2 ; Pulang bareng

252 33 8
                                    

"Boleh ku ulangi momen kecil namun indah itu?"


●●●

Hari ini tidak seperti biasanya, Keenan membawa Marchendes Benz hitamnya yang memang jarang sekali ia pakai. Biasanya untuk pergi kesekolah ia dijemput oleh Jevan atau kadang Gema. Bukan karena apa, ini cowok kalau udah pake si hitam manis-Nama mobil Keenan- akan nambah demage kegantengannya, layaknya pangeran berkuda putih.

Hal itu dibuktikan dengan suara teriakan heboh para gadis-gadis satu sekolahan saat Keenan keluar dari Si hitam manis. Tidak hanya itu, mereka seolah-olah meleleh saat Keenan menyeka rambutnya dengan tangan.

"Buseet Keen, tumben banget bawa si hitam manis" Sapa Jevan yang saat itu juga baru memarkirkan mobilnya tepat dipinggir mobil Keenan.

Keenan hanya mengangkat alisnya. Yoi!

Tidak lama munculah BMW yang sudah dipastikan itu milik Gema. Sang empu keluar dari mobilnya dengan tersenyum Miring. Seolah tidak percaya kalau Keenan rela mengeluarkan mobil kesayangannya hanya untuk pergi kesekolah.

"Ini seriusan? Kesambet jin apaan lo?"  Gema terkekeh, Keenan mengangkat bahunya seraya menaikkan smirknya.

"Yaa, some girl need material boys, Right?"

Jadi, tujuan Keenan adalah untuk memancing si gadis itu agar tertarik dengannya, ia mengira kalau si gadis tidak tahu kalau Keenan itu tajir melintir dan Keenan beranggapan kalau si gadis merupakan salah satu cewek yang suka dengan barang-barang mewah.

"Hai guys selamat- Astagah!"

Dari arah gerbang depan muncul Baskara yang baru sampai setelah diantarkan oleh supirnya. Melihat Benz mulus itu terparkir membuat Baskara speechless.

"Mulus banget, tumben dibawa keluar"

Keenan hanya menyungging senyum seraya mengangkat alisnya. Akhirnya mereka bergegas masuk ke kelas, melewati koridor-koridor yang penuh oleh tatapan cinta para gadis-gadis itu. Iyalah, dengan Keenan yang membawa Benz-nya saja sudah jadi hot topic hari ini.

Dan tidak jauh dari posisi Keenan saat ini, ia melihat sosok gadis yang terus menganggu pikirannya hingga ia rela-relanya mengeluarkan si hitam manis keluar kandang.

Target in!

"Gue duluan!"

Pamit Keenan, melihat arah yang ditujunya, Jevan sudah mengerti maksud hati Keenan. Mereka hanya menatap punggung Keenan yang menjauh.

"Menurut lo, dia bakal berhasil?"

Gema melipat tangannya didada seraya mendengus remeh. "Entahlah, kalo udah sampe ngeluarin hitam manis, belum berhasil juga, asli sih" 

"Lo sih Bas!"
"Lah kok gue? dia aja setuju kok" Sangkal Baskara.

Gema hanya menggeleng pelan, lalu akhirnya mereka masuk ke kelas.

...

"Halo Princess!"

Keenan menyapa si gadis dari arah belakang, sontak si empu menoleh untuk mendapati sosok yang memanggilnya dengan sebutan 'Princess' itu.

Dasar Alay!

Keenan tersenyum, manis sekali. Namun nampaknya hal itu tidak mampu membuat gadis itu membalasnya demikian juga. Hanya wajah jutek dan malas itu yang ia dapatkan.

Keenan menyeka rambutnya dengan jemari yang juga masih terselip kunci mobil Marcendes Benz nya. Seolah-olah menunjukkan itu pada si gadis.

Bukannya tersanjung, si gadis malah memutar bola matanya lalu hendak beranjak pergi. Malas menanggapi cowok ini.

SORRY || Brighttu [Revisi]Where stories live. Discover now