Woman in White Dress (3)

424 46 22
                                    

Woman in White Dress
Part 03

Suara teriakan itu menggema ke segala arah, terdengar seperti derak jendela retak. Mereka yang berada di lantai bawah seketika terlonjak kaget, terutama sosok yang dipanggil namanya. Zhang Qiling.

Tubuh pemuda itu menegang, lantas dalam hitungan detik berbalik arah kembali menapaki tangga kayu yang berderak dan morat marit di bawah hentakan kuat telapak kakinya. Dengan cepat dia tiba di depan pintu kamar dan menerobos masuk.

"Wu Xie!"

Pemuda berwajah pucat itu duduk tegang di tepi tempat tidur. Sekilas Zhang Qiling melihat sekelebat bayangan putih melompat dari tempat tidur menuju dinding kamar. Sosok itu diselimuti kabut tipis keabuan, menempel di tepi langit-langit kamar.

"S-se-setan!" erang Wu Xie, suaranya gemetar. Darahnya serasa mendengung, berdenyut, bergelora oleh lonjakan panik dan ketakutan.

Zhang Qiling menatap mahluk mengerikan itu penuh kebencian. Sesaat dia pun bingung apa yang harus dilakukan. Melihat sosok yang dipanggil telah datang, Wu Xie kehilangan rasa malunya, menghambur ke arah Zhang Qiling dan berdiri di balik lindungan punggungnya yang lebar.

"Dari mana datangnya mahluk itu?" desis Zhang Qiling.

"Aku juga tidak tahu. Sepertinya dia nyaris saja mencabuliku."

Zhang Qiling mendengus. Menyadari bahwa Wu Xie tidak pernah kehilangan sarkasmenya. Namun ia memang merasa marah pada siapa pun atau apa pun yang berani mengganggu kekasihnya.

Wanita bergaun putih itu mengeluarkan suara geraman, kemudian sosoknya berpindah tempat dalam sekejap mata, menyisakan kepulan asap tipis keabuan.

"Heh?!" Wu Xie terperangah. Matanya mengerjap-ngerjap cepat.
"Apa dia bermaksud mengajak kita bermain petak umpet?"

Saat itu tangan Zhang Qiling bergerak cepat mengambil sebilah belati dari balik jaketnya, melemparkannya ke sosok mahluk itu. Bilah bajanya berkilau dalam keremangan, menderu ke arah sasaran.

Ada bunyi benturan waktu pisau itu menghantam dinding, menancap kuat nyaris separuhnya. Namun mahluk bergaun putih telah kembali berpindah tempat. Kali ini berdiri di kepala tempat tidur, menyeringai pada Wu Xie.

Sialan, dia mengejekku, batin Wu Xie dongkol.

"Dia mahluk gaib, Xiao ge. Belatimu sama sekali tidak berguna," bisik Wu Xie.

Tidak sempat menanggapi ucapan Wu Xie, Zhang Qiling melompat ke arah si mahluk sambil mengibaskan pedangnya.

"Astaga, dia tidak mau mendengarku," desah Wu Xie.

Gerakan dua sosok hitam dan putih itu sangat cepat seperti kilatan cahaya hingga Wu Xie merasa pusing dan hanya berdiri menempelkan punggungnya yang basah ke pintu. Raut wajahnya tegang sementara benaknya menduga-duga dari mana mahluk sialan ini muncul dan mengganggu acara bulan madu romantis mereka.

Kekacauan pun tak terhindarkan. Mahluk itu melesat berpindah-pindah tempat sementara Zhang Qiling setia mengejarnya seperti bayangan. Beberapa benda beterbangan dan jatuh ke lantai. Wu Xie mendelik saat melihat kamera kesayangannya di atas meja, memberanikan diri untuk berlari dan mengambilnya sebelum tendangan Zhang Qiling tanpa sengaja menghancurkan benda itu.

"Fuhh, hampir saja ... " desahnya panik, kembali menempelkan punggung lengketnya ke pintu. Beberapa saat dia sibuk mengotak-atik kameranya, sambil memikirkan cara bagaimana membantu Zhang Qiling.

Apakah cahaya bisa membuat mahluk berpakaian putih itu ketakutan?

Itu adalah awal dari kekonyolannya yang tak kenal waktu namun terkadang berguna tanpa dia duga.
Dia menembakan blitz kamera ke sembarang arah tapi ada reaksi yang cukup mengejutkan dari mahluk itu. Geramannya terdengar berat dan tiba-tiba ia berhenti seakan-akan terkejut karena ada kilatan cahaya yang menyambar.

𝐍𝐞𝐜𝐭𝐚𝐫 𝐨𝐟 𝐌𝐞𝐦𝐨𝐫𝐲 (𝐏𝐢𝐧𝐠𝐱𝐢𝐞) Where stories live. Discover now