|| 21 || Love Language

9 2 0
                                    

Hari ini adalah salah satu hari terbahagia Flo selama dia jadi seorang mahasiswa. Selain karena masalahnya dengan Alfa akhirnya kelar, rencananya buat jalan sama Virgo juga berjalan sesuai sama rencana. Mereka berdua memang cuma nonton terus makan sih, tapi dari itu saja Flo bisa merasakan kalau Virgo benar-benar peduli padanya.

Virgo selalu menggenggam tangannya, kadang juga cowok itu memeluk bahunya atau bahkan memindahkannya ke sisi lain saat ada sekelompok cowok yang berjalan melewati mereka. Sederhana, tapi sangat menyenangkan efeknya di hati Flo. Tambahan menyenangkan lain tentang hari ini adalah, karena besok masih hari minggu Flo akan stay di apartemennya Virgo.

"Jadi lo punya adek? Cewek apa cowok?"

Flo yang sedang memangku Seblak mendongak dan mendapati Virgo yang sudah berganti dengan kaus putih dan celana pendek yang nyaman. Penampilan yang nggak pernah Flo kira akan didapatkannya dari seorang Virgo. Cowok itu mendekat dan langsung mengambil duduk di sampingnya tepat di atas kasur kamar tamu.

"Cowok. Masih sma juga anaknya."

"Kalian deket nggak?"

Melihat Virgo datang Seblak langsung keluar dari pangkuannya dan berjalan ke arah cowok itu. Flo memperhatikannya dalam diam lalu menyandarkan punggungnya pada tumpukan bantal sambil menikmati pemandangan di sampingnya.

"Gue sama Delta deket. Gue bisa cerita apapun ke dia, dan sebaliknya dia juga bisa cerita apa aja ke gue."

"Gue jadi iri."

"Kenapa?"

"Mungkin karena gue anak tunggal. Gue selalu pingin punya saudara entah cewek atau cowok, tapi kayaknya orangtua gue terlalu sibuk buat ngurusin satu anak lagi."

Setelah mengatakan itu Virgo memang tertawa, tapi tawa itu bukan tawa lepas karena ingin melakukannya. Cowok itu jelas tertawa seperti tadi cuma untuk membuat suasana nggak jadi canggung. Flo memang nggak pernah tahu gimana rasanya jadi anak tunggal, tapi mendengar jawaban Virgo barusan pasti rasanya kesepian. Flo bahkan nggak bisa menutupi wajahnya yang mendadak gloomy sampai nggak sadar kalau Virgo membiarkan Seblak keluar kamar dan menyisakan mereka berdua di kamar.

"Pasti lo kesepian ya?"

"Nggak juga. Gue punya cukup banyak teman buat bikin gue nggak kesepian."

Ah ... benar juga. Di antara banyaknya orang yang pernah Flo kenal, mungkin Virgo adalah orang paling friendly yang pernah ditemuinya. Kayak kemungkinan lebih dari setengah dari penduduk kampus itu teman Virgo. Beda sama Flo yang temannya cuman sekitar anak satu jurusan, pernah ketemu saat masa ospek, atau nggak juga anak kosan. Kayaknya kalau dihitung pun jumlah temannya sama sekali bukan apa-apa dibanding teman Virgo.

"As expected from Virgo. Kemarin aja gue lihat subscriber sama followers lo di ig udah nambah banyak. Mana yang komen rata-rata cewek semua."

Apa yang Flo katakana barusan benar. Soalnya sudah gampang ditebak di negara berflower tercinta ini, dimana ada orang cakep pasti gampang banget populer. Ini kalau misalnya Virgo anak hits kebelet viral, pasti nggak bakal lama lagi bakal ada poster meet and greet di feed-nya atau nggak dia bakal dapet calling-an dari cara gossip. Untungnya dari kelihatannya Virgo nggak begitu.

Flo sebenarnya mengatakan itu tanpa ada niat apapun walau sebenernya ada sedikit kecemburuan yang bercokol, tapi tentu saja dia nggak akan membiarkan Virgo tahu dan menganggapnya cewek posesif yang apa-apa dicemburuin. Tapi sepertinya raut wajahnya kurang meyakinkan karena cowok itu tersenyum penuh arti. Lantas nggak tahu kapan geraknya Virgo sudah berpindah tepat duduk di sampingnya.

LoverBoyWhere stories live. Discover now