16

1K 120 9
                                    

Waktu menunjukkan lima sore, tetapi langit begitu gelap dan petir dan hujan melanda bumi begitu deras, disebuah halaman rumah yang sangat besar, lelaki dewasa tengah berdiri dan dihadapannya terdapat anak lelaki.

"LEBIH KERAS"

Anak lelaki itu terus menerus menonjok batang pohon kayu, dapat dilihat tangannya yang mengeluarkan darah karena terlalu lama menonjok.

Anak itu sesekali meringis merasakan air hujan yang asin menyentuh luka goresan sepanjang jemarinya.

"Berhenti"

BRUK!!

Anak lelaki itu terjatuh dan tak sadarkan diri, lelaki dewasa dihadapannya hanya menatap anak itu tanpa ekspresi sedikitpun. Sementara itu wanita cantik menggunakan dress bewarna biru langit menatap lelaki beda usia tersebut dengan tatapan khawatir.

Wanita muda itu, Lisa menatap suaminya Hanbin sendu "Haruskah Haruto dilatih sejak sekarang, ia masih 14 tahun, masih terlalu muda untuk ini semua" Hanbin, lelaki dewasa itu menatap anaknya Haruto yang tengah terlelap dengan wajah pucat dan banyak lebam.

"Ini bukanlah keinginanku, semua adalah keinginan Pack dan organisasiku, keluarga kita adalah pemimpin, sedangkan anak pertama kita-" Kepala keluarga itu terdiam wajahnya mengeras menahan amarah.

"Yoshi, anak itu lebih memilih hal yang tidak berguna, harapan kita hanya Haruto ia harus terbiasa dengan semua ini" lanjutnya.

Lisa mendudukan dirinya dipinggir ranjang, jemarinya yang lentik mengusap rambut hitam lebat yang menutupi poninya. Masih tidak bisa diterima olehnya, Haruto anak yang telah ia lahirkan dan rawat sejak kecil, anak yang memiliki sifat nakal seperti kebanyakan anak lelaki. Kini harus merasakan kerasnya dunia dan dilatih untuk menjadi pemimpin sejak dini.

"Esok, aku akan membawa Haruto pergi denganku" ujar Hanbin tiba tiba membuat Lisa segera menolehkan kepalanya cepat kearah suaminya.

"Kemana?" Nada bicara perempuan itu sangat terlihat kekhawatiran yang mendalam.

"Pack Kim"





.....






Haruto menatap mansion bernuansa putih dan hitam bingung, suasana mansion itu sangatlah berisik banyak gonggongan dan aungan serigala dari arah gerbang. Keduanya memang tidak melewati gerbang didepan, keduanya menggunakan helikopter pribadi miliknya untuk menuju kesini dan turun dihalaman belakang mansion itu.

"Selamat datang Tuan Watanabe" Suho menjabat tangan Hanbin ramah, lelaki berkulit seputih salju itu menoleh kearah belakang Hanbin, lalu berjalan mendekati Haruto.

"Anakmu sudah besar ternyata" Suho mengelus kepala Haruto lembut, ia menundukan kepalanya untuk menyamai tingginya dengan anak itu "Paman mempunyai bayi kembar, mau melihatnya?" Tanyanya sembari tersenyum membuat matanya menyipit.

Haruto dengan ragu menatap ayahnya takut, ia takut jika tidak diperbolehkan untuk melihat bayi. Hanbin terdiam sembari menatap anaknya lalu menghela nafas lalu tersenyum lembut dan mengangguk menyetujui permintaan Haruto secara tidak langsung.

Haruto yang melihat ayahnya menganggukkan kepalanya tersenyum senang.

"Nah, kau bisa ikut bersama bibi Jisoo, ini istri paman, ia yang akan mengantarmu" Mata bulat Haruto menatap perempuan muda yang sedari tadi dibelakang Suho.










🐍🐍🐍














"Bagaimana keadaannya?"

Till I Met uTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang