36-Pembullyan

98 11 0
                                    


Shean berlari keluar dari roftoop, saat melewati taman ia melihat dua orang berjenis kelamin yang sedang berdebat,ternyata dua orang itu adalah Bryan dan Nara.

Ia yang penasaran apa yang mereka berdebatkan pun memilih bersembunyi di balik semak semak sambil mendengarkan pembicaraan mereka.

"Ayolah nara, maafin aku tdi aku beneran gak sengaja bentak kamu" bujuk Bryan yang sekian kalinya.

Nara tetap diam dengan pandangan masih kedepan, enggan menjawab.

"Aku janji deh lain kali gak kaya tadi lagi"ucapnya lagi.

Lagi lagi di diami oleh Nara.

Bryan meraih tangan Nara lalu menggenggamnya sekali kali mengecupnya.

" Sayang, maafin aku ya aku mohon"

Nara yang udah bosan mendengar kata maaf yang di lontarkan Bryan pun mengakhirinya diamnya.

"kamu akan terus bersama aku kan?" tanya Nara tanpa menoleh.

Bryan mengeryit bingung, "tentu saja kita akan terus bersama sampai maut memisahkan"

Nara menoleh ke arah Bryan, "kalau aku pergi gimana?" tanyanya hati hati.

Alis Bryan menukik, "gak! Kamu gak akan pernah pergi" balas nya dengan tegas.

Nara tersenyum samar, "iya mungkin kita akan terus bersama" ucapnya pelan, "dengan dunia yang berbeda" lanjutnya dalam hati.

"kenapa kamu bilang kata tadi?"

Nara menggeleng, "engga cuma tanya aja sih"

"Ada sesuatu yang kamu sembunyiin dari aku?" tanya Bryan menatap lamat wajah Nara.

Nara menatap balik manik mata Bryan, "engga ada"

Bryan menggangguk percaya, "kalau ada apa apa bilang"

"iya, kamu harus janji jangan deket dket dia lagi" ujar Nara mengangkat jari kelingking nya.

"iya nara ku sayang" balas Bryan sambil menautkan jari kelingking mereka.

"udah ayok ke kelas udah mau Bell"

"iya ayok"

Shean yang sendari jadi pendengar setia pun terbengong bengong, "cuma kaya gitu? Gak ada sesi baku hantam atau tampar gitu?" tanya nya pada diri sendiri.

"gak seru ahh nyesel gue malah nguping" lanjutnya sambil mencibikkan.

"SETAN" latahnya saat ada yang menepuk bahunya.

Shean berbalik lalu menatap si pelaku dengan tajam, "owh elo, kaget gue"

Arthur menaikkan sebelah alisnya, "gitu aja kaget" ujarnya santai namun terdengar dingin.

Shean menatap tajam Arthur, "ehh ya iyalah kaget orang lagi asik asik juga" balasnya sinis.

"asik nguping maksud lo?"

Shean terdiam, "ya engga lah sapa juga yang nguping" elaknya.

Arthur menatap datar Shean, "serah lo"

"awas gue mau lewat" ujar Shean sambil mendorong bahu Arthur lalu pergi dari sana meninggalkan Arthur seorang diri.

Arthur menatap kepergian Shean dengan pandangan penuh arti, "Gue tau itu lo, dek" gumamnya lalu tersenyum miris.

<><><>

"lo tu ya bener bener gak tau diri tau gak!"

Secret is Leader(End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang