1.9 Momotori Shuzuki

56 12 5
                                    

"Tuan, izinkan aku mencarinya."

Pria jakung dengan kaca mata itu menunggu jawaban dari mulut seorang yang ada didepannya.

Pria dengan tukedo hitam tengah merokok itu memandangnya malas. Menuangkan wiskie dan meminumnya cepat.

"Ya aku sanggupkan, asal kau bisa bawanya kembali padaku."

...

Hera benar cantik sekali, di ruangannya dengan beberapa orang pelayan wanita tengah mempersiapkan semua hal untuknya. Gaun panjang, riasan yang terlihat agak mencolok serta perhiasan yang membelenggu lehernya.

"Sudah selesai, kami keluar dulu nona."

Kedua pelayan itu pergi setelah mendapatkan ijinnya.

Hera menatap pantulan dirinya, "Apa aku akan di jual?"  tanyanya pada dirinya sendiri. Ini hanya sekedar pertemuan dan makan antar keluarga. Ya keluarga Daniel Namjun akan datang untuk melihatnya.

"Nee-san! Kau terlihat cantik seperti jalang--"

"Diam kau!"

Kyuna langsung terdiam mendapati muka Hera yang tak bersahabat. Mungkin karena beberapa hari terkurung membuat Hera sedikit sensitif.

"Sekali tidak bertemu dengan atasanmu yang seksi itu, Nee-san jadi agak sedikit murung ya."

"Diamlah.."

"Nee-san suka padanyakan?" Pertanyaan Kyuna membuat Hera terdiam. Menyukainya? Sungguh benak mana yang mengatakan jika dia menyukai atasannya.

Hera tidak menjawab, takkan ia biarkan hatinya berbicara tentang kesungguhannya. Mencintai pria yang susah untuk diajak berpikir tentang masa depan.

"Nona. Silahkan, mobil untuk anda sudah datang." Seorang pelayan mempersilahkannya untuk keluar.

Ya pertemuan kurabg lima belas menit lagi. Sialan, kenapa dia menjadi sangat ragu untuk melangkah keluar.

Dengan perasaan ragu. Masih berharap tentang sesuatu yang tak pernah ia harapkan datang. Hera menatap lekat Kyuna. "Tolong jaga rumah dengan baik." Ucapnya sebelum pergi.

Di depan, mobil yang sudah di persiapkan untuknya untuk datang tepat di depan teras. Memasukinya dan segera menuju ke tempat pertemuan berada.

Hera menggerutu dalam hati, merasa putus asa dan kecewa. 'Untuk apa mengharapkan bantuan dari orang yang tak pernah ada aku dihatinya' seolah menyindir seorang.

Menatap langit senja yang mulai berwarna jingga sempurna. Hera tak pernah membayangkan hidupnya akan membosankan di kemudian hari. Rasanya, mencintai Gabriel Yoongi seperti cinta yang buta bahkan tak ada arah.

Mobil berhenti mendadak. Membuat Hera hampir terjungkal kedepan. Dahinya terkatuk seat depan. Namun saat melihat kaca depan, satu mobil hitam mencegat mereka. Ah tidak bukan hanya dua, tiga lagi mengelilingi mobil yang dia tumpangi.

...

Yoongi menatap dua orang yang terikat di ruang rahasianya. Berjalan berputar sebelum melihat lekat seorang yang menatapnya penuh kebencian.

"Cih, kenapa kau menatapku seperti itu? Bukankah seharusnya bersyukur aku tidak menyuruh bawahanku untuk tidak membawa kalian ke polisi?" Mencengram rambut pria itu agar membuatnya mendongak. "Katakan siapa yang menyuruhmu?"

"Tidak akan aku beritahu."

Lalu suara tendangan bersahutan dengan suara teriakan. Yoongi menghentikan aksi bawahannya. Menyuruh mereka untuk pergi dengan isyarat.

"Kau tidak memberitahu pun aku sudah tahu." Mengambil kartu nama yang jatuh, Yoongi tersenyum tipis. "Momotori Shuzuki." Katanya tanpa membalik kartu nama itu.

Pria itu merasa tercekik, "Kau--"

"Tidak kau beri tahupun aku sudah tahu." Yoongi mendekat tepat di sebelah telinga pria itu. "Bahkan rekanmu yang lain tengah memblokir jalannya." Katanya dingin.

"Kau.. siapa sebenarnya?" Suara pria itu sedikit bergetar.

Yoongi menghembuskan nafasnya, mengambil kaca mata dari saku jasnya dan duduk sembari melihat kartu nama itu.

"Bagaimana jika kau mau bekerja sama denganku, tuan Jamie. Aku pastikan keluargamu akan terbebas dari ancaman." Ucapnya tersenyum puas seolah barternya akan disetujui dalam waktu cepat.

...

Hera tidak akan keluar dari mobil, sekalipun orang-orang yang mengerumuni mobilnya itu sangat membabi buta. Orang-orang ini, Hera masih ingat kalau mereka adalah suruhan Momotori--siapa lagi kalau tidak sang mantan kekasihnya.

"Nona, maaf tidak bisa mengantarkan." Sopir itu meminta maaf. Hera tidak berkata apapun, dia diam di kursi belakang. Pikirannya berkecamuk, antara takut dan berpikir apakah ada yang menyelamatkannya kali ini.

Sejujurnya ia tidak ingin kembali pada masa lalunya. Momotori, pria tanpa belas kasihan, tanpa memikirkan perasaan itu benar-benar menakutkan untuknya. Padahal kalau dibandingkan dengan Yoongi, pria itu jauh lebih baik meski hasrat seksual keduanya benar-benar tinggi.

"Nona sepertinya mereka mengincar anda. Apa anda mengenal mereka?" Sopir itu bertanya. Hera tidak bergeming sama sekali.

Alih-alih ingin mengalihkan perhatian malah beberapa orang lain datang dan menyerang orang-orang milik Momotori, dari sini Hera merasa lega tetapi siapa orang-orang lain ini?

Kaca mobil sebelahnya diketuk seolah menyuruhnya menurunkan sedikit kaca guna mengobrol. Hera dengan ragu membuka sedikit kaca mobilnya, benar pria itu mengatakan sesuatu padanya.

"Tuan Gabriel ingin bertemu denganmu. Temui beliau biar saya yang urus mereka."

"Tapi kami harus pergi ke--"

"Balik putar mobilnya, antarkan ke apartemen hills." Hera memutuskan perkataan sang sopir.

Dengan berat hati Sopir itu mengambil jalan memutar, mengantarkan Hera pada Gabriel Yoongi yang sudah menunggunya.

{Tbc}

{Tbc}

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Yes, Sir (M) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang