Kebetulan kelas Nevan berada dilantai tiga.

“Mon!” Nevan memelankan suaranya ia mengkode Simon agar berbalik arah.

Tetapi Nevan terlambat ternyata Eric menyadari keberadaan Nevan. Dan mengadukan kepada Gilang melalui bisikan. Seperti ada sesuatu yang direncanakan.

“Akhirnya yang ditunggu-tunggu lewat juga.” Gilang menepuk pundak Nevan seperti seseorang yang telah akrab.

“Wih kacamata baru.” Gilang melepas kacamata Nevan kemudian cowok itu menyeringai.

Nevan meneguk ludahnya. Keringat dingin telah keluar dari kening dan telapak tangannya. Tanpa ia sadari ia mengepalkan telapak tangannya. Ia udah punya filling kalau Gilang dan Rafael akan mengganggunya lagi.

“Ba-balikin kacamata gue” Ujar Nevan ragu namun mantap.

“Guys. Nggak salah dengar gue.” kata Ivan menahan tawa

PSYCHEWhere stories live. Discover now