Bab 27.

129 7 0
                                    

Sesi membuka hati pada orang lain bukanlah kegiatan favorit Davi, meski orang itu adalah istrinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sesi membuka hati pada orang lain bukanlah kegiatan favorit Davi, meski orang itu adalah istrinya. Sera.

Setelah peristiwa kemarin sore yang terjadi antara Sera dan Darius di kantor mereka, lalu lanjut percakapan tidak menyenangkan antara keluarga besar dimana mereka mengungkit masa kecilnya yang pahit.

Mengapa keluarga besar selalu mengecilkan nyali dan membuat dirinya seolah tidak berharga?

Davi mengusap wajah dengan kasar di bawah pancuran shower kamar mandi. Air sedingin es menghujam tubuh. Waktu masih menunjukkan pukul tujuh pagi.

Seketika itu pula, pintu kaca yang memisahkan ruangan shower dengan bagian kering kamar mandi dibuka istrinya. Sera yang mengenakan kimono tidur dengan rambut yang digelung seadanya menatapnya dari atas ke bawah.

Kepala Davi menoleh ke samping. "Ada apa, Sera?"

"Mas, mau ditemani?" Sera bertanya sambil menyandarkan kepala di pinggir pintu kaca. Senyum jahil terukir di ujung bibirnya.

Tidak banyak kata, Davi menarik tali kimono yang dikenakan Sera agar mendekati tempatnya berdiri. Dengan sebelah tangan, Davi mengganti air pancuran agar mengalirkan air hangat.

Sepasang tangannya menangkup wajah Sera, ia menyapu bibir istrinya yang sudah bersiap setengah terbuka. Davi dengan gencar memberi ciuman yang tegas. Lidahnya tidak sabar menyerbu mulut lembut milik Sera.

Dengan sekali tepis kimono berbahan sutra yang dikenakan Sera terjatuh begitu saja di lantai mandi yang kini tergenang air hangat. Davi tidak peduli jika saluran pembuangan mampet dan membuat banjir kamar mandi.

Sepanjang Sera memberi lampu hijau, ia harus memanfaatkan momen ini.

Sera merapatkan diri pada Davi, sepasang kaki jenjangnya berada di tengah gairah miliknya yang menegang.

"Kamu nakal, Sera. Jangan bikin Mas penasaran."

Sera menggeleng pendek. Kedua mata terpejam dan menikmati air pancuran hangat mulai membasahi ujung kepala sampai ujung kaki.

Jari Davi bergerilya menangkup sepasang bukit kenyal istrinya dengan puncak yang tidak mau kalah ikut berpacu dengan gairah paginya sendiri. Penerimaan mulut Sera terhadap belitan lidahnya makin membuatnya bersemangat.

Ia mendorong tubuh istrinya pelan ke dinding kaca terdekat. Hawa panas ruang kaca menguap memenuhi ruangan kamar mandi. Tubuh polos Sera menempel dengan indah di baliknya. Davi tidak tahan lagi.

Lidahnya mencari cara lain untuk sampai ke puncak sang istri. Sambil menggerayangi kedua sisi tubuh Sera, ia lalu bertumpu pada satu lutut. Davi menjilat salah satu puting istrinya yang sudah lembab, sedangkan tangan lain meremas bukit lain.

Sera mendesah dan memanggil namanya pelan.

Tangan istrinya memilin pelan helai rambut Davi yang klimis akibat pancuran. Jemarinya meremas saat bibirnya mendarat tepat di bawah perut dan menuju ke area segitiga. Kecupan kecil Davi dan permainan lidah Davi seolah sengaja menggoda Sera.

Davi dapat mendengar desah tertahan yang keluar dari mulut sang istri beserta lengkungan tubuh Sera karena hujaman lidahnya. Misi pagi ini adalah membuat istrinya puas untuk mengalihkan rasa frustasinya akibat kejadian semalam.

Bahu Davi tidak selamat dari cengkeraman kuku Sera yang tertanam akibat kenikmatan dari lidahnya. Gelombang hasrat itu makin dipanaskan dengan sapuan cepat jari pada titik sensitif Sera.

"Sayang," ucap Davi sambil mendongak dan memperhatikan wajah Sera dengan sepasang mata yang terpejam. Kepala istrinya menekan dinding kaca yang basah. Hanya ini usaha yang bisa dilakukan Davi untuk menunda kemarahan di antara mereka berdua untuk sementara.

Sapuan Davi makin cepat disertai belitan lidahnya pada lubang kenikmatan istrinya. Dorongan terakhir membuat Sera menjerit pelan tertahan sambil memanggil namanya, Davi.

***

Keduanya sudah berada di meja makan, Davi sudah mengenakan setelan tennis untuk mencari perhitungan dengan Darius. Ia tahu setiap sabtu pagi, koleganya itu selalu berlatih di salah satu klub janapada terkenal.

"Mas, mau latihan olahraga lagi?"

Davi mengulum senyum, ia tahu kemana arah pertanyaan istrinya. "Biasa, ada janji temu dengan calon investor yang tertarik pada perusahaan."

"Mendiang Mas Edric biasanya mengundang di lapangan golf."

"Aku tidak terlalu pandai main golf, Sera." Tapi, Darius lain cerita. Davi memperhatikan wajah istrinya yang cantik, Sera belum menceritakan apa pun soal peristiwa menyangkut dirinya dan Darius.

"Mau aku temani?"

Davi menggeleng atas usulan Sera, "Kamu istirahat saja di rumah mumpung akhir pekan. Jangan terlalu memaksakan diri, masih harus check-up sekali lagi kan kata Dokter Melia."

Jari Sera menangkup punggung tangannya, "Terima kasih atas perhatiannya, Mas." Keduanya saling menatap.

Batuk kecil memotong suasana intens antara mereka, Davi lalu memotong. "Jadi apa yang terjadi antara kalian, Sera?"***

Add this book to your library! Love and Vote!

Bad CEO's Babymama [Tamat50BabFullKryaKrsa]Where stories live. Discover now