00.35

434 43 0
                                    

Kuroo menatap kagum kotak bekal berukuran besar yang ada di hadapannya. Di dalamnya terdapat nasi yang sudah di bentuk seperti wajah kucing, teriyaki, sosis yang di potong seperti gurita, dan beberapa buah-buahan segar.

Kuroo menoleh dan menunjuk kotak bekal itu. "Ini buat aku?!" tanyanya dengan penuh semangat."

Kenma mengangguk kecil mendengar itu. "Iya. Di makan, ya pas di kantor."

Kuroo mengangguk dengan penuh semangat dan segera duduk di kursi meja makan. Berniat untuk memakan sarapannya.

"Jadi gak sabar buat makan siang, hahaha. Bikin nostalgia waktu bocah aja." ucap Kuroo sambil mulai memakan sarapannya itu.

Kenma yang mendengar itu hanya terkekeh kecil, syukur jika Kuroo menyukai bento buatannya itu.

"Oh iya, tumben kamu buatin aku bento." ucap Kuroo sambil menatap Kenma.

"Kerjaan kamu banyak akhir-akhir ini. Karena aku takut kamu gak sempet makan siang aku buatin aja." jawab Kenma enteng.

Kuroo menelan nasi yang ada di dalam mulutnya itu dengan cepat kemudian menatap Kenma dengan tatapan lembutnya.

Tolong, ini Kenma sangat pengertian. Membuat Kuroo ingin menciumnya saja.

"Makasih, ya. Karena merhatiin aku banget."

"Ini bento nya di buat pake cinta, kan?"

Kenma mengangguk kecil mendengar itu. "Iya, aku curahin seluruh rasa cinta aku di sana. Makanya, habisin nanti!!"

"Siap, sayang!!"

Kenma terkekeh menyaksikan Kuroo yang mengatakan itu sambil hormat ke arahnya.

"Ya udah, makan sarapannya nanti telat aja."

Bukannya segera menghabiskan sarapannya. Kuroo malah mendorong piring itu menuju kearah Kenma yang duduk di seberangnya.

Dia tersenyum hingga matanya menghilang. "Suapin."

"Tangan kamu kenapa emangnya?" tanya Kenma sambil meraih piring itu.

"Gak kenapa-napa. Pengen di suapin sama kamu aja..."

Kenma yang mendengar itu hanya menggelengkan kepalanya. Meskipun begitu, tangannya tetap bergerak untuk memasukan sesuap nasi ke dalam mulut suaminya itu.

Kuroo menerima suapan itu dan mengunyahnya perlahan sambil memejamkan matanya. Menikmati rasa masakan buatan Kenmanya itu hingga akhirnya dia menelannya.

"Udah aku duga."

Kenma mengangkat satu alisnya mendengar itu.

"Masakan kamu jadi tambah enak kalo kamu nyuapin aku."

Kenma yang mendengar itu hanya menggelengkan kepalanya. Agak lain memang suaminya ini.

"Iya makasih, tapi cepetan makan dan berangkat. Cari uang yang banyak biar aku bisa hidup enak." ucap Kenma dengan gurauan di akhir.

Sungguh, itu hanya gurauan agar suaminya ini semangat bekerja. Lagi pula jika dia harus hidup susah ketika dia bersama Kuroo. Kenma akan tetap menerima itu dengan senang hati.

Tentu saja dengan syarat, harus dengan Kuroo.

"Apa sih yang enggak buat kamu." Kuroo berkata sambil kembali menerima suapan Kenma dengan lahap.

Hingga tidak terasa bahwa itu adalah suapan terakhir karena sarapan yang di hidangkan di piring itu sudah habis.

Kuroo segera mengambil segelas air kemudian meneguknya setelah itu dia segera meraih kotak bento yang sudah berada di dalam paper bag.

Sebelum pergi menuju ke kantor dia menghampiri Kenma yang masih senantiasa duduk di kursi meja makan sambil memperhatikannya.

Dia mendaratkan kecupan singkat pada kening Kenma kemudian mengusap lembut surai dwi warna itu.

"Aku mau berangkat, kamu gak mau kiss aku?" tanya Kuroo.

Kenma terkekeh pelan. Dia segera menggerakkan tangannya seolah menyuruh Kuroo mendekat.

Kuroo yang paham maksud itu pun tersenyum senang, dia segera mendekatkan wajahnya pada wajah Kenma dan dengan cepat Kenma mengecup pipi suaminya itu.

"Semangat kerjanya."

Kuroo mengerucutkan bibirnya. "Sekali doang?"

Mendengar itu membuat Kenma mengecup pipi sebelahnya dan mengecup bibir suaminya itu.

"Udah. Hati-hati!!"

Kuroo yang mendapatkan ciuman itu tentu saja sangat bersemangat. Senyum sumringah terpancar di wajahnya dan dia segera pergi meninggalkan Kenma.

Kenma tidak mengantarnya sampai ke pintu. Dia hanya duduk diam sambil melambaikan tangannya dan menyaksikan punggung Kuroo yang perlahan mulai menjauh itu.

Lika-liku • Kuroken[✔]Where stories live. Discover now