00 Special Agent, UD19817

172 17 7
                                    

Pria itu mendongak kearah rembulan dengan senyum kecil. Dengan dua jari menjepit tangkai gelas bir, ia menikmati hembusan angin malam yang menyela lembut dari jendela. Ruangan lenggang nan senyap itu dipenuhi oleh kertas-kertas yang sengaja di tempel ke dinding, dan tampaknya telah menumpuk seiring waktu. Diantara tempelan itu, ada satu kertas di sisi kiri ruangan di tancap oleh panah dart. Sepasang maniknya berpendar penuh ambisi. Kemarahan dan kebengisan juga terpancar bersamaan dalam sorotnya. Meletakkan gelas birnya diatas meja, ia tatap sekilas tumpukan kertas berisi rancangan rencana dan dokumen penting sebelum kemudian beralih bangkit dari kursi dan bermaksud meraih daun jendela yang terbuka keluar.

TOK! TOK!

Suara ketukan ringan itu membuatnya menoleh. Disusul kemudian bariton berat dan terkesan halus itu memenuhi ruangan. "Masuk!"

Pintu terbuka dan muncul seorang pria tinggi bersetelan serba hitam dari kepala hingga sepatu. Seringai yang terbit dari balik topinya tampak begitu bahagia. "Aku sudah temukan. Targetmu tahun ini akan bersekolah di sekolah swasta Otogi," lapor pria itu.

Ia mengernyit heran. "Swasta? Dia? Kau yakin tidak salah orang? Kudengar dia memiliki pengawal rahasia yang selalu menyamar jadi dirinya"

"Apa kau meremehkan jaringan informasiku?"

" ... baiklah, aku akan mengurus sisanya. Pergilah!"

Pria yang bergaya bak utusan sindikat mafia itu undur diri setelah meletakkan dokumen di atas mejanya. Seperginya pria itu, ia membuka map dan menyipit mendapati foto seorang pemuda bersurai coklat dengan wajah datar dan tatapan mata dingin. Mengetuk ujung jari telunjuknya di atas foto, amarah yang telah bersemayam dalam dirinya sangat lama mulai muncul ke permukaan.

"Kita akan bertemu, pewaris Harapeco. Bersenang-senanglah selagi kau bisa"

Sebelum meninggalkan ruangan, ia memantik api dan menyulut kertas di atas mejanya. Aksi sederhana ini terus ia lanjutkan seiring kemudian api telah menyebar membakar seluruh kertas yang berada di dalam ruangan itu. Masih dengan api yang berkobar makin kalap, ia meninggalkan ruangan dengan senyum puas. Begitu keluar dari rumah lama yang mulai berasap, Ia menyalakan mobil dan bergegas pergi tanpa peduli dengan rumah di belakangnya malang yang kian detik di lalap api.

Kepalanya sudah penuh dengan berbagai rencana untuk membalaskan dendamnya.


Di malam yang sama, satu dari sekian sudut gelap perkotaan menjadi lokasi pembantaian tak terlacak. Berdiri dengan pisau di tangan, ia mendongak menatap langit malam dengan tatapan kuyu. Manik biru cyan itu mengerjap sebelum akhirnya ia menyeka darah yang tertinggal di bilah pisau dengan lengan hitamnya dan menumpuk satu persatu mayat yang telah ia bunuh. Selesai menumpuk dan menyiram bensin sebagai pelengkap, ia nyalakan pemantik dan melemparnya ke tumpukan mayat. Api unggun besar segera menyinari gang gelap itu dan menerangi sosoknya yang terbalut satu set seragam combat dan separuh wajah yang di tutupi masker gas hitam. Berbalik meninggalkan lokasi, ia menyentuh ringan telinga kirinya. "Target berhasil di lumpuhkan."

"Baik. Kami akan menangani sisanya. Terima kasih atas kerja kerasmu, UD19817"

Selesai melapor, ia lanjut berjalan sembari melepas jaket luarannya. Lalu lalang manusia di luar gang yang begitu hidup menambah cerah gemerlap lampu-lampu jalan. Takkan ada satupun orang di jalan besar itu menyadari eksistensi dirinya yang berbaur begitu alami bak mimikri pada bunglon. Sosok gelap berbau amis darah itu telah berubah menjadi sosok siswa yang berjalan dengan tas paper bag dan tas sekolah dalam genggaman. Tatapan dingin dan kuyu sebelumnya seolah hilang dan tergantikan dengan binar polos anak laki-laki yang puas mengisi waktu kosongnya dengan bermain bersama teman sebayanya.

"Besok baik-baik saja, gak ya?" Gumamnya khawatir.

















Utaite Fanfiction

°My Beloved Dopplegangger°

EveSou

{ REMAKE }

My Beloved Doppelganger || EveSou [ END ]Where stories live. Discover now