14 The Fake And The Original

65 11 2
                                    

Siangnya, Amatsuki dan yang lain sungguh menjenguknya. Untunglah tak ada satupun yang menanyakan atau membicarakan soal ketiganya dan hanya membicarakan soal liburan musim panas yang akan datang, termasuk PR musim panas yang akan menumpuk nanti. Sepulang teman-temannya menjenguk, Sou memilih menyibukkan diri dengan membaca catatan pelajaran agar tidak terus merasa risau dengan kabar yang masih belum datang lagi sejak malam itu.

Mendongak menatap jam, Sou baru sadar ia sudah melewatkan jam makan malam. Berjalan menuju dapur, ia mengambil semangkuk sup untuk di bawa ke kamar dan segelas minuman. Begitu sampai di kamar, ia mendapati Akatin berdiri di dekat jendela kamarnya yang terbuka lebar.

"Aku datang membawa pesan," lapornya segera.

Sou mengernyit. " ... Kenapa lama sekali?"

"Sepertinya ada oknum yang mencoba mengacaukan sistem komunikasi kita."

Sou mengangkat sedikit bawaannya, menawarkan. "Mau makan dulu, Akatin-san?"

Akatin menggeleng sembari memberikan secarik kertas. "Waktuku tidak banyak. Besok, datanglah ke tempat yang ada di surat ini dengan perlengkapan lengkap. Tentunya jika keadaanmu sudah membaik. Jika belum, kau bisa kirim pesan morse lewat jam tangan khusus."

Sou meletakkan gelas di atas meja dan mengambil secarik surat yang diberikan Akatin. Pria itu langsung pergi melompat keluar jendela dan berlari tanpa suara keluar wilayah asrama. Merapatkan jendela, Sou mendudukkan diri di sisi ranjang dan membaca cepat isi surat.

Keberadaan Luz berhasil di lacak, sedangkan Eve masih dalam pencarian. Namun dugaan sementara Eve dibawa ke sebuah pelabuhan yang sudah tidak lagi beroperasional. Baca Sou dalam hati sembari menyeruput supnya.

Meletakkan sup yang tinggal separuh diatas meja, Sou bergerak ke lemari Eve dan memilah baju-baju disana. Setelahnya, ia persiapkan segala perlengkapan yang sekiranya akan ia butuhkan nanti. Tak lupa dengan tas pinggang yang selalu ia bawa kemanapun. Meletakkan semua barang di atas ranjang, Sou kembali duduk di ranjang dan menghabiskan supnya.

Besok, ia akan bergerak untuk memancing keluar Eve. Akan lebih bagus jika musuh memberi pesan ancaman agar Eve yang asli menampakkan diri. Dengan begitu, dari video itu agen ZINGAI bisa melacak lokasi mereka lebih spesifik. Tapi kalau tidak, mereka hanya harus mendeteksi sinyal inframerah yang terpasang di jam tangan Eve ataupun dari GPS hpnya. Apalagi jika benar kalau Luz dan Eve di sekap di tempat yang berbeda, pastinya jaraknya takkan terlalu jauh karena akan menguras banyak waktu.

Apapun itu, masih ada celah untuk mengambil kesempatan.

Mengecek kembali suhu tubuhnya, Sou menatap puas dan segera menarik selimutnya untuk tidur lebih cepat. Ia harus memulihkan tenaganya semaksimal mungkin agar besok ia bisa bekerja secara prima. Karena disana, Eve dan orang pasti pasti sudah menunggunya datang.

•••

Jam 06.30.

Mematikan alarm yang berbunyi, Sou yang sudah siap 5 menit lebih awal mengeratkan pakaiannya. Sekali lagi berkaca di cermin dan mematut dirinya sendiri yang mengenakan sweater turtle neck panjang hitam dipadu jas coat panjang cokelat susu yang pas membalut tubuh. Celana panjang hitam dan sepatu boot tali hitam dikakinya juga sudah terikat kencang. Memeriksa kembali tas pinggang di balik jas coatnya, Sou benar-benar sudah siap berangkat.

Merapikan rambutnya dengan jari, ia memastikan sekali lagi wignya sudah terpasang erat dan meraih tas hitam kecil di atas meja. Setelah persiapan selesai, ia bergegas keluar dan mengunci pintu asramanya.

Sampai di tempat janji temu, Sou berdeham beberapa kali dan menunggu di bawah rindang pohon di sisi jalan. Tak lama kemudian, mobil hitam datang dan Reol muncul dari dalam mobil. Tanpa bertukar sapa, Sou langsung masuk kedalam dan mobil segera melaju menuju destinasi.

My Beloved Doppelganger || EveSou [ END ]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora