82. Halaman Baru [SELESAI]

141 12 12
                                    

Halo~

Depram di sini, balik lagi sama cerita Kanaya dan teman-temannya!

Senang banget akhirnya bisa sampai di part terakhir T_T

Cerita ini pertama publish Februari 2022, dan berhasil tamat dengan perjalanan panjang tapi menyenangkan selama hampir setahun >.<

Aku menikmati banget waktu ngetik cerita ini, semoga kalian juga menikmati bertumbuh bareng para karakter di sini, ya!

Sebelumnya aku mau mengucapkan banyak terima kasih untuk dukungannya pada cerita PESAWAT KERTAS, komentar kalian mood banget dan bikin semangat update :D

Jangan lupa vote, komen, dan share ke teman-temanmu, ya!❣️

Selamat membaca~

***

82. HALAMAN BARU

Persahabatan, cinta, cita-cita, canda, tawa, suka, dan duka. Semua terlukis indah dalam pahatan kisah yang dikemas rapi setiap momennya.

~Pesawat Kertas~

***

"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkuur wa radhiitu bihi, wallahu waliyyu taufiq."

"Bagaimana, para saksi? Sah?"

"SAAHHH!"

"Alhamdulillah."

Setetes air mata jatuh melewati pipi putih Kana, kebahagiaannya membuncah melihat sang Papa tersenyum lega setelah berhasil mengucapkan ijab kabul dengan lancar. Pria itu mengecup kening Mama Herlina dengan sayang, menatap wanitanya sarat akan makna.

Sebuah tangan terulur, menyodorkan sapu tangan pada Kana yang hampir mengusap air matanya dengan tangan. Ketika menoleh, sosok Orlando Joash tengah berdiri di sampingnya, menatap lurus pada sepasang suami istri yang merupakan orang tua mereka.

"Makasih." Kana menerima sapu tangan itu.

"Gue senang banget, Do," ucap Kana. "Lo?"

Orlando kini menatap Kana yang lebih pendek darinya, ia bahkan bisa mengetahui seberapa besar kebahagiaan Kana sekarang hanya dengan menatap mata cewek itu.

"Iya."

"Iya apa?"

"Bahagia."

Kana tersenyum lega mendengarnya, Orlando menerima Papa dengan baik, begitupula dengan Kana yang sudah menerima Mama Herlina. Mulai sekarang, mereka berdua adalah keluarga.

"Mungkin ini yang terbaik," gumam Orlando.

Kana menatapnya. "Apa?"

"Enggak ada." Cowok itu menggeleng, kembali menatap Kana. "Lo bakal panggil gue Kakak setelah ini."

Mendengar itu, Kana mendelik. "Ogah!"

Orlando tertawa pelan, kali ini tangannya terangkat menepuk kepala Kana. Sejak tadi Orlando menahan diri karena melihat tatanan rapi rambut Kana, cewek itu pasti akan mengamuk kalau Orlando mengacaknya. Ternyata tidak, Kana hanya diam.

"Janji gue yang waktu itu serius. Karena gue bilangnya di depan Alin, pantang bagi gue untuk melanggar," ucapnya. "Mulai sekarang, dan seterusnya, gue akan berusaha jadi Kakak yang baik buat lo."

Pesawat Kertas [SELESAI]✔Where stories live. Discover now