1.5 Misteri Hutan Nevermore

32 4 0
                                    

Aku menunggu di depan stasiun kereta Nevermore, Jericho, sebuah kota kecil yang terkenal karena kejadian-kejadian misterius yang terjadi di sana. Aku menatap sekeliling kota aneh itu karena terlihat sangat sunyi, hanya beberapa orang yang berjalan di jalan. Aku merasa tertarik dengan tempat-tempat yang terlihat tua dan misterius di sekitar kota itu. Aku merasa seperti ada sesuatu yang menarikku untuk mengeksplorasi tempat tersebut lebih dalam lagi.

Saat aku berjalan-jalan di sepanjang jalan, aku melihat sebuah bangunan tua yang menarik perhatiannya. Bangunan itu terlihat sangat gelap dan misterius. Ketika sampai di depan bangunan, aku merasa sedikit takut. Bangunan itu terlihat sangat menyeramkan, dengan dinding yang retak dan atap yang hampir runtuh. Pada saat itu juga aku merasa seperti ada yang mengikutiku dari belakang, namun ketika aku berpaling ke belakang, tidak ada siapa-siapa. Aku berjalan menuju pintu depan dan mencoba membukanya, tapi pintu itu terkunci. 

Aku merasa ada yang ganjil dan merasakan kegelisahan dan ketegangan di sekitarnya. Tiba-tiba, aku mendengar suara langkah kaki yang berjalan dan berhenti. Aku menelan ludah dan berbalik. Apa yang aku lihat adalah seorang serigala  yang hendak menyerangku. Aku berlari secepat mungkin dari situ. Saat itulah, tiba-tiba  seseorang muncul di depanku. Aku berdiri di depannya, dengan rambut yang menutupi sebagian wajahnya.

"Apakah kamu mengikuti aku?" tanya Wednesday dengan tajam.

Wanita itu tertawa dengan lembut. "Tidak, aku tidak mengikuti mu. Aku hanya berjalan di sekitar. Aku pikir tempat ini terlihat sangat indah pada malam hari." 

Aku merasa ada yang aneh dari wanita itu, tapi dia tidak bisa menempatkan jari di atasnya. Aku merenung sejenak, kemudian berkata dengan suara lembut, "Siapa namamu?"

"Aku Enid, sahabatmu," jawab wanita itu.

Aku menatap tangannya sejenak sebelum akhirnya memutuskan untuk menyambutnya. "Apa yang kamu lakukan tengah malam begini disini?"

Enid mengangguk. "Aku datang ke sini untuk mencari tempat yang tenang. Aku merasa nyaman di sini."

"Kamu mencari tempat terpencil untuk apa?" tanyaku, mencurigai.

Enid tersenyum. "Oh, aku hanya mencari tempat untuk beristirahat. Aku suka berjalan-jalan di sekitar kota ini. Tapi, ada tempat yang lebih tenang dari sini. Aku bisa membawamu ke sana jika kau mau."

Aku ragu sejenak, tapi kemudian mengangguk. Aku merasa bahwa ada sesuatu yang misterius tentang Enid, dan aku ingin tahu apa yang ada di balik senyumnya yang lembut. "Aku akan mengikuti mu," kataku.

Enid mengajak ku pergi ke hutan Nevermore yang gelap. Sinar bulan purnama yang terang menerangi jalannya. Kami berjalan melewati pepohonan yang lebat dan ditemani suara langkah kaki kami yang berirama. Aku merasa seperti berjalan menuju sebuah rahasia besar yang disembunyikan di dalam hutan itu. Angin dingin dan malam yang suram memenuhi udara, memberikan getaran misterius yang begitu kuat, seolah-olah ada sesuatu yang disembunyikan di dalam rimbunnya pepohonan.

Tiba-tiba, Enid berhenti dan menoleh ke belakang. Aku melihat dia memasang telinganya seolah-olah mendengarkan suara yang tidak terdengar oleh telinga manusia biasa. Kemudian, dia mengeluarkan suara yang hampir seperti serigala yang melolong.

Aku terkejut dan mundur beberapa langkah. "Apa yang kamu lakukan?" tanyaku, mencoba menahan rasa takut.

"Tidak ada yang harus kamu takutkan," kata Enid, tersenyum lembut. "Hanya ada sesuatu yang harus kau lihat."

Aku berpaling ke arah Enid, teman baruku yang aneh, dengan kemampuan untuk berubah menjadi serigala. Senyum lembut dan tatapan mata yang tenang membuatku merasa nyaman di dekatnya, meskipun ada sesuatu yang tidak kusukai dalam ceritanya tentang kuburan di dekat sini.

"Bagaimana kamu bisa mengubah dirimu menjadi serigala?" tanyaku, mencoba mengalihkan perhatianku dari ketakutan.

Enid tersenyum dengan lembut. "Itu adalah hadiah dari nenekku, yang juga memiliki kemampuan yang sama. Aku mewarisi itu darinya."

Perasaan takut yang menggelayuti pikiranku semakin memuncak. Aku merasa ada sesuatu yang tidak kusukai tentang sahabat aku ini, dan ketidaknyamananku semakin bertambah ketika Enid mengatakan ini kepadaku.

"Aku ada mendengar tentang mayat yang ditemukan di hutan ini," kataku, mencoba mengalihkan pembicaraan.

Enid mengangguk, mengikuti jalannya pikiranku. "Iya, itu benar."

Rasa takut yang membayangi pikiranku semakin kuat, seolah-olah ada sesuatu yang menyelinap di antara kita. Aku tidak bisa mengabaikan perasaan itu, dan aku tahu bahwa aku harus berhati-hati.

Aku merasa sedikit tersentak oleh perilaku aneh Enid. Suasana sekitar semakin gelap, dan hanya sinar bulan yang menyoroti jalan setapak yang tidak teratur di antara pepohonan. Kami berjalan beberapa saat, mendengarkan suara daun yang bergoyang dan suara binatang malam yang bersahutan. Aku merasa seperti berada di dunia yang sepenuhnya berbeda dari  Nevermore.

Setelah beberapa saat, Kami akhirnya tiba di sebuah tempat terbuka yang gelap. Ada pohon besar yang menjulang tinggi di tengah lapangan, dengan akar besar yang menjalar ke atas permukaan tanah. Wednesday merasa kesulitan untuk melihat ke sekeliling, tetapi suaranya terdengar jelas di udara yang sejuk.

"Di sini, kita bisa melihat lebih jelas," kata Enid, seraya menunjuk ke arah pohon itu. "Ayo mendekat."

Aku mengikuti Enid ke tengah lapangan, dan ketika aku berdiri di depan pohon, aku melihat bahwa ada sesuatu yang aneh di sana. Sebuah batu nisan yang telah lama terabaikan, tertutupi rumput liar dan lumut, berdiri di bawah akar besar pohon itu.

"Apakah kamu tahu apa ini?" tanya Enid dengan suara yang menunjukkan rasa hormat.

Aku mengernyitkan kening dan melihat ke nisan. Aku merasa ada sesuatu yang sangat menakutkan tentang tempat itu. 

"Tidak," jawabku pelan. "Siapa yang dikubur di sini?"

"Tak seorang pun yang tahu pasti," jawab Enid. "Tetapi ada yang mengatakan bahwa ini adalah kuburan seseorang yang dibunuh di hutan Nevermore beberapa tahun yang lalu."

Aku merasa jantungku berdebar kencang. "Apa yang terjadi?" tanya aku dengan suara bergetar.

"Ada seseorang yang ditemukan tewas di hutan beberapa tahun yang lalu," kata Enid dengan suara pelan. "Banyak yang mengatakan bahwa pembunuhnya masih berkeliaran di hutan ini, mencari korban baru untuk ditumpahkan darahnya."

(Bersambung)

Wednesday and The Mystery of NevermoreWhere stories live. Discover now