9

2.1K 215 20
                                    

Gemuruh hujan menghiasi malam itu, jam sudah menunjukan pukul 2 malam tetapi, belum ada tanda tanda haruto akan menyelami alam mimpi. Penampilan yang biasanya rapih kini terlihat berantakan, rambut acak acakan, bibir yang merah dan terdapat luka dan juga lehernya terdapat bercakan kissmark.

Jemari haruto mengusap bibirnya pelan, matanya menatap pemandangan dari balkon rumahnya. Ia melirik ke arah handphonenya yang menyala di atas meja kerjanya.

"Bagaimana? "

"Akan saya usahakan lagi tuan " mendengar hal itu haruto mencengkram handphone nya kuat kuat, menahan rasa emosi yang muncul.

"Dalam 5 hari jika tidak bertemu, aku yang akan turun tangan" geramnnya.

Pria watanabe itu melempar handphonenya asal ke meja, merasa kesal dengan bawahannya yang menurutnya tidak berguna. Perhatiannya beralih kepada sosok junkyu yang sedang tertidur pulas di kasurnya. Ia mendekati pemuda itu, tangannya mengelus rambutnya lembut.

Matanya menatap wajah junkyu dengan penuh makna.





🍂🍂🍂




Junkyu menatap papan mading yang berisi peringkat setiap siswa dari seluruh kelas. Ia menghela nafas sedih, matanya melihat nama dirinya di peringkat 16. Pasti ayahnya akan marah besar.

"Hey" panggilan kecil itu membuat junkyu menoleh. Yoshi teman sekelasnya yang merupakan pria terpintar dan juga tertampan di kelasnya.

Junkyu membalas sapaan Yoshi dengan lambaian tangan yang lemas. Pria jepang itu mengerenyitkan dahinya heran.

"Tidak masuk 10 besar lagi?" Tanyanya lembut.

Junkyu mengangguk, lalu menunduk merasa bahwa dirinya payah sekali di bandingkan teman temannya. Semua teman dekatnya mendapat 10 besar bahkan hyunsuk mendapat 5 besar, kenapa hanya dirinya yang tidak mendapat peringkat yang bagus.

Junkyu berjengit ketika merasakan rambutnya di elus dengan lembut. "Ujian akhir akan di mulai sebentar lagi, aku dan beberapa teman sekelas ingin belajar bersama, ingin bergabung?" Ajak yoshi, bibirnya melengkungkan senyuman yang sangat manis.

Junkyu terdiam melihat wajah Yoshi yang tersenyum, agaknya dia mengerti mengapa yoshi memilik banyak pengagum rahasia di sekolah.

Wajahnya tampan, sikapnya sangat lembut, dari kelas 1 hingga sekarang ia selalu menduduki peringkat pertama. Dan yang paling menonjol adalah wajahnya, walaupun memakai kacamata yang cukup culun bagi sebagian orang, tetapi itu tak berlaku untuk murid disini jika yang memakai setampan yoshi.

Yoshi menatap heran junkyu yang terdiam sembari menatap dirinya, pipi chubby memerah dengan samar. Dengan pelan ia mencubit pipi berisi pemuda di depan.

"Sakitttt" adu junkyu wajahnya merenggut kesal dengan tangan yang memegang pipinya.

Sebenarnya tidak sakit, tetapi ia malu.

Yoshi tertawa pelan, sedikit menundukkan kepalanya dan menatap mata junkyu "jadi bagaimana mau menerima tawaranku?"

Junkyu terdiam beberapa saat lalu mengangguk pelan, bibirnya melengkungkan senyuman manis. Yoshi membalas senyuman manis tersebut dan mengacak ngacak rambut junkyu gemas.



Di samping itu, jihoon menatap junkyu dan yoshi dengan datar.











🍂🍂🍂







Asap rokok menghiasi ruangan bernuansa gelap tersebut, haruto terduduk di kursi mewah bagaikan singgasananya, di hadapannya terdapat tiga pria dewasa yang berdiri tak berani untuk menatap wajah orang di depannya.

Till I Met uWhere stories live. Discover now