Karena Mulut Pedas

998 159 14
                                    

Chandi terus mengaduh kesakitan. "Mengapa Anda tidak menyelamatkan hamba?"

Pangeran Xiendra menghela nafas. Apakah Chandi pikir ia sangat bodoh sehingga bisa menciptakan drama di hadapannya? Tentu saja ia tahu bahwa Chandi sengaja jatuh agar bisa ia tangkap seperti kejadian tadi. "Istirahat atau kau harus kembali bekerja sekarang juga?"

Chandi langsung bangkit, berhenti mengaduh seolah-olah tak pernah terjatuh. Ia menyengir lebar. "Tentu saja istirahat." Chandi mengambil ancang-ancang untuk kabur. "Sampai ketemu lagi, Pangeranku." Chandi pun lari secepat kilat menuju istana Pangeran.

Pangeran Xiendra hanya bisa menghela nafas panjang. Sebenarnya hatinya tergelitik oleh tingkah Chandi yang selalu ada-ada saja. Tapi tak mau memikirkan tingkah-tingkah Chandi selama ini terlalu lama, ia kembali meneruskan perjalanan menuju istana Kaisar.

Sesampainya di istana Kaisar, Pangeran Xiendra langsung menuju ruang kerja Kaisar. Di dalam ruang kerja Kaisar, Kaisar Ariga sudah menunggu laporan dari Pangeran Xiendra. Pangeran Xiendra segera memberikan kertas laporan kemudian duduk bersebrangan dengan Kaisar.

Setelah membahas soal laporan, Pangeran Xiendra membahas hal lain. Yakni tentang apa yang mengganggu pikirannya selama ini. Kaisar pun dengan senang hati menjelaskan apapun yang ingin diketahui oleh putranya.

"Jadi kau mencurigai Chandi sebagai mata-mata iblis hitam?" tanya Kaisar Ariga dan langsung mendapati anggukan dari Pangeran Xiendra.

Kaisar Ariga menghela nafas. "Seharusnya kau membicarakan ini kepada ayah sebelum kau membiarkan gadis itu tinggal di istana. Kau tahu sendiri kesalahan apa yang ayah buat dulu. Ayah membawa Thanu ke istana yang tak tahunya Thanu adalah anak buah penyihir hitam, penyihir hitam yang menyamar menjadi wanita muda kemudian menjadi selir ayah. Dan penyihir hitam itu adalah anak buah langsung dari Raja Iblis."

Pangeran Xiendra diam mendengarkan dan mengakui bahwa ia telah salah. Ia tidak sungguh-sungguh tahu soal dunia spiritual. Ia juga tidak tahu banyak tentang suku iblis.

"Tapi tidak mungkin juga Chandi anak buah raja Iblis. Raja Iblis telah ayah segel di sungai suci di Chaulus," ucap Kaisar lagi.

"Apa ciri-ciri Raja Iblis?" tanya Pangeran Xiendra.

Kaisar Ariga mencoba untuk mengingat-ingat lagi. "Sama seperti manusia. Mereka terkadang bisa menyamar menjadi manusia biasa. Bahkan Haikal, si Raja Iblis itu bernama asli Viath. Dia mengambil tubuh pria bernama Haikal agar kekuatan hitamnya yang kuat tidak tercium oleh siapapun. Akan tetapi setelah dia bertransformasi menjadi makhluk mengerikan waktu itu, sepertinya saat dia menjadi manusia lagi, dia tidak bisa menyembunyikan diri. Dia memiliki mata hitam pekat dengan titik merah di tengahnya, sama seperti iblis hitam lainnya."

Pangeran Xiendra berpikir bahwa mungkin saja Raja Iblis itu memiliki mata seperti Drata saat Drata berubah. Lalu bagaimana ia bisa membedakan mana Raja Iblis dan iblis hitam biasa?

"Raja Iblis memiliki aura negatif yang kuat. Seharusnya sulit untuk ditutupi." Kaisar menatap Pangeran Xiendra. "Tapi untuk apa mencari tahu tentang Raja Iblis lagi? Dia sudah disegel. Setelah genap seratus tahun, dia akan mati."

Ia ingin menjawab pertanyaan ayahnya, akan tetapi tak mungkin ia mengatakan bahwa ia mencurigai suatu hal karena Drata. Dia teringat saat dulu menangkap Drata, Drata mengatakan bahwa pria itu diperintah oleh tuannya untuk menculik dua orang setiap hari. Tuannya itu akan mengambil darah setiap korban setelah mencabik-cabik tubuh korbannya. Dan saat ia ingin mengetahui siapa tuan dari Drata, Drata mencegah dan mengatakan bahwa tuannya bukanlah tandingan seorang Pangeran Xiendra kecil.

Pada akhirnya Pangeran Xiendra menggeleng. "Tidak. Hanya penasaran saja."

Kaisar Ariga tersenyum kemudian. "Jangan terlalu berpikir berlebihan. Raja Iblis dan antek-anteknya telah ayah dan ibumu basmi. Hiduplah dengan damai, fokus pada kehidupan normal kita. Kau seorang Pangeran Alrancus, harus fokus pada masalah-masalah kerajaan ini."

Amora Gadungan Dan PawangnyaWhere stories live. Discover now