❝ Human Devil? Masa sih manusia bisa menjadi iblis? ❞
❝ Manusia 'kan, bisa lebih keji dari iblis itu sendiri.❞
『••✎••』O N • G O I N G
Jam tangan mewah, rumah besar, jas mahal. Semua itu kau dapatkan dengan mudah.
Namun, apa yang membuat iblis dan ma...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
1 HARI SEBELUM PESTA ANAK BARU...
"Ah, kita ketemu lagi disini~"
Lelaki dengan seragam sekolah dan tindik yang banyak itu menatapmu, melambaikan tangan.
"...halo." Ucapmu singkat.
Lelaki itu tertawa kecil, menekan tombol di vending machine yang sama saat kalian terakhir kali bertemu.
"Dia anak sekolah? Tindiknya banyak banget gitu ga dimarahin ya?" Pikirmu, menatap lelaki itu.
"Ada sesuatu di wajahku?"
"Eh?....tidak ada."
"Hmm~ suka soda leci ya? Kau sepertinya ingin membelinya lagi." Komen lelaki itu, kau mengalihkan pandangan dan menatap telunjukmu yang ingin menekan tombol minuman soda itu.
"Tidak juga...aku hanya....eeee..."
Bukannya kamu tidak mau menjawab, hanya saja...
"Bahasa Jepangnya apaan si?!"
Kamu tidak tahu cara mengucapkannya, duh bikin malu saja di depan anak sekolah.
Salahkan Makima yang tiba-tiba membawamu kemari tanpa persiapan, kau jadi buta kanji di Jepang karenanya.
Melihat gelagatmu yang kebingungan, lelaki itu tertawa kecil, dia memasukkan uang lagi, kemudian membeli soda leci itu.
Kini ada dua kaleng minuman di tangannya.
Kemudian, meletakkan kaleng minuman berwarna hijau yang ia beli di tanganmu.
"Ini matcha, bagus untuk kesehatan." Ucap lelaki itu.
"Minum soda terlalu banyak itu tidak baik untuk kesehatan." Lanjut lelaki itu, membuka kaleng soda leci yang tadinya ingin kau beli dan meminumnya.
Kau menatap vending machine, menampilkan harga matcha yang tertera dengan angka.
Kau akhirnya menyodorkan uang kepadanya, namun laki-laki itu kebingungan.
"Itu...matcha." Kau menunjuk-nunjuk matcha di tanganmu.
Akhirnya, dia tertawa lepas.
"Kenapa ketawa mulu sih? Jadi takut." Pikirmu dalam hati.
Padahal, niatmu memberikan uang itu karena kau takut di tuduh malak duit anak sekolah.
"Tidak perlu kok, aku traktir! Lagian uangku masih cukup banyak dari pekerjaanku~"
Lelaki itu pamit pergi, meneguk soda leci yang berada di tangannya.
Ctak.
Kau membuka kaleng matcha itu.
"Enak juga." Gumammu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
