"Bunda, ayah!" Jaemin berlari kecil menghampiri kedua orang tuanya yang tampak berkutat dengan beberapa berkas-berkas diatas meja.
Langkah kecilnya ia bawa menghampiri sang bunda lalu meraih tangan wanita cantik itu, ia melempar senyum ke arah sang bunda.
"Bunda, ayo bermain dengan Nana! Tadi Nana dan bibi Sakura membeli mainan baru dan itu sangat-sangat indah!" Ajak Jaemin dengan senyum sumringahnya.
Sang bunda tampak menggelengkan kepalanya membuat bocah 6 tahun langsung tampak kecewa.
"Sebentar saja, bunda.."
"Hentikan sayang, bunda sedang banyak kerjaan."
Lagi-lagi Jaemin merengut kecewa, ia melepas tangan sang bunda lalu beranjak meninggalkan wanita itu. Atensinya berganti pada sang ayah yang tengah duduk sambil memangku laptop di atas kasur.
Ia bawa kaki kecilnya menghampiri ayahnya, ia dudukkan tubuh mungilnya disamping sang ayah lalu menatap nanar wajah ayahnya itu.
"Ayah.. Nana mau jalan-jalan!" Ujar Jaemin yang dibalas anggukan oleh sang ayah.
Ayahnya tampak merogoh sesuatu dari kantung bajunya lalu mengulurkan kunci mobil dan kartu atm pada sang anak membuat Jaemin langsung mengerenyitkan dahinya.
"Ayah.."
"Pergilah Jaemin, ini kunci dan uang untukmu. Ajak bibi Sakura dan paman Ozora untuk menemani kamu jalan-jalan."
Jaemin mengerjakan matanya, bibirnya merengut dengan ekspresi wajahnya yang terlihat sangat kecewa.
Ia turun dari samping sang ayah tanpa mengambil kunci dan kartu atm yang diberikan ayahnya.
"Jaemin?" Panggil sang ayah saat putranya itu keluar begitu saja tanpa mengambil kartu dan kunci mobilnya.
Jaemin tak menggubris panggilan ayahnya, ia bawa langkahnya keluar dari kamar orang tuanya.
Jaemin kembali masuk ke kamarnya, menutup pintu putih itu lalu merebahkan dirinya diatas kasur. Matanya menatap lurus ke arah plafon rumah, "ayah dan bunda kenapa tidak seperti ayah dan bundanya teman-teman ya?"
Jaemin membalik posisinya menjadi miring, tangannya meraih sebuah bingkai kecil yang tergelak disampingnya.
Ia tersenyum tipis saat melihat foto dibingkai itu, foto dimana itu kali terakhir dia dan orang taunya berlibur bersama.
"Ayah dan bunda sangat sibuk, bahkan kita belum berlibur lagi," gumamnya dengan nada kecewa. Ia kembali merubah posisinya menjadi telentang sambil tangannya mengangkat tinggi-tinggi bingkai itu.
"Bibi bilang bunda dan ayah sangat menyayangi aku, tapi kenapa mereka tidak mau berteman denganku," ujar Jaemin sambil mempoutkan bibirnya.
Ia merentangkan tangannya, sebelah tangannya masih menggenggam erat bingkai itu dengan matanya yang mulai terpejam.
"Bunda.. ayah.."
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.