|| 8 || Eyes smile

21 5 0
                                    

Salah satu hal nggak terduga yang terjadi pada Flo selama kuliah adalah memiliki Alfa sebagai teman. Mungkin di antara banyak cowok yang dikenalnya Alfa adalah satu-satunya yang benar-benar dekat karena Flo memang bukan tipe cewek yang biasa berteman dengan cowok. Terimakasih pada keberuntungannya yang mempertemukan dirinya dengan Alfa saat ospek kampus.

Memang pertemuan mereka nggak istimewa tapi cukup memorable karena mereka bertemu lebih dari tiga kali. Rasanya kalau begitu benar-benar nggak afdhol kalau nggak tukeran nomor WhatsApp. Yah walaupun yang pertama menawarkan hal itu tentu saja Alfa.

Hal yang tidak terduga lagi adalah bagaimana saat ini Flo berada di kamar kos Alfa yang sedang sibuk dengan laptopnya. Hari ini kelas Flo agak longgar dan selesai sebelum siang. Karena gabut satu-satunya orang yang terpikir olehnya adalah Alfa, tapi ternyata yang bersangkutan sudah anteng di kosan dan kelas terakhir cowok itu ada di sore hari.

Flo sudah sangat putus asa dan siap memesan ojek online ketika melihat motor Alfa berhenti di depannya yang sudah menunggu di beranda gedung utama kampus. Singkatnya setelah itu Flo sudah ada di kosan cowok itu sambil guling-guling di kasur sedangkan Alfa sendiri duduk di karpet dengan punggung bersandar di lemari dengan laptop di pangkuan.

"Alfa."

"Ape?"

"Gabut."

"Tidur sana. Entar kalau gue mau ke kampus gue bangunin sekalian nganter lo balik."

Flo mendengus, bikin poninya yang jatuh secara rapi di dahi jadi agak berantakan. Entah sudah yang berapa kali, tapi cewek itu kembali mengubah posisinya jadi telungkup sambil memeluk bantal yang ada. Untungnya Alfa ini jenis cowok bersih yang bau tempat tidurnya sama kayak parfum yang biasa cowok itu pakai.

"Ajakin gue ngapain gitu biar nggak bosen."

Niatnya setelah mengatakan itu Alfa akan terdorong mengajaknya melakukan sesuatu yang agak bermanfaat. Misalnya main monopoli, ABC lima dasar, ngobrol, atau apa kek gitu. Tapi Alfa cuma mengangkat sebelah alis dan menatapnya seakan ucapannya barusan sangat nggak pantas.

"Kenapa lo lihat gue kayak gitu?"

Alfa berdecak."Dari pada gabut mending ambilin soda di dapur."

"Kok malah nyuruh gue, sih?"

"Tadi katanya gabut?"

"Ya maksud gue ajakin ngobrol atau ngapain gitu. Jangan lihat laptop mulu."

"Lo haus nggak?"

"Iya, sih."

"Mending ambil minum."

Menyerah akhirnya Flo turun dari kasur. "Punya lo bukan?"

"Iya, punya gue. Di kulkas ada kresek Alfamart. Isinya kaleng kopi sama soda. Bawa sini."

Walau bibir Flo sudah maju lima senti, tapi cewek itu tetap keluar kamar. Untungnya kamar Alfa ada di lantai satu dan dia cuma harus berjalan sedikit di koridor pendek hingga akhirnya menemui dapur yang cukup luas walau nggak begitu bersih. Maklum sih, karena kata Alfa yang bersihin juga anak kosan yang berbagi jadwal piket.

Rasanya jadi wajar saat Flo menemukan tumpukan piring dan gelas di wastafel. Untung aja baunya nggak terlalu menyengat sampai Flo nggak merasa perlu menahan napas atau menyumbat hidung dengan jemarinya. Saat membuka kulkas pun Flo dibuat lelah dengan pemandangan di dalamnya. Ada kotak pizza, susu karton yang sudah terbuka, bahkan piring berisi tumis kangkung.

LoverBoyWhere stories live. Discover now