NoNa 6. Berhadapan Dengan Noah

1.8K 252 45
                                    

Malam ini Nafisa tampak begitu resah, ia sedang overthinking sendiri sekarang, tidak seharusnya ia mengucapkan kata-kata yang jahat pada Ekky, soal keinginannya merebut Bara dari Kanaya, hanya karena Bara telah menyelamatkannya lebih dulu dari kepungan api di TSD, tapi itu semua karena Gista selalu menekannya, dan begitu melihat peluang ia dengan berapi-api mengatakan semuanya pada Ekky.  [Baca di Kissable Badboy pada Bab. Kembalinya Brandon, Bab. Tetaplah di hidupku Kanaya]

Dan kini perasaannya semakin tidak tenang, karena ia sebentar lagi akan melihat siapa calonnya. Ia seperti kehilangan jati dirinya, dia juga bingung kenapa ancaman Gista selalu berhasil padanya.

TOK! TOK!

"Nafisa? Sayang, udah siap? Mereka sudah datang lo," panggil sang mama dari balik pintu kamar nya.

"Ah iya Ma, ini Nafisa udah siap, bentar lagi keluar," sahut Nafisa merapikan hijabnya sebentar dan langsung membuka pintu nya.

"Dia ikut," ucap sang Mama dengan ekspresi bahagia.

"Di-dia? Siapa Ma?" tanya Nafisa gugup.

"Iya, dia calon suami kamu," jawabnya.

Nafisa seketika pucat pasi, ia sudah tau akan dijodohkan, tapi masih saja gugup jika menghadapinya.

Begitu Nafisa telah tiba di ruang tamu, langkahnya seakan mematung, ia melihat sesosok lelaki yang tidak asing di matanya, tampak duduk diapit oleh kedua orang tuanya. Lelaki tersebut asyik bermain dengan HP nya, begitu menyadari kemunculan Nafisa anehnya cowok tersebut terlihat tidak terkejut sama sekali.

"Noah?" sapa Nafisa.

"Iya, gue calon suami lo," ucapnya singkat. Seketika Nafisa tidak berkutik, ia tidak mampu melanjutkan kata-kata nya lagi. Sungguh dia bahagia pas tau ternyata calonnya adalah Noah, yang di matanya terlihat paling baik diantara anak-anak The Pirates yang lain.

"Luar biasa, ternyata mereka saling mengenal ya," ucap Sang Mama dari Nafisa.

"Bagaimana tidak saling mengenal, orang mereka di sekolah yang sama, tingkat yang sama pula," sahut Mama Noah.

"Biarkan kami para orang tua membicarakan kapan peresmian kalian dengan serius, kalian berdua boleh ngobrol santai di taman belakang atau di ruang TV," pinta Mama Nafisa.

"Ma... Tapi..." ucap Nafisa gugup.

Berbeda dengan Nafisa yang tampak begitu gugup, Noah justru terlihat sangat tenang malam ini. Ia bangkit dari duduknya dan menghampiri Nafisa.

"Gue pingin ngomong sesuatu sama lo!" ucap Noah pada Nafisa dengan nada lirihnya.

"Ki-kita ke taman belakang aja," ajak Nafisa.

Keduanya berjalan tanpa bersuara menuju taman belakang rumah Nafisa yang tampak temaram. Noah tanpa disuruh segera duduk pada salah satu kursi di sana dengan santainya.

"Duduk!" perintah Noah pada Nafisa. Gadis itu hanya menurut dan duduk di samping Noah. Perlahan lelaki itu mengeluarkan kalung rantai titanium nya dari balik kemeja yang saat ini ia kenakan, dan cincin tunangannya seperti yang dipakai oleh Nafisa tampak tergantung disana sebagai bandulnya.

"Ini cincin gue, udah gue pakai, tapi nggak di jari, cuma sebagai bandul kalung, lo jangan pernah minta gue untuk memakainya di jari, gue ilfeel," kata Noah menunjukkan cincin tersebut ke hadapan Nafisa.

"Ko-kok gitu, nanti mereka nggak ada yang tau kalo lo udah dijodohin?" tanya Nafisa takut-takut.

"Emang itu tujuannya, gue sama sekali nggak menerima lo sebagai tunangan gue saat ini," ucap Noah begitu dingin.

"Ta-tapi kenapa? Bukannya lo udah setuju kalo kita dijodohin? Karena kalo nggak setuju, kenapa nggak sekarang aja lo nolak keinginan mereka?!" tanya Nafisa.

"Denger ya, cewek naif!! Trus kalo gue nolak perjodohan ini, lo bakalan bebas, lalu lo mau mengacaukan hubungan Bara dan Kanaya? Mereka berdua sahabat gue! Gue nggak akan ngebiarin lo lakuin itu!" tegasnya.

"Bara?! Jadi lo tau soal gue suka sama dia?" tanya Nafisa syok.

"Gue awalnya nggak peduli mau lo suka sama siapa! Tapi berhubung lo ternyata calon istri gue, gue jadi mikir, dengan gue mengikat lo, lo nggak akan memaksakan diri buat masuk ke hubungan Bara dan Kanaya!" tegas Noah.

"Noah, tapi lo tuh salah paham, perasaan gue ke Bara cuma sebatas rasa kagum saja, dan ketika tau gue mau dijodohin, perasaan gue ke Bara udah ilang gitu aja, karena gue menghargai calon suami gue," terang Nafisa.

"Bullshit! Emang lo kira gue nggak denger apa yang lo katakan ke Ekky tadi siang di sekolah?! Soal lo ambis banget pingin dapetin Bara?!"

"Soal itu gue juga bisa jelasin Noah, jadi selama ini tuh, gue selalu dipaksa sama Gista, dia itu selalu bilang buat dapetin apa yang gue mau, apalagi gue nolep, lo ngerti kan maksud dia?!" tanya Nafisa dengan badannya yang panas dingin menghadapi Noah.

"Gue nggak tau, dan nggak mau tau!" sahut Noah lagi. Fix Nafisa kini baru tau jika dibalik sosok Noah yang terlihat begitu ramah dan ceria saat bersama anak-anak The Pirates, ternyata adalah sosok yang dingin dan tidak tertebak.

"Oke, kalo lo tau lo bakal di jodohin sama gue, kenapa di sekolah lo nggak pernah ngasih tau gue?" tuntut Nafisa.

"Emang penting?!"

Mendengar skakmat dari Noah barusan, Nafisa kini terdiam, ia tertunduk bingung.

"Denger!! Karena lo sekarang udah jadi bahan gosip di SMA Persada karena cita-cita lo yang pingin jadi pelakor itu, gue nggak mau ada yang tau satu orang pun disana, kalo gue adalah tunangan lo! Ngerti lo?!"

"Lo ilfeel sama gue Noah?" tanya Nafisa dengan nada sedih.

"Pake nanya lagi lo! Jelas ilfeel sama lo, casing doank yang syar'i daleman lo nggak lebih dari seorang murahan!" tegas Noah.

"Dan selama ada gue!! Jangan pernah mimpi lo bisa dapetin Bara!! Inget karena lo nggak pernah sebanding dengan Kanaya!!" ancam Noah.

Rasa setia kawannya Noah pada Bara dan juga anak-anak The Pirates ini benar-benar menyakitkan bagi Nafisa. Fakta jika Noah sebenarnya menolak perjodohan tersebut juga membuat dirinya seolah menjadi gadis murahan yang dicampakkan.

"Inget!! Gue nggak mau satu orang pun tau soal hubungan kita!" Noah sekali lagi menegaskan.

"Lo denger nggak sih?!!"

"Iya Noah, gue denger."

"Bagus!"

"Soalnya malu-maluin! Apa kata anak-anak The Pirates nanti, saat tau lo yang mau jadi pelakor ketua kami, itu ternyata calon istri gue!"

"Sakit banget Noah, saat lo bilang gini, seolah gue tuh hanya aib di hidup lo."

"Emang!! Dan asal lo tau alasan gue mau nerima lo, adalah karena kondisi mama lo yang lagi sakit, nyokap gue maksa gue buat jalanin amanah beliau, jadi gue terima aja, dan soal lo, yaelah lo tuh apasih?! Nggak ada yang bisa bikin gue bangga dari lo!"

"Gue emang bukan siapa-siapa Noah, tapi bisa nggak, lo nggak rendahin gue kaya gini, semua ucapan lo malam ini nyakitin perasaan gue!"

Noah mengabaikan Nafisa ia kembali sibuk dengan game online nya, saat ia melirik kearah gadis tersebut, tampak Nafisa yang tertunduk itu berkali-kali menyapukan tangannya ke bawah kelopak matanya, Noah telah membuat seorang gadis menangis, padahal itu bukanlah tabiat dia sama sekali. Tapi Noah tidak peduli ia juga tidak berniat menghibur Nafisa sama sekali.

Noah & Nafisa (FIZZO) 『 𝓼𝓮𝓵𝓮𝓈𝓪𝓲  』Where stories live. Discover now