Act 3: Fear

26 9 0
                                    

Tags/tw/cw: bxb, mention of witchcraft, toxic environment, witch hunting, religion fanaticism, side characters death, murder, punishment by death, explanation of black plague symptoms, slight gore, harsh words

Pair: Chanjin

Disclaimer: Apa yang ada di cerita ini sama sekali tidak berhubungan dengan idol yang bersangkutan. Semua murni hasil pemikiran author sendiri

 Semua murni hasil pemikiran author sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Semoga cepat sembuh."

Sam melambai pelan kepada anak laki-laki dan sang ibu yang baru saja meninggalkan rumah tinggalnya. Setelah memastikan mereka sudah menjauh, Sam segera merapikan mangkuk, tumbuh-tumbuhan obat, serta beberapa keranjang yang ada di atas meja. Hari sudah mulai sore, ia harus menyiapkan makanan untuk Chris saat dia pulang nanti.

Ah bukan, bukan Chris.

Suaminya

Pipi Sam merona. Setahun setelah Chris menyatakan perasaannya, pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulut Chris. Sma ingat betul pertanyaan itu keluar dari mulutnya pada awal musim gugur, mereka baru saja pindah dari sebuah desa dan berkelana entah kemana, mencari tempat yang bisa mereka sebut rumah. Mereka tengah beristirahat di bawah sebuah pohon besar yang warna daunnya sudah mulai berubah jadi merah-jingga saat Chris melontarkan pertanyaan itu.

"Sam, kalau kubilang aku ingin menikahimu, bagaimana?"

Sam menatapnya kaget.

Tidak romantis? Iya, Chris memang tidak romantis sama sekali, bagaimana mungkin pertanyaan sakral itu ditanyakan dengan begitu enteng tanpa bunga dan cincin?

"...Erm, apa kau sedang bercanda, Chris?" Tanya Sam ragu-ragu.

Chris mengusap tengkuknya. Gugup.

"Erm, maaf, kurasa pasti aneh mendengar kalimat itu tiba-tiba, apalagi aku tak membawa cincin, bunga, atau mempersiapkan diri dengan layak..."

Chris berlutut satu kaki di hadapan Sam. Jantung Sam berdegup kencang hingga ia takut detak jantungnya akan terdengar oleh Chris.

"Sam— Tidak, Samuel, sekarang, disini, maukah kamu bertukar janji setia denganku? Dengan keadaan kita sekarang, kita tidak bisa melakukan perayaan dan bertukar janji suci secara formal, namun,"

Chris mengambil napas dalam-dalam.

"Aku bersumpah akan selalu menjadi pelindungmu, aku akan menjadi tamengmu, aku bersumpah akan selalu mencintaimu apapun yang terjadi di masa depan nanti, maka... Maukah kau menjadi suamiku?"

Dan tentu saja Sam mengiyakan. Tidak mungkin ia menolak. Ia sama sekali tidak menyangka Chris ingin dia menjadi suaminya.

Ia adalah penyihir, ia adalah simbol dari dosa itu sendiri. Ia sudah bersiap jika suatu saat Chris akan meninggalkannya karena statusnya itu, karena ia manusia berdosa, karena ia membuat hidup Chris susah.

HeresyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang