29 : Siapa Dia?

135 19 9
                                    

Suasana dingin karena Ac langsung meresapi tubuh Hyera yang tadinya hangat, lonceng kecil dari arah pintu selalu terdengar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suasana dingin karena Ac langsung meresapi tubuh Hyera yang tadinya hangat, lonceng kecil dari arah pintu selalu terdengar.

Pemuda itu sudah ada di hadapannya, sementara Tasya ada di sampingnya sedang meminum Susu Strawberry dan memakan Puding Jelly di depannya.

Rasanya Hyera senang sekali, melihat Tasya yang tidak kehilangan nafsu makannya karena kehilangan sosok ayah tercintanya, berbeda dengan Hyera dulu, dia tidak mau makan dan rasanya malas sekali. Sedang asiknya melihat Tasya makan, suara berdeham pemuda itu membuyarkan lamunannya.

"Ekhemm..." Hyera langsung menatap dan melihat kepada pemuda itu.

Pemuda itupun tersenyum.
"Kau tidak mengingatku ya?" tanyanya, yang langsung di balas dengan gelengan Hyera.

"Ah, itu tas selempang."

Seketika Hyera langsung mengingat sosok pemuda yang menolongnya kala dia kecopetan, pemuda yang rela lari sekencangnya demi mendapatkan sebuah tas selempang miliknya, pemuda yang rela mendapatkan luka di bagian pelipis alis kirinya, pemuda yang baik hati, itu yang di pikirkan Hyera.

Hyera mengangguk.
"Aku mengingatnya, baru saja," Hyera tersenyum gugup. Tadinya aku akan mentraktir mu makan atau sekedar minum, tapi aku tak mempunyai nomor telepon mu." Jujur Hyera.

Pemuda itu mengangguk halus dan tersenyum kembali dengan gigi kelinci yang tampil manis di bibirnya, Membuat Hyera semakin gugup di buatnya.

Melihat tingkah Hyera yang seperti itu membuat pemuda itu tertawa. "Kau kenapa? Pipimu seperti buah persik." ujar pemuda itu.

Hyera kalang kabut langsung menggelengkan kepalanya. "Tidak, tidak apa-apa." Hyera berdeham pelan. Langsung melirik ke arah Tasya yang juga ikut ketawa.

"Kenapa?" tanya Hyera melihat Tasya yang tertawa.

Tasya pun menggeleng. "Aku tau, kakak sangatlah tampan, benar kan ba'?"

Hyera pun langsung diam dan melirik ke arah pemuda itu dengan senyum kikuk.

"Hei Tasya, sudah-sudah jangan puji kakak terus." Ucap pemuda itu.

Hyera menggeleng aneh, perasaanya kenapa menjadi kalut dan malu seperti ini, rasanya pipinya tidak berhenti mengeluarkan rona pink seperti buah persik yang di ucapkan Pemuda itu tadi.

"Jadi Tasya sekarang tinggal di mana?" tanya Hyera mengubah suasana di sekitar.

Tasya terdiam beberapa detik, kemudian dia langsung menggeleng. "Entah, Tasya tinggal bersama kakak." jawaban polos di keluarkan oleh anak mungil itu.

Ah, Hyera baru tau, Tasya itu masih anak kecil, dia tidak akan tau alamat Rumahnya sendiri, tinggal bersama kakak? Mungkin pria yang di depannya ini.

"Dia tinggal bersamaku." Pemuda itu langsung menjawab.

Dear V ✓Where stories live. Discover now