-20- Kejadian di Salon

135 32 21
                                    

~Kejadian di Salon~

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

~Kejadian di Salon~

📓📓

ARGA merogoh sakunya dan mengambil ponsel dari dalam. Dia membuka sosial medianya lalu mencari nama ibunya.

"Kita liat dari postingan di hari itu. Mereka pasti ngambil foto kan?" ujar Arga sambil sibuk melakukan sesuatu dengan benda di tangannya. Tindakannya menjelaskan kalau Arga akan melakukan pencarian melalui kenalan ibunya yang pernah datang ke rumahnya.

Gitta dan Gavin yang paham mengangguk. Mereka menunggu Arga men-scroll ponselnya. Sampai apa yang dicari itu didapatkan, Arga menunjukkan foto itu kepada mereka berdua.

"Ini, liat! Dia orangnya. Cuma dia yang rambutnya diwarnai merah," kata Arga meyakinkan.

Gitta menimpali. "Terus, anaknya?"

"Kita cari sosial medianya, dia pasti posting foto anaknya juga, kan?"

Mendengar itu Gavin dan Gitta mengangguk, tentu saja dia bisa melakukannya.

Kembali, Arga sibuk dengan ponselnya. Dia mengecek beberapa profil untuk menemukan orang yang mereka cari.

Sampai beberapa detik kemudian Arga mendapatkan foto itu. Foto ibu dan anaknya dengan rambut yang diwarnai merah.

Arga memperlihatkan foto itu.

"Nadilla?" ucap Gavin.

Arga dan Gitta menoleh. Mereka tidak begitu mengenal orang yang berada di foto itu sebab mereka berada dalam kelas yang berbeda.

"Itu, temen sekelas lo, kan, Vin?"

Gavin mengangguk. "Iya dia temen sekelas gue. Nadilla Felicia Arnold. Dia murid yang terkenal suka ngebully orang, terutama murid perempuan yang lemah. Lo pernah liat gengnya? Tahun lalu mereka pernah dihukum karena perbuatannya itu."

Arga dan Gitta manggut-manggut. Mereka pernah mendengar berita perudungan itu. Beritanya cukup menggemparkan sekolah, sebab korbannya sempat dikabarkan masuk rumah sakit. Orang tuanya protes, tapi seminggu kemudian, murid yang menjadi korban itu tiba-tiba pindah sekolah. Lalu tidak ada kabar apapun mengenainya.

Perlahan berita itu mulai terlupakan, sementara Nadilla bersama teman-temannya kembali masuk sekolah setelah mendapatkan hukuman skorsing.

Namun, setelah kejadian itu, perundungan yang mereka lakukan masih saja terjadi. Seakan tidak pernah puas dan mereka pintar menyembunyikan kejahatannya, mereka bisa melakukannya terus tanpa diketahui oleh guru maupun kepala sekolah. Walaupun tidak dapat dipungkiri kalau berita itu tetap tersebar di kalangan murid-murid.

"Gue rasa dia cocok dengan apa yang kita cari. Rambut merah, dan kejahatan yang dia lakuin. Bahkan alasan dia melakukannya, itu pasti karena dia takut Fayyana ngaduin kecurangannya," kata Gitta menyimpulkan.

The Thing She Has: Diary After Death (END)Onde histórias criam vida. Descubra agora