[8] Story

53 34 169
                                    


-Happy Reading-

"Saya belum tahu pasti apa rencana mereka kali ini. Tapi apakah tidak mencurigakan kalau semua yang terjadi sore tadi terlalu mudah untuk ukuran rencana Typographic?"

"Kau benar, itu memang terlalu mudah. Tapi tak apa kau jalani saja tugasmu di sana, jangan terlalu memikirkannya. Semudah apapun itu, tetap saja kakimu terluka karenanya."

Suara Emrick terdengar jelas disusul kekehan ringan dalam sambungan telepon. Crish ikut tersenyum tipis dalam hati, hanya dalam hati.

Setelah dirinya tiba bersama Asa ke salah satu Rumah Sakit di Saint Louis. Crish langsung dilarikan ke ruang UGD karena pada saat itu Crish sudah tidak sadarkan diri dengan banyaknya darah yang keluar. Sedangkan gadis yang membawanya turut dirawat seraya kembali menjahit lukanya yang memang kembali terbuka.

Satu jam yang lalu Crish baru saja sadar, tepat pukul dua dini hari. Dengan keadaan Asa yang terbaring tertidur pada salah satu sofa di dalam ruang rawat tempat Crish berbaring. Gadis itu nampak begitu pulas saat tidur, terlebih efek lelah yang ia dapatkan sepanjang hari ini.

Penampilannya hampir masih sama dengan terakhir kali Crish melihatnya saat melarikan diri dari hutan. Bedanya kali ini wajah Asa terlihat bersih, mungkin anak itu tadi sempat membasuh wajahnya sebelum tertidur. Namun tetap saja pakaiannya masih nampak kotor, bahkan dibeberapa Hoodie bagian tangan terdapat sedikit bercak-bercak kemerahan yang dihasilkan luka miliknya yang terbuka. Walaupun Hoodienya berwarna biru gelap, tetapi semua noda tampak sangat kontras terlihat.

Sampai saat ini, Asa masih tetap tertidur. Sejak Crish sadar, ia lebih memilih menelepon Emrick kemudian menceritakan semua hal yang terjadi padanya hari ini. Benar katanya waktu lalu, bahwa Emrick tidak pernah mengirimkannya pesan. Bahkan Emrick lebih memilih menyuruh orang kepercayaannya yang datang menemui Crish, tentunya Emrick tidak berniat membebankan semuanya kepada Crish.

"Aku pamit Crish. Satu hal lagi, sebentar lagi Charles akan datang menemuimu. Kau jangan pergi kemanapun sebelum bertemu dengannya." Perintah Emrick sebelum memutuskan sambungan telepon.

Crish hanya diam, ia tidak mengetahui siapa itu Charles terkecuali tentang laki-laki itu yang akan membawanya pada polisi Typographic. Jangan sampai kejadian sore tadi terulang.

Pagi ini Crish bersikeras untuk segera pulang ke New York dengan keadaan kakinya yang masih belum membaik. Dan pihak Rumah Sakit mengizinkan Crish untuk pulang, itu semakin membuat Asa Stress. Crish harus menggunakan tongkat untuk membantunya berjalan, benar-benar menyusahkan. Lelaki itu! Tidak salahnya jika harus beristirahat sebentar sebelum melanjutkan tugas mereka di Amerika.

Setelah perdebatan yang cukup panjang bersama Crish. Akhirnya tetap saja mereka pulang ke Apartemen di New York bersama satu orang asing bernama Charles. Lelaki berkaca mata itu memerintahkan Charles supaya mengemudikan mobilnya menuju New York karena ia tak bisa mengemudi dengan keadaan kaki yang usai tertembak. Beruntungnya Charles menurut, lelaki bertopi hitam itu sangat ramah dan menyenangkan semakin membuat Asa nyaman berbicara dengannya. Memang awalnya Asa mengintrogasi lelaki itu habis-habisan tentang apa tugasnya menemui ia dan Crish. Setelah dibuktikan, barulah Asa percaya bahwa Charles memanglah orang suruhan Emrick.

Justick, lelaki itu. Asa pernah berpikir bahwa ia akan mendapatkan teman baru ketika melihat Justick untuk pertama kalinya. Namun tetap saja keadaan tak memihaknya.

Satu hal lagi, beberapa jam yang lalu Asa memberitahukan kepada Crish tentang untuk pertama kalinya ia mengemudikan mobil sendiri. Tentu saja Crish Shock, lelaki itu berulang kali mengucapkan Syukur karena  tidak mengalami kecelakaan mobil. Sesuai dugaan setelahnya Crish memarahi Asa habis-habisan, walau Asa tak mendengarkannya.

Typographic SymbolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang