Chapter 13 : At first sight

210 7 13
                                    

Perjalanan menuju ke butik gaun pengantin terkendala karena lalu lintas cukup macet. Mobil sedan biru malam ini kini masih menunggu lampu merah berubah menjadi hijau dalam puluhan detik lagi.

Tia yang duduk di samping kursi kemudi yang tidak lain adalah Morgan sendiri yang mengendalikan nya, tengah menatap keluar jendela. Wanita ini memperhatikan para pejalan kaki yang berlalu lalang menyeberang jalan melalui zebra cross.

Pandangan kedua mata Morgan tidak lepas dari Tia yang terlalu fokus melihat keluar jendela mobil. Hingga ia harus melepaskan sabuk pengaman di tubuhnya, lalu tangan kiri menarik pundak Tia perlahan, membuat wanita ini berfokus hanya pada nya.

Morgan memberikan cumbuan di bibir Tia, menyapu dengan liurnya, bertindak agresif dengan melumat permukaan nya tapi tidak memainkan lidah. Perlahan pagutan bibir nya terlepas, tersenyum lalu mengecup puncak kepala wanita ini.

"Look at me, don't anything else."

Morgan berbicara sembari menyimpulkan senyum. Tentu saja Tia akan ikut tersenyum, karena Morgan tidak pernah menunjukkan wajah dingin kepada nya.

"Iya honey," jawab Tia.

Kepala Morgan mengangguk, lalu tangan kanannya menarik sabuk pengaman untuk kembali dikenakan di tubuhnya, disaat telapak tangan kiri terus menggenggam telapak tangan kanan Tia.

Tidak berapa lama mobil ini berhenti pada garis parkir, tepat berjarak sepuluh meter dari gedung lima lantai dimana butik itu berada.

Morgan keluar terlebih dahulu, kemudian membukakan pintu untuk Tia dengan telapak tangan kanan memegangi permukaan pintu mobil agar kepala wanita ini tidak terantuk.

Menggenggam telapak tangan kanan Tia, lalu merangkul dengan posesif saat berjalan menuju gedung itu.

"Selamat datang tuan Pierce?" Sapa seorang wanita berpenampilan anggun dengan setelan blazer berwarna putih dipadankan dengan blouse berwarna hijau tosca di dalamnya.

Morgan menganggukkan kepala, masih merangkul pinggang calon pengantin nya di sisi kanan.

Wanita ini melihat sejenak ke arah wanita cantik dengan rambut digerai ke belakang, tubuhnya mengenakan dress berwarna moca selutut dengan belahan dada sedikit rendah berlengan panjang.

"Silahkan duduk di sofa, saya akan membawakan gaun nya."

Morgan mengajak Tia untuk duduk di sofa, setelah duduk kembali merangkul pinggang nya.

Tidak berapa lama wanita tadi bersama tiga pelayan butik ini membawa gaun putih berlengan panjang dengan belahan cukup rendah begitu cantik dengan sisi leher nya terdapat payetan bunga mawar yang menarik perhatian.

Tia mengeratkan pandangan nya, gaun itu sangat cantik. Wanita ini tampak menyukai nya.

Morgan menatap ke arah Tia, melihat senyum di wajah wanita ini membuat nya turut tersenyum.

"Silahkan nyonya?"ucap wanita ini, mengajak Tia untuk berganti pakaian.

Tapi, Morgan menahan lengan calon pengantin nya yang akan berdiri.

"Ayo."

Morgan tersenyum, lalu berdiri bersama Tia.

Pasangan ini sudah berada di dalam ruangan ganti pakaian yang berukuran cukup luas. Tia berdiri dengan patuh, sedangkan Morgan tengah menarik ke bawah resleting dress yang dikenakan nya yang.

Kedua tangan Morgan terangkat, menarik dress ke bawah agar utuh terlepas dari tubuh indah tunangan nya. Tampaklah sepasang pakaian dalam berwarna senada, putih.

I Will Kill My Groom ( Terbit Cetak )Onde histórias criam vida. Descubra agora