5

2.2K 255 12
                                    

"Kau dapat berapa?"

"80" Hyunsuk tersenyum lebar dan memperlihatkan kertas ulangannya.

"Kau?" Junkyu menelungkupkan wajahnya dan memberikan 5 jarinya.

"5?"

"50 atau 5?"

"50 bodoh" umpat junkyu.

Hyunsuk memasang wajah sedih, dia tak bisa bantu apa apa jika sudah berkaitan dengan ulangan, apalagi ini ulangan haruto sensei. Ia akan berkeliling mengitari kelas dan menatap murid bagaikan elang menatap buruannya, sedikit saja pergerakan akan langsung di hadiahi tatapan yang menusuk.

Pintu kelas terbuka menampakan haruto yang begitu menawan memakai kemeja hitam yang di gulung sampai siku, celana bahan yang indah terpasang di kaki panjangnya.

Dan jangan lupakan kacamata yang membuat wajah rupawan itu semakin indah.

Hyunsuk menggoyangkan badan junkyu memberitahu bahwa ada guru yang masuk, begitu tahu bahwa haruto yang datang. Pemuda berpipi gembul itu segera duduk  tegap.

"Selamat pagi, selamat telah mengerjakan ulangan, dan selamat bagi yang mendapat nilai tinggi saya harap ulangan kedepannya akan semakin bagus"

"Dan yang mendapat nilai di bawah 60" tatapan haruto jatuh pada junkyu yang sedang meremas tangannya gugup.

Ia tersenyum kecil.

"Datang ke ruangan saya, sekarang"

Setelah memberikan pengumuman kecil, haruto segera keluar kelas, dan membuat seluruh siswa bernapas lega.

Sebegitu mengintimidasi itu seorang Watanabe haruto.

🌚🌚🌚🌚

Junkyu menatap ruangan haruto dengan kagum, bagaimana mungkin seorang guru memiliki ruangan pribadi dan fasilitasnya melebihi ruangan kepala sekolah.

"Jadi, kenapa nilaimu dibawah rata rata junkyu-ssi?"
Suara baritone haruto membuyarkan pikiran junkyu yang melayang layang.

Junkyu memainkan jari jemarinya gugup dan menunduk tak berani menatap mata sang lawan bicara. "Aku, aku memang tidak begitu pandai dalam bahasa Jepang" ucapnya pelan.

"Tatap lawan bicaramu jika sedang bicara kim junkyu" tubuh junkyu langsung tersentak pelan mendapat teguran itu, dan mau tak mau menatap haruto. Junkyu berani bersumpah, jika ia bertemu haruto di suatu jalan maka ia akan jatuh hati padanya. Tapi kenyataannya haruto adalah guru killer di sekolahnya.

Haruto mengambil sebuah kertas dan menyerahkannya ke junkyu berserta pulpen di atasnya.

"Kerjakan selama 30 menit"

'Mati aku'

🌚🌚🌚🌚

Jarum jam berbunyi menandakan heningnya ruangan itu, haruto memperhatikan gerak gerik junkyu, mulai dari ujung rambut hingga setengah badan itu, karena dari pinggang ke bawah tertutupi meja, tidak mungkin haruto berjongkok untuk melihat kaki sang murid.

Sangat merepotkan.

Kembali pada haruto yang kembali menatap pria di depannya. Bagaimana bibir merah itu menggigit pulpen, tangan lentiknya mengusap dahinya yang berkeringat.

Tunggu

Bukankah disini terdapat ac, mengapa junkyu....

Aah...

Haruto menyeringai, sepertinya karena terlalu menikmati pemandangan di depannya, ia jadi mengeluarkan feromon terlalu kuat, hingga membuat omega di depannya menjadi panas.

Dengan jahil haruto mengeluarkan feromonnya lebih banyak.

"Ngh" jari jemari lentik itu mengeratkan cengkramannya pada celananya. Sungguh, ada apa dengan senseinya. Tak sadarkah ia kalau di depannya terdapat omega, bagaimana bisa ia melakukan hal seperti ini.
Junkyu menghembuskan nafas perlahan mencoba tenang.

Sedikit lagi.

Soal terakhir...

Ayo junkyu.

Junkyu mencoba menyemangati dirinya, walaupun tangannya sudah gemetar dan hal itu terlihat jelas di penglihatan alpha di depannya.

Tak!

Junkyu menaruh pulpen itu dengan keras, lalu berdiri -sedikit sempoyongan- menatap haruto.

"Saya sudah selesai, kalau begitu saya izin keluar" dengan pelan ia membungkuk badan lalu berbalik berjalan menuju pintu sebelum suara baritone membuatnya berhenti.

"Duduk"

Deg!

Tubuh junkyu tegang, mendengar perintah itu, alpha itu menggunakan feromonnya untuk berbicara dengan seorang murid?

Dan murid itu adalah seorang omega.

Yang benar saja!!

Rasanya junkyu ingin mencakar wajah rupawan itu, tapi apa daya menghirup feromon pria itu saja sudah lemas, kaki junkyu sudah seperti jelly.

"Jika ku bilang duduk, harusnya kau menurut"

Bruk!

Dengan cepat haruto membalikkan badan junkyu dan mencengkram pinggang ramping itu. Mata haruto dengan nakal melihat wajah cantik itu rakus.

"Ngh.. s-sensei tolong berhenti" Ucapan dan perilaku sungguh berbeda. Tangan junkyu mencengkram kemeja haruto di dada dan kepala yang sudah terjatuh di pundaknya, ia mengusak pelan kepalanya pada pundak kokoh itu, di sertai desahan lirih.

Gila!

Kini haruto yang mulai gila, junkyu mulai mengeluarkan aroma aroma yang benar benar manis. Ia adalah alpha yang terkenal kuat untuk menahan hasrat, mau sekuat apapun godaan itu ia bisa menahan itu, tapi mencium aroma junkyu selama 5 detik saja membuat hasratnya langsung melambung tinggi.

Geraman pelan haruto lontarkan, dengan sedikit tak sabar ia lesakkan kepalanya ke perpotongan leher sang omega, menghirup rakus aroma itu. Seolah tak memperbolehkan aroma itu pergi kemanapun selain ke penciumannya.

"S-sensei" mencoba untuk sadar junkyu perlahan mendorong tubuh haruto untuk menjauh, dirinya mempunyai mate. Tidak seharusnya bersentuhan seintim ini dengan seorang alpha.

Bukannya jarak yang ia dapatkan, tetapi dirinya yang terdorong hingga punggungnya bersentuhan dengan dinding dan di himpit oleh pria itu. Haruto menunduk hidung keduanya sudah bersentuhan, bahkan nafas alpha yang beraroma perpaduan mint dan rokok membuatnya tambah pening.

"Sial, kenapa dirimu sangat harum hm?" Haruto kembali melesakkan kepalanya kedalam leher junkyu lalu mencium leher itu, menjilatnya, mengecup, menghisap, menggigit.

"Akh" junkyu rasanya ingin menangis, bibirnya mengatakan penolakan tetapi tubuhnya malah memeluk pria itu, tangannya mendekap haruto untuk semakin dalam menjajahi lehernya.

Deru nafas junkyu terdengar terengah-engah, mata tajam haruto menatap mata sayu junkyu yang terlihat sangat menggoda.

Dan junkyu terkejut bukan main saat mendengar kata yang keluar dari bibir seksi gurunya.

"Mate"

🌚🌚🌚🌚🌚

Double update 😭😭😭
Lagi numpuk ideee
Baibaiiiii

Till I Met uWhere stories live. Discover now