Media Rindu
Oleh: Zahra RamadaniMelalui sebuah media, aku menemukanmu
Bercerita tanpa tahu arah, tanpa tahu waktu
Kita berbincang banyak hal, sampai-sampai aku lupa kau tak lagi bersamaku
Ternyata kau hanyalah sebuah media di pikirankuRindu merasuk sampai ke lubuk hatiku
Mengais nama masing-masing lalu menitipkan pada angin
Bagaimana dengan tidurmu? Apa masih ada aku di dalam sana
Bagaimana dengan pikiranmu? Apa masih ada bayangku di dalam sanaAku mahir sekali membungkus media rinduku
Dengan memberanikan diri untuk ketik abjad di ujung cemas tanpa berani untuk tekan enter
lantas seketika tuntas
Lihat last seen dari penglihatan online terakhir tanpa berani memberi percakapan
sesudahnya
Membuat story hanya berharap diperhatikan seseorang hingga penghujung malamKadang media rindu itu kejam minta diperhatikan tanpa ingin mengungkapkan
Sel saraf dari indera yang mana tanpa disentuh, tapi sanggup merasa seolah dibasuh
Kita tidak akan menjadi keruh jika tetap membasuh media rindu bukan?
Atau kita perlu menjadi keruh jika membasuhnya?Pekanbaru, 13 November 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Kerinduan (Antologi Puisi)
PoetryAda kalanya keadaan memaksa harus menjadi penghalang antara aku dan kamu. Namun, di dalam lubuk hatiku yang terdalam, hanya ada dirimu seorang.