Mencuri Waktu

176 34 7
                                    

Hali yang kembali di sibukan dengan urusan istana dengan berbagai macam perjanjian oleh seluruh negri di dunia yang harus ia tandatangani.

Hali juga membaca beberapa surat terbuka dari rakyat yang sengaja di kirim langsung ke istana agar Hali mengetahui apa yang rakya inginkan dari istana.

Tidak sedikit dari surat itu yang bahkan berani mengutuki Hali, dan tidak sedikit juga yang bertanya dalam surat mengenai hubungannya dengan Evilione.

Hanya.. ada beberapa lembar surat yang berisi dukungan dan terimakasih karena masih menjadi Raja di Naefim.

Hali menghela nafas dan menyandarkan kepalanya.

Hali mencoba menenangkan dirinya.

" uhh, berisik sekali.. suara apa ini? " tanya Hali saat mendengar suara birisik dari luar ruangannya.

Dengan melangkah perlahan, Hali pun membuka pintu nya dan betapa terkejutnya ia dengan apa yang ia lihat..

Ya, Hali melihat sebuah pertempuran darah antara manusia dan penyihir. Lebih tepatnya, Hali melihat sang ayah yang saat itu tengah bertempur dan berjuang dengan keras di garis terdepan untuk menghabisi para penyihir.

Sang ayah, telah terluka parah namun tetap berusaha berjuang sampai akhir.

" aku tidak akan membiarkan penyihir seperti kalian memasuki tanahku! Tanah Naefim! Lebih baik kalian membakar ku hidup-hidup dari pada aku harus kalah melawan kalian! " seru sang ayah

Tak lama kemudian, nampak seseorang dengan aura mematikan keluar dari antara ribuan penyihir dan manusia yang sedang bertarung. Tidak terlalu jelas, karena orang itu di tutupi oleh kabut hitam.

Orang itu pun berjalan menghampiri sang ayah yang tengah sekarat dan mencengkram lehernya dengan kuat.

" Tidakk! Menjauh darinya! Lepaskan dia!!! " teriak Hali dengan sekuat tenaga nya.

Namun, suaranya tidak bisa terdengar seolah Hali hanyalah sebuah ilusi yang bahkan tidak terlihat.

" bunuh saja aku! Sampai aku mati pun, aku tidak akan menyerahkan batu itu kepada mu! " seru sang ayah lagi

Tak butuh waktu lama, terlihatlah disana jiwa sang ayah yang sedang di serap oleh orang itu. Hali pun tak tahan mendengar jeritan ayahnya yang sangat memilukan.

" Tidak!!!!! Jangan!!! Tolong!! Hentikannn!!!! " teriak Hali sembari menutup mata dan telinganya.

Namun tiba-tiba semuanya menjadi sunyi.. Hali pun membuka matanya dengan perlahan, dan dia menyadari kalau dia sekarang berada di tempat yang berbeda.

Hali merasa tempat itu tidak asing, dan benar saja, tempat ini adalah tepat di depan pintu kamar ayah dan ibunya.

Hali pun membuka sedikit pintu kamar itu, dan dilihatnyalah sang ibu yang menangisi kematian sang ayah, betapa sangat putus asa dan menyedihkannya suara tangisan sang ibu.

" SUAMI KUUU!! SUAMI KU BANGUNLAHHHH! " teriak sang ibu sembari menggoyangkan tubuh sang ayah dengan kencang.

" Ibu.. " ucap Hali perlahan dan mencoba menghampiri kedua orang tuanya itu. Namun, hanya baru selangkah saja..Hali kembali terbawa ke tempat yang berbeda.

" HIDUP RAJA HALI! RAJA NAEFIM YANG AGUNG!! "

Hali tengah berada di hadapan ribuan rakyat Naefim yang sedang menyerukan namanya dengan lantang sampai-sampai bergema keluar Naefim.

" KESELAMATAN NAEFIM AKHIRNYA TERLIHAT! HIDUP BAGI SANG RAJA! "

Di tengah suara yang berkumandang menyuarakan namanya, di saat itu juga terjadi ledakan di istana nya.

Evilione Where stories live. Discover now