07

280 38 18
                                    

Kriiingggg

Bel pulang telah berbunyi, siswa siswi sudah banyak yang keluar dari kelas mereka masing-masing. Tak terkecuali siswa siswi kelas XII IPA 4.

Sedari tadi, Ji-Sung perhatikan ada yang tidak beres dari Seungmin. Maka dari itu dengan cepat Ji-Sung mendekati Seungmin.

"Min? Ada apa?" Bisik nya sambil menepuk bahu Seungmin.

"J..Ji-Sung? Ah, kau tidak pulang? Aku... Aku harus pulang sekarang."

Melihat gelagat aneh dari Seungmin membuat atensi beberapa siswa siswi yang masih ada di kelas tentu nya terpusat pada dirinya, bahkan termasuk Felix.

"Mau ku antar?" Tawar Mark yang sedikit khawatir dengan keadaan Seungmin yang sudah pucat.

"T..tidak usah Mark. Aku.. tidak apa apa." Seungmin pergi begitu saja meninggalkan mereka semua.

"Mark." Panggil Lucas. Mark yang mengerti maksud dari panggilan tersebut langsung mengambil tas nya dan mengejar Seungmin.

"Hai Seungmin!! Mau pulang bersama dengan ku??" Hyunjin dengan senyum cerah nya menghampiri Seungmin yang berjalan dengan cepat menuju koridor.

"Tidak, maaf. Aku.. buru buru."

Drap drap drap

Langkah kaki yang terdengar secara terburu-buru itu membuat hyunjin mengurungkan niatnya untuk menarik tangan Seungmin.

"Min!! Gw lupa. Kita kan ada tugas kelompok!!" Mark merangkul bahu Seungmin dan tersenyum tipis.

"Mark..."

"Maaf hyunjin. Kami sedang terburu-buru. Ayo min!! Nanti keburu hujan!!" Mark langsung menarik tangan Seungmin begitu saja menjauhi Hyunjin yang menatap datar keduanya.

"Gw benci banget lihat tangan tuh anak narik tangan Seungmin." Hyunjin benar benar tidak suka dengan kondisi yang dia alami sekarang. Tapi, tingkah aneh Seungmin juga patut dia curigai.

Ternyata Mark benar benar menemani Seungmin jalan kaki, sepanjang perjalanan pulang ke rumah Seungmin. Tidak ada obrolan apa pun dan Seungmin juga hanya diam saja.

"Min, kalau ada apa apa. Ceritakan pada ku. Aku akan mencoba untuk membantu mu." Seungmin melirik sebentar ke arah Mark yang berada di sebelahnya.

"Mark, maaf merepotkan mu. Aku hanya khawatir dengan masa depan." Perkataan Seungmin sukses membuat Mark menjadi lebih penasaran.

"Masa depan?" Seungmin mengangguk sambil memperhatikan langkah kaki nya.

"Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan ku? Aku benar benar takut. Aku tidak tahu kenapa semua terjadi. Aku tidak tahu kenapa cincin ini ada pada ku tanpa bisa ku lepas lagi. Aku juga tidak tahu, kenapa hidup ku serumit ini. Bahkan terlepas dari semua itu, aku merasa bahwa akan ada suatu hal lagi yang akan menimpa ku nanti."

Langkah kaki Mark terhenti, membuat Seungmin juga ikut berhenti. Kedua tangan Mark kini menggenggam tangan Seungmin yang ternyata masih dingin. Kemungkinan besar, rasa takutnya benar benar tinggi untuk saat ini.

"Aku tahu cobaan akan selalu datang. Tapi, jika memang bahaya datang kepada mu. Lawan lah Kim Seungmin!! Hajar mereka sebisa diri mu!! Jika seandainya ada kesempatan, lari lah!! Apabila aku, Ji-Sung dan Lucas ada di dekat mu. Maka, kami akan mencoba untuk membantu mu!!"

Ya, perkataan Mark kini membuat rasa kesal dan nekat Seungmin semakin membara. Kenapa Seungmin harus takut? Seungmin adalah seseorang yang memiliki hak untuk mendapatkan apa yang dia inginkan!

Jika benar seperti yang dia dengar tadi. Maka, Seungmin akan menghadapi nya.

"Mark. Jika seandainya aku tidak masuk sekolah. Tolong izin kan aku." Mark mengangguk mengerti dan disini lah mereka. Ada di depan rumah Seungmin.

Kamu akan menyukai ini

          

"Kau tenang saja. Fighting Seungmin!! Bye bye!!" Mark langsung kembali berlari ke jalan yang tadi mereka lewati untuk kembali ke sekolah mengambil motor nya yang sedang di jaga oleh Lucas dan Ji-Sung.

Kepergian Mark membuat Seungmin dengan cepat menutup pintu rumahnya. Kaki nya melangkah dengan cepat menuju ke kamar mandi.

Di luar rumah Seungmin tentu nya ada Hyunjin yang kini menatap nya dengan tatapan datar.

"Seungmin menyadari sesuatu."

"Maksud mu, kotak susu tadi memang benar miliknya?"

"Seungmin mendengar pembicaraan kita."

"Sam. Aku minta untuk mu jika memang cara halus tidak bisa. Kita culik saja dia langsung. Aku malas menunggu terlalu lama."

"Sesuai dengan perintah mu, Chris Hyung."

Panggilan telepon itu terputus begitu saja secara sepihak oleh hyunjin.

"Kau telah berani berpegangan tangan dengan lelaki lain, baby."

Tik Tok Tik Tok

Suara dentingan jam itu membuat Seungmin merasa sedikit bosan. Memang benar rasa khawatirnya masih ada. Tapi, kebosanan ini juga ikut melanda.

"Menonton tv sepertinya tidak lah buruk."

Iya, awalnya begitu. Tapi setelah Seungmin melihat semua acara menampilkan penampilan dari straykids membuatnya menjadi lesu kembali.

"Males banget anjir sama mereka. Mereka tuh mirip pilik dan sejenisnya." Seungmin misuh misuh sendiri sambil mencoba melepaskan cincin yang ada di jari nya.

"Chris. Gw gak tega anjir untuk menyakiti nya. Biarkan saja dia mencoba melepaskan cincin itu sendiri."

PLAKK!!

Kepala Peter di pukul menggunakan kaus kaki Sam oleh Chris yang menatapnya dengan tatapan tajam.

"Baru berapa jam kita bertemu dengannya?! Kenapa kalian malah jatuh kedalam pesona nya?!"

Peter Han Kini hanya tersenyum lebar sambil meminum teh hangat nya.

"Tapi, aku tidak bisa menyangkal. Selama beberapa jam aku mengawasi nya. Dia memang lucu, Chris." Minho kini tersenyum seperti kuda. Bahkan telah hi five dengan Peter, membuat Chris pusing sendiri.

"Kalian tidak lupa kan kalau cincin itu penting bagi derajat kita? Jaemin bisa menurunkan derajat kita karena cincin itu ada di Seungmin. Dan apa kata mu? Cincin itu tidak bisa lepas begitu saja Peter!"

BRAKK!!

Suara dari layar itu membuat semuanya kini mengalihkan pandangannya. Terlihat di sana ada Seungmin yang terjatuh dari kasur nya hanya karena tidak bisa melepaskan cincin di jari nya.

"CINCIN TERKUTUUUUUUUKKKKK!!!!!" Teriakan Seungmin sukses membuat mereka semua menutup telinga nya.

"Cepet kecilkan volume nya ANJIRRRR!!!!"

Mendengar suara frustasi dari Ayen, membuat yongbok dengan cepat mematikan volume nya.

"Gw jadi kasihan dengan tetangganya." Cibir Abin ketika suasana telah kembali lagi seperti semula.

"Enggak. Sejak kapan kalian semua memakai bahasa gaul semua? Gw? Elu? Anjay awokawokawok." Candaan Minho itu di balas dengan tatapan tajam dari Ayen yang ternyata memang sudah kesal sejak tadi.

"Kita sudah terlalu lama di bumi yang semakin maju. Bahasa kita akhirnya terikut campur. Maka dari itu, besok kita harus cepat datang ke rumah berisik tadi. Untuk menculik anak ini dan memotong jari nya."

Final dari Chris membuat yongbok menjadi sedikit sedih. Yongbok yang memang sejak awal telah menyukai Seungmin, merasa sedikit tidak rela dengan keputusan ini.

Chris maupun yang lain kini ikut pergi keluar, meninggalkan yongbok yang masih menatap layar itu dengan tatapan sendu nya.

"Min, gw harus apa?" Ruangan itu kini telah sepi. Hanya ada yongbok yang sedang menggenggam sebuah pena. Pena milik Seungmin.

Di satu sisi, Yongbok merasa bersalah dengan Seungmin, semua terjadi karena kecerobohan nya. Di sisi lain, dia harus memperbaiki semuanya dengan cara menumbalkan Seungmin yang berhasil merebut perasaannya.

Bohong kalau yongbok tidak terpesona saat pertama kali bertemu dengan nya. Tapi, yongbok bisa apa? Saudaranya akan kecewa jika usaha mereka melakukan kebaikan menjadi terbuang karena kecerobohan nya.

Bahkan sekarang pun, Yongbok telah membuat semuanya kecewa. Tidak ada yang mau membuat Seungmin menderita. Takdir lah yang membuat semua nya seperti ini.

"Aku malaikat yang bertugas menjaga cincin takdir ingin meminta sesuatu. Jika seandainya ada jalan lain, ku mohon. Dengarkan lah, aku ingin semuanya berhasil tanpa membuat Seungmin menjadi korban. Aku telah merasa bersalah membuat dua orang meninggal begitu saja, kini aku tidak ingin ada pertumpahan darah lagi. Ku mohon."

Yongbok kini jatuh ke lantai yang dingin, penuh dengan penyesalan dan harapan tulus nya.
.
.
.
.
.
Note Author : jangan lupa vote dan komentar disini v:

You | | Kim Seungmin x All Straykids Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang