[12] How Are You?

34 25 104
                                    


-Happy Reading-

Kepalanya berdenyut sakit dengan mata yang susah untuk terbuka persis seperti yang pernah ia alami dulu di Rumah Sakit setelah berhasil selamat dari bukit.

Asa mengerang merasakan pening yang luar biasa pada kepalanya terutama rasa perih pada dahinya. Pegal sangat terasa pada bahunya kala ia mencoba untuk duduk.

Sekitarnya terasa memburam dan gelap sampai ia bisa menetralkan penglihatannya. Sebuah ruangan kumuh, persis seperti gudang dengan pintu yang tertutup rapat.

Wajahnya terasa sangat kaku saat ia menggerakannya. Lengket sekaligus kasar karena darah yang mengering disekitar wajah bagian sampingnya.

Ia menengok ke samping kemudian dikejutkan dengan keadaan Sea yang lebih parah dari dirinya.

Kedua tangan Sea terborgol dengan gelang borgol yang dikaitkan pada tiang kokoh Ventilasi. Wajah gadis itu nampak babak belur dengan darah kering menyusuri dahinya sampai dagu dan bahka--

"What The fuck man!?" Asa berdesis tak percaya.

"Sea!" Asa berseru pelan dengan kakinya yang berusaha menendang kaki Sea karena tangannya yang terikat seutas tali di belakang tubuh.

"Psst! Sea bangun!" Asa menendang pelan kaki Sea membuat Sea sedikit melenguh.

"Sea sadarlah!" Tepat setelah Asa mengatakannya Sea menunjukkan tanda-tanda akan bangun.

Mata gadis itu terbuka sedikit, menetralkan cahaya yang masuk pada retinanya.

"Kita tertangkap?" Suara parau Sea menyambut ke khawatiran Asa.

Asa mengangguk ribut dengan mata yang masih fokus menatap ke daerah leher Sea.

"S-sea?" Asa gagap.

Asa benar-benar tidak bisa mengalihkan pandangannya pada leher Sea.

Sea mengernyit kemudian sedikit menunduk sampai ada yang mengganjal pada perpotongan lehernya.

Perempuan berambut pendek itu terkejut bahkan sangat terkejut. Dengan suara tenang namun khawatir ia menyuruh Asa untuk sedikit bergeser mendekatinya.

"Tolong lihat dengan benar, apa yang terpasang di leherku." Sea menengadah memberikan akses untuk Asa melihat benda apa yang meliliti lehernya.

Asa mengernyit. Sebuah lampu kecil berwarna merah nampak berkedip-kedip dalam benda hitam yang meliliti leher Sea. Beberapa kabel halus nampak disekitaran benda. Sangat canggih, bahkan untuk melepaskan benda itu tidak terlihat tempatnya.

Kabel-kabel listril memenuhi benda  berwarna hitam itu. Kabel tersebut berwarna hijau, biru, dan merah. Dan lampu berwarna merah yang berkedip-kedip itu sedikit membuat Asa khawatir.

"Kurasa ini peledak." Sebenarnya Asa merasa ragu namun benda apa lagi? selain peledak di leher Sea.

Sea terbelalak.

"Sialan! Dan apa ini!? Tanganku di borgol? Oleh borgolku sendiri!?" Sea histeris setelah melihat tangannya terkunci tak berdaya.

Yang benar saja! Seorang polisi sepertinya di borgol dan dipasangi sebuah peledak? Di mana harga dirinya nanti.

Sedangkan Asa diam memperhatikan.

Sea mengalihkan pandangannya untuk menatap Asa."Oke, misi kita sekarang adalah melarikan diri." Sea memperhatikan sekitarnya menghilangkan rasa takut akan benda di lehernya.

"Lepaskan dulu tali yang mengikat tanganmu Asa."

"Bagaimana caranya?" Asa memiringkan kepalanya.

"Putar tanganmu ke bawah tubuhmu. Agar tanganmu yang terikat berada di depan."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 20 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Typographic SymbolWhere stories live. Discover now