•MIH30•

14.7K 707 40
                                    


Dera melaju ke taman tempat Winda berada menunggunya, ia akan menginap dirumah winda untuk sementara ini, kedua orangtuanya pasti sedang kesurupan jenglot di gedung itu, Dera tidak bisa membayangkan bagaimana jika ia tidak berhasil kabur dari sana, hatinya masih gelisah karena Leo dan anaknya, juga karena takut jika orang tuanya menemukan keberadaannya, ia bisa saja jadi lemper.

"Winda gw nginap dirumah lo yah, lo harus bantuin gw nemuin Leo secepat mungkin,  gw takut dia nekat, ini semua meleset  karena lo!" Dera mendelik menunjuk winda. Ia cemas, mental Leo masih terguncang belum terlalu membaik. Kejadian saat ia pergi meninggalkan Leo saat itu masih membekas, setiap malam Leo selalu mengingau memanggil namanya dan ia harus berada disamping Leo untuk mengeloninya kembali.

"Huh.. maaf ra, gw juga salah, salah tai gw yang mau keluar diwaktu yang tidak tepat."  Memutar mata malas, Dera mengeluarkan kartu ponselnya, lalu membuangnya ketempat sampah, nomor penting disitu sudah Dera pindahkan ke ponsel winda.

"Kita balik dulu, udah malam banget ini." Ujaran winda dibalas gelengan kepala Dera,

"Apa-apaan! Gak mau gw, anak suami gw gimana? Nda lo pulang duluan aja, gw mau nyari suami gw dulu." Dera akan memasang kembali helmnya, dengan segera Winda menahannya.

"Ra pikirlah! Mungkin aja suami lo itu udah dibantu sama orang lain, gak mungkinkan gak ada yang simpati liat Leo bawa bayi? Ayok kita pulang, lo istirahat dulu, lo mau gak ketemu sama anak suamilo selama-lamanya? Mata udah kek banteng sok-sokan mau nyari orang, yang ada lo yang dicari!" Dera membuang nafas berat, matanya memerah menahan kantuk juga karena ingin menangis. Ia memang sudah sangat lelah, ditambah memikirkan keadaan anak dan suaminya diluar sana membuat kakinya kehilangan tenaga.

"Bentar, gw ambil nafas dulu, sumpah nda lo kuntil banget njirr." Ucap Dera lemas, mengangkat tangannya menahan tubuh winda, lalu duduk di atas rumput dengan perlahan, kemudian ia menutup wajahnya.
  Astaga Anaknya! Susunya bisa saja habis, bagaimana jika Leo tiba-tiba lupa cara memasukkan susu kedalam dot? Bagaimana jika anak dan suaminya diganggu preman?

"Udah yah ra, gw minta maaf bangeeet.." mohon winda mengelus punggung Dera yang bergetar. Jangan tanya, sekarang ini ia benar-benar sangat merasa bersalah tidak menepati janjinya.

Dera berdiri, menghapus jejak air matanya, menunduk menatap winda yang juga menatapnya menyiratkan perasaan bersalah.

"Besok pagi-pagi kita kesini lagi, kalo lo sibuk gak usah ikut, gw aja yang nyari Leo, lo fokus ngurus tu restoran."

Mereka lalu menuju rumah winda.

Sementara di rumah Dera,

"ANAK KURANG NGAJAR! SIALAN!" Ayah Dera menendang pintu rumah Dera kasar,

"DERA! DIMANA KAMU! KELUAR KAMU DERA!" teriaknya keras, urat-urat menonjol kentara di pelipisnya, menandakan emosi yang sangat besar, ia mendobrak semua pintu ruangan rumah, mengecek setiap sudut, mencari sosok Dera.

"ANAK SETAN!" berdecak marah, meludahi sofa Dera. Dera tidak ada, anak itu melarikan diri, keparat! Ia jadi tidak bisa meminta bantuan lagi pada ayah Eza, ayah Eza tidak percaya lagi padanya. Dengan emosi yang semakin membumbung tinggi ia meninggalkan rumah itu.

Berbeda dengan ayah Dera, lihatlah mama Dera kini tengah bermesraan dengan suaminya, masalah Dera, besok saja ia pikirkan, yang terpenting sekarang ia harus merayu suaminya, untuk menebus kekacauan yang Dera buat, anak itu  membuatnya menjadi psikopat.

"Anakmu lari dari pernikahannya?" Tanya suaminya.

"Hem, dia kabur, dan aku harus bayar dampak kelakuannya itu." Suaminya menggangguk mengerti,

"Bawa aja Dera kesini tinggal sama kita, biar nafa ada temennya." Mama Dera langsung menatap suaminya tidak setuju,

"Gak yah, aku gak mau, jangan nambah beban lagi, dia juga udah punya suami, mas gak usah peduliin dia." Suaminya mengehela nafas, ia heran dengan istrinya sedari dulu tidak ingin membawa anaknya untuk tinggal bersama, padahal ia menerima Dera apa adanya.

"Berapa?" Mama Dera menggeleng,

"Dia gak butuh uang, dia butuh pengganti Dera, jadi aku minta mas bantu nyari pengganti Dera."

"Gimana kalo nafa aja?" Mama Dera melirik nafa yang baru keluar dari teritorinya.

"Kamu ini, nafa pastinya gak mau, kamukan tau dia pernah nyeritain cowok yang dia suka."

"Mas percaya? Astaga mass, nafa cuman bercanda aja, mana mungkin dia suka cowok itu, namanya siapa lagi? Aku lupa."

"Mas juga lupa, Lio? Oli? " Mama Dera mencubit kecil lengan suaminya.

"Maas ini gimana dong, Ayok bantuin aku ih!"

"Tenang aja fa, mas punya temen, anaknya perawan tua."

"Mas!"



SEBAGIAN PART DI UNPUB UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN 🙏

DAPATKAN CERITA LENGKAPNYA DI VERSI CETAK;)




TBC

 My Idiot Husband [END] VER. PDF✔️حيث تعيش القصص. اكتشف الآن