1 ; Who is Her Name?

342 37 4
                                    

"Harusnya aku tahu, rasa penasaran itu awal dari perasaan dalam ini padamu"

●●●

Nampaknya, hari ini murid-murid Sekolah Gemerlang High School dihujani oleh keberuntungan. Jam pelajaran kedua mereka harus ditiadakan karena guru-guru sedang melaksanakan rapat. Sejak diumumkannya pemberitahuan itu, satu sekolahan mendadak ramai. Sedikit sekali yang masih memilih belajar mandiri dikelas, beberapa orang tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini untuk membolos, ada juga yang melengos kekantin atau membuat perkumpulan untuk saling berbagi cerita.

Tapi, agak sedikit berbeda yang dilakukan seorang gadis dengan sketchbook ditangannya itu. Tidak ketinggalan earphone itu menancap ditelinganya, ia berjalan menuju taman baca dan tenang duduk disalah satu bangku disana.

Pensil yang tadi ia kantongi itu mulai digerakkannya pada lembar sektchbook, setahap demi setahap sketsa itu mulai jelas menampakkan gambar yang sebelumnya hanya imajinasinya saja. Sejujurnya ia tidak terlalu peduli dengan jam kosong atau pun tidak. Toh, semuanya akan sama saja, ia kan sendirian. Tidak perlu dikasihani, ia sendiri yang memilih untuk menikmati kesendirian itu.

Namun, tidak bertahan lama sebuah ketenangan itu karena tiba-tiba saja ada seorang laki-laki menghampirinya, membuat sang empu sedikit terkejut dengan kedatangan yang tiba-tiba dan tidak diundang itu.

"Hai!"

Dia Keenan, yang sebelumnya memang sudah memperhatikan dari jauh gadis itu berjalan kearah taman baca, jadi tanpa basa-basi langsung ia hampiri.

Gadis itu nampak tidak senang dan ia kasar membuka earphone-nya, matanya tajam menghunus jiwa Keenan disana. Meski tanpa berucap Keenan sungguh peka kalau sorot mata gadis itu seolah mengatakan kalau tidak ingin diganggu.

"Gue Keenan, yang kemarin lo liat diatap."

Lagi-lagi sang gadis memutar bola matanya. Gadis itu tentu tau namanya, secara semua cewek-cewek pada ngereog sebut-sebut 'Keenan Keenan Keenan' kalau pemilik namanya lewat.

"Jangan ganggu!" Ketus sang gadis.

"Boleh gue tau nama lo?" Tanya Keenan menepis gugupnya. Dengan pandangan yang menusuk Kanaya lamat menatap mata Keenan.

"Gue bilang jangan ganggu gue!" Sang gadis beranjak pergi bahkan tanpa menunggu respon dari Keenan, ia langsung melengos pergi meninggalkan Keenan yang merasa gagal.

"Ah, please nama lo aja, nama panggilan juga gak apa-apa." Mohon Keenan saat punggung sang gadis perlahan menjauh dan mustahil ia akan berbalik pada Keenan.

"Ck!"

Keenan duduk dibangku taman itu meraut kesal. ternyata gadis itu benar-benar tidak tertarik didekati apalagi mendekati dirinya.

Belum selesai dirundung kesal, nambah lagi satu yang buat Keenan frustasi.

Sosok gadis berambut panjang bergelombang mendekati Keenan. Keenan mendengus sabar, ia tersenyum pasrah kearah Gadis itu. Cewek super clingy ini, Alana Namanya. Dia ini emang udah naksir Keenan dari jaman kelas sepuluh, cuma ya Keenan emang gak tertarik sama dia.

[Alana Reine]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Alana Reine]


"Keenan, Sendirian aja nih"
"Nggak, berdua gue"
"Sama siapa?"
"Kuntilanak siang"

Alana terkekeh canggung, diikuti Keenan yang juga ikut terkekeh. "Kamu lucu deh, Keen" Alana menepuk pelan bahu Keenan. Cowok itu lantas beranjak dari duduknya dan hendak beranjak menjauh dari Alana, namun gadis itu sigap menarik lengannya.

"Mau kemana?"
"Ke Bogor.." Keenan menghela napasnya "Ya suka suka gue mau kemana."

"Ih disini aja dulu, aku temenin"

Keenan tersenyum seraya melepas genggaman Alana dilengannya. "Gue baru inget dipanggil Gema ke kantin tadi, jadi bye!" Buru-buru Keenan ngacir lari dari Alana. Sebenarnya bukanlah kebohongan ucapannya tadi, Gema dan yang lain memang sudah menunggu dikantin.

"Ih Keenan! ajak aku kek!" Gerutu Alana berdecak kesal. Gagal lagi gagal lagi ia mendekati Keenan.





●●●

Napasnya memburu setelah akhirnya ia sampai kehadapan teman-temannya. Tanpa ba bi bu be bo, Keenan menyambar lemon tea milik Wintara.

"Ai Keen, Lemon tea gue. Kalo haus pesen aja, ga punya duit lo?"

Napas Keenan terengah-engah belum mampu membalas ucapan wintara.

"Gue bayar minuman lo, Win!"
"Asik"

Wintara sumringah, Lagian pake bilang Keenan gak punya duit. Udah tau tuh anak isi rekeningnya nyampe tiga digit padahal belom aja kerja.

"Lagian kenapa sih, dikejer kunti lo?" Tanya Jevan Heran.

"iya Jev, takut gue"

Keenan duduk sebelahan sama Gema yang lagi ketawa-ketawa mendengar Keenan dikejer kunti.

"Siang-siang gini ada kunti?" Baskara mengusap tengkuknya merinding, matanya keliaran mencari-cari sosok setan legendaris indonesia itu.

"Ada! suka nempelin Keenan dia" Sambung Gema disambut tawa oleh Jevan. Sebenernya mereka udah tau kalau kunti yang dimaksud Keenan itu adalah Alana. Cuma ya Wintara sama Baskara masih ngira itu setan beneran, emang lemot dan polos ni dua bayi.

"Keen, jangan deket-deket gue. Takut kuntinya malah kepincut ke gue" Wintara menjauhkan tubuhnya dikit dari Keenan yang ada dihadapannya. Baskara juga sama, ia sembunyi dibelakang Jevan.

"Apaan sih, kagak ada" Sangkal Keenan.

Jevan sama Gema puas itu ketawa. Emang seru sih nejailin dua anak SMA tapi tingkah anak TK ini.

"Jadi gimana? udah tau namanya?" Tanya Jevan memastikan usaha temannya itu tadi.

Keenan menghela napas pasrah lalu menggeleng lesu. "Sulit, gue dateng aja langsung dihunus pake tatapan tajem"

Wintara dan Baskara serentak mentertawakannya.

"Mampus! dia emang gak tertarik sama lo!" Ucap Wintara ceplas ceplos, ingin rasanya Keenan mencubit pipi wintara sampe merah kayak tomat. Tapi takut jadi kasus penganiayaan pada balita.



●●●









"Apa kegantenganku beneran menurun drastis?" batin Keenan dalam hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa kegantenganku beneran menurun drastis?" batin Keenan dalam hati.

Enggak loh, kamu tetap ganteng dihati aku mas terang
-author ✌️


SORRY || Brighttu [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang