MWCM-O1

8.1K 594 19
                                    

Hiruk pikuk pesta sudah berakhir meninggalkan rasa sedih dalam relung hati Jisung. Di pesta itu Jaemin sama sekali tidak pernah menatap dirinya, Jisung juga menerima ribuan cercaan yang di lemparkan padanya hanya karena dialah yang menjadi pengantin dari Na Jaemin.

Untung saja ada tuan Na yang dengan baik hatinya menemani Jisung dan mencoba untuk menghibur menantu pilihannya itu.

Jisung akhirnya dibawa ke kamar pengantin, semua orang akan berpikir bahwa malam ini akan terjadi suatu hal. Tapi mereka semua salah.

Keduanya hanya terikat pernikahan tanpa adanya perasaan satu sama lain, ah lebih tepatnya Jaemin mungkin saja membenci dirinya.

Pernikahan ini hanya untuk membantu keluarga Park agar tidak jatuh miskin. Jisung tidak lebih adalah anak yang dikorbankan demi hal tersebut dan mungkin karena itu Jaemin membenci dirinya (?).

"Tidak perlu dipikirkan, ini adalah pilihan dirimu. Terima dan hadapi segalanya karena itu adalah konsekuensi dari pilihanmu" gumam Jisung.

Jisung memilih berjalan menuju kamar mandi, lebih baik dia membersihkan diri terlebih dahulu agar bisa tidur dengan nyenyak dan terbangun dengan ribuan luka yang lebih menyakitkan.

Jisung juga yakin bahwa Jaemin tidak akan masuk ke kamar pengantin ini, karena saat ingin kesini Jisung berpapasan dengan Jaemin yang sepertinya ingin pergi menuju ke suatu tempat.

Sebelum pergi, Jaemin sempat berbicara kepada dirinya.

"Jangan menjadi penghalang untukku, karena aku tidak segan-segan untuk menyingkirkan dirimu," setelah berucap seperti itu Jaemin langsung pergi entah kemana.



"Apa yang akan kau lakukan selanjutnya, Jaem?" Tanya tuan Na, saat ini Jaemin mendatangi kediaman keluarga Na, padahal seharusnya malam ini adalah malam pertama untuk pasangan pengantin itu.

"Untuk sekarang tidak ada." Jawab Jaemin cuek.

Tuan Na menghela napas berat, Jaemin menjadi begitu dingin sejak sang ibu pergi untuk selama-lamanya.  
"Kau tidak menghabiskan waktu dengan istrimu? Bukankah saat ini kau seharusnya tidak meninggalkan dirinya sendirian?"

"Aku tidak bisa meninggalkan pekerjaan ku yang menumpuk," jawab Jaemin seadanya.

"Jangan terlalu dingin kepadanya, cobalah untuk perhatian kepada dirinya." Nasehat tuan Park kepada Jaemin yang sama sekali tidak diberikan tanggapan oleh pemuda itu.

"Aku sudah selesai, ini adalah berkas yang sudah aku selesaikan. Aku pergi," ucap Jaemin kepada sang ayah.

Jaemin pergi meninggalkan kediaman sang ayah, entah kemana pemuda itu akan pergi. Pemuda itu terlalu tertutup pada semua orang sehingga tidak ada seorangpun yang bisa membaca pemikiran Jaemin.



Jisung merebahkan dirinya di ranjang yang dihias sedemikian rupa. Jisung sudah tahu bahwa malam ini suaminya tidak akan mendatangi dirinya walaupun sudah mengetahui itu Jisung tetap saja merasa sakit.

Clek!

Pintu terbuka, menampilkan wajah datar Jaemin.

"Kau kembali?" Tanya Jisung.

"Hm, kenapa belum tidur?"

Jisung sebenarnya bingung karena nada bicara Jaemin sangatlah datar sehingga dirinya tidak dapat mengetahui apakah suaminya sedang bertanya atau tidak.

"Aku hanya tidak bisa tidur." Jawab Jisung murung.

"Oh," jawab Jaemin sebagai balasan.

"Kau sendiri, dari mana saja?" Tanya Jisung sedikit penasaran. Bukankah Jisung berhak tau apapun yang dilakukan suaminya? Jadi tidak apa-apa kan jika dia penasaran?

"Mengurus berkas,"

Jisung mengangguk, sepertinya Jaemin akan lebih memilih pekerjaan daripada dirinya.

"Ada beberapa hal yang ingin aku sampaikan kepadamu!" Ucap Jaemin.

Jisung yang mendengar hal itu entah kenapa menjadi antusias, dirinya berpikir apakah suaminya ingin lebih dekat kepada dirinya?

"Karena kau sudah menikah denganku, maka kau harus tinggal di rumahku. Kau tidak di perkenankan pergi sebelum mendapatkan izin dariku!" Ucap Jaemin penuh penegasan.

"Kemudian kau tidak boleh memakai ponsel atau mengumbar hidupmu ke orang lain, karena aku hanya mau kau fokus ke kehidupan pernikahan kita. Aku juga akan membatasi kehidupan pertemanan dirimu." Ucap Jaemin lagi.

Jisung langsung terhenyak dengan seluruh ucapan Jaemin. Tapi bukankah dia tidak bisa menolak? Jisung kan hanya sebuah alat yang di jual demi keluarga. Jadi sudah sewajarnya bukan Jisung tidak menolak apapun perkataan dari suaminya itu.

°°°°
Bersambung...




Married with Cold ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang