Bab 25.

125 8 0
                                    

Selesai berganti pakaian, Davi segera menemui istrinya yang tidak kunjung datang.

Apa mungkin Sera tersesat di gedung milik keluarganya sendiri? Davi tertawa kecil. Apa-apaan dengan isi kepala? Mengapa pikirannya akhir-akhir ini selalu tertuju pada Sera?

Membetulkan letak dasi kupu-kupu dan merapikan ujung jas yang dikenakan. Rasa penasaran menyergap sampai Davi tidak pernah hafal tipe jamuan makan yang diadakan sepupunya sendiri.

Meski ia dan Celia dibesarkan, istilahnya, oleh orang tua yang sama. Namun, tentu saja ada perbedaan mendasar. Celia merupakan anak kandung Om Theo yang selalu dilimpahi kasih sayang dan materi.

Sedangkan, dirinya? Hanya anak sebatang kara yang mau tidak mau harus diurus karena kebetulan ibunya dan Om Theo kakak beradik.

Davi akhirnya melangkah keluar dari ruang kerja sambil menenteng bungkusan yang berisi pakaian kerja. Ia melewati lorong yang kubikel pegawainya yang sudah lowong. Beberapa kepala terakhir yang menghuni kantor lalu mengangguk seraya berpamitan.

Begitu sampai di depan toilet perempuan, jarinya sengaja mengetuk pintu dan menyebut nama istrinya. Tidak ada jawaban.

Kepala Davi memandang kiri dan kanan, ia tidak mau disangka penguntit di kantornya sendiri. Tepat saat ia hendak mendorong pintu dan memastikan dimana keberadaan Sera, salah satu petugas kebersihan muncul dari dalam.

"Pak Davi," sapa pegawai ramah sambil membawa peralatan kebersihan.

"Apa ada istri saya di dalam?"

Pegawai yang Davi tidak hafal namanya terlihat bingung lalu menggeleng. "Tidak ada siapa-siapa, Pak."

Davi mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan yang hampir kosong dan bertanya dimana Sera.

Setelah petugas kebersihan pamit dan melanjutkan pekerjaan, Davi menghubungi ponsel Sera yang tidak menjawab panggilannya. Lalu terdengar sayup dering ponsel Sera dari salah satu ruang rapat di lantai direksi tidak jauh dari kamar mandi.

Langkah Davi bergegas mencari asal usul suara ringtone khas milik Sera. Nada cosmic yang memang sengaja dipasangnya beberapa waktu lalu saat mereka menghabiskan liburan bersama.

Mendorong pintu ruang rapat khusus Direksi, Davi lalu menemukan istrinya terduduk di salah satu kursi petinggi dan dihalangi Darius. Keduanya menangkap sosok Davi yang sedang berdiri di ambang pintu.

"Sayang," panggil Sera dengan nada suara bergetar. Sepasang tangan Darius yang melingkar di lehernya terlepas begitu saja.

"Apa-apaan ini?" Suara Davi menggelegar. Ia menjatuhkan tas kertas coklat yang berisi pakaian kerjanya. Langkahnya secepat kilat menghampiri sang istri.

Tangan Davi menarik ujung kerah kemeja milik Darius lalu mendorongnya ke dinding. Tanpa persiapan, pria yang menjadi bawahannya itu terpental karena tindakan Davi.

"Apa yang Anda lakukan pada istri saya, Pak Darius?" Davi membentak sambil mendorong dada pria itu. Makin kesal dengan perbuatan kurang ajarnya terhadap Sera, ia lalu melayangkan tinju pada salah satu pelipis Darius.

Pukulan Davi meleset karena pria yang diduga mencekik istrinya itu berhasil menghindar ke kiri. Saat tinju lain hendak mendarat di pelipis yang lain, Sera menahan tangan Davi untuk melakukan kekerasan.

"Jangan, Davi. Berhenti." Sera berteriak tertahan sambil memeluk pinggang suaminya.

Davi dapat merasakan guncangan pada pelukan Sera, sesaat kemudian ia tersadar. Kepalanya menoleh pada istrinya, "Apa yang sedang kalian lakukan di sini?"

Sera menggeleng. Davi makin mencengkram kerah kemeja milik Darius dan menempelkan pria itu dinding ruang rapat.

Meski keduanya memiliki tinggi yang hampir sama tapi Davi tahu lawannya lebih fit. Pandangan mata keduanya sejajar. Davi melihat ujung mata Darius masih mengekor pada sosok Sera yang berada di balik punggungnya.

"What the fuck are you doing?" Davi bersikeras mendapat jawaban dari Darius. Kedua lelaki itu saling pandangan dengan nyalang.

"Jangan, Mas. Ini kantor, aku nggak apa-apa." Sera berusaha menenangkan suaminya.

Tidak disangka Darius mendorong balik Davi. Tubuhnya bahkan hampir menimpa Sera jika ia tidak menahan diri dengan kuda-kuda.

"Kita tidak punya urusan, Pak Davi." Darius membetulkan kerah kemejanya yang ditarik Davi. Kini pria yang menjabat sebagai Direktur Keuangan itu berdiri tiga langkah dihadapannya.

Ingin Davi mencekik mati Darius yang terlihat pongah dan masih mengintai sosok Sera dengan sepasang ujung matanya. Namun, ia tahu mereka berada di dalam kantor dan akan berujung pada tindakan kriminal.

"Kami mungkin hanya salah paham," jelas Darius.

Davi tahu pria di depannya sedang mengatur alasan agar ia tidak memperpanjang urusan mereka saat ini. "Saya belum selesai bicara, Pak Darius."

"Kalau begitu saya pamit." Darius mengangguk pendek padanya dan Sera sebelum akhirnya berbalik dan menuju pintu.

"Sayang, sudah." Sera menahan langkah suaminya yang hendak mengejar Darius. "Hanya salah paham, aku akan jelaskan di rumah."

Cengkeraman tangan Sera pada lengannya menjadi pengingat bahwa Davi harus memeriksa kondisi istrinya dibanding mengejar Darius. Pria itu tidak akan lolos darinya. Bagaimana pun juga dirinya akan meminta menguak yang terjadi pada Darius dan Sera.***

Add this book to your library! Love and Vote!

Bad CEO's Babymama [Tamat50BabFullKryaKrsa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang