53🌹

219 79 17
                                    

"Kamu mau ke Jepang?" tanya Momy yang kini berada di sebelah Yuta, pertanyaannya itu tidak dijawab sang suami.

"Itu keputusan kamu, aku nggak akan ngelarang, tapi kalau boleh aku mohon, kamu pikirin lagi keputusan kamu itu, tentang perkataanku waktu itu, jujur aku memang masih mencintai Johnny.., tapi aku juga ngga menampik kalau aku juga sayang sama kamu. Kamu yang selalu ada buat aku dari dulu di bandingkan Johnny. Kamu yang selalu berusaha buat aku bahagia, beribu-ribu terima kasih buat kamu karena mau terima perempuan sehina aku dan sekotor aku-"

Yuta menoleh menatap wajah Momy.

"-Aku sadar, memang bodoh karena mencintai Johnny yang jelas-jelas jadi duri yang bisa membuat hati aku terluka kapanpun. Sekali lagi terima kasih, Jika kamu memang butuh waktu untuk menenangkan hati kamu ke Jepang, silahkan aku gak akan ngelarang. Kamu butuh istirahat, aku pun juga butuh waktu buat jujur sama diriku sendiri tentang perasaan ini. Kalau kamu pulang ke rumah mama dan beliau bertanya tentang ini, kamu kasih tahu aja, aku ngaa apa-apa kok, beliau patut tahu aku udah terlalu dalam nyakitin hati anaknya," jelas Momy dengan air mata yang mengalir namun ia tahan sebisa mungkin. Yuta membuang pandanganya, tak sanggup untuk melihat wajah Momy yang terus menangis.

"Kita sama-sama butuh waktu bukan? dan semoga setelah pulang kamu dari Jepang kita menemukan keputusan yang terbaik. Aku tidur duluan ya."

Yuta tidak menjawab apapun, ia hanya mendengarkan penjelasan panjang Momy. Sadar dari lamunannya setelah Momy sudah tidak ada di sampingnya. Sekarang ia semakin ragu dengan keputusannya, entah harus bertahan atau mengakhirinya, ia tidak tahu keputusan yang terbaik untuk saat ini.

Masuk ke dalam kamar sambil menutup pintu balkon, ia berbaring di sebelah Momy yang tertidur memunggunginnya. Memeluk tubuh Momy dari belakang membenamkan wajahnya di ceruk leher wanita pujaannya itu. Yuta tahu Momy belum tidur, Sebab ia mendengar suara isak tangis.

"Aku gak tahu keputusan aku bener atau ngga, tapi bagaimanapun keputusanku kedepannya, aku akan tetap pulang ke kamu, itu janjiku dari dulu. Kamu rumahku dan sebaliknya sampai kapanpun aku akan selalu ada buat kamu, tapi untuk sekarang aku butuh waktu untuk menenangkan hatiku."

Momy semakin terisak mendengar perkataan Yuta apalagi Ia juga tahu kini suaminya juga tengah menangis di ceruk lehernya.

"Aku benar-benar cinta kamu Nakamoto Caroline," semakin membuat sang mpu menangis meskipun kini tangisan tanpa suara.

Sepasang suami istri itu keduanya menangis dalam malam yang dingin, mereka adalah dua insan yang tersakiti oleh sebuah kata 'cinta'.

~Bagaikan pisau, jika kau tidak bisa memakainya, dia akan melukaimu dengan ujung tajamnya, tapi jika kau sudah ahli memegangnya, dia akan sangat berguna. Sama seperti 'cinta' jika kau tidak bisa mengendalikan perasaan, itu cintalah yang akan menjadi sebuah tangis dan luka, tapi jika kau pandai mengendalikannya, ia akan menjadikan rasa yang membuat senyuman dan kebahagiaan yang tiadak tara.~

...

"Leon... Leon.." Madam memijit bel apartement mewah milik LinYi. Ia tidak sabar ingin LinYi segera membukakan pintunya, karena keadaan sedang panik dan gawat.

Ceklek pintu apartement di buka oleh seorang laki-laki dengan telanjang dada, membuat Madam terdiam mematung melihat hal itu. Ia adalah kaka dari LinYi, wajahnya datar ketika melihat Madam.

"M-maaf, saya i-ingin bertemu dengan LinYi," ucap Madam sedikit terbata-bata.

"Masuklah." Satu kalimat yang laki-laki itu lontarkan, Madam segera masuk dan duduk di soffa menunggu LinYi datang. Kaka LinYi memanggil sang adik agar cepat menemui tamunya.

THE COMPLICATED LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang