3. Misteri Naskah Majaya

102 12 25
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Happy Reading 

***

08123880xxxx

Meeting kita undur jam 1. Karena aku ada perlu sama Mas Yanuar.

Nalini

Ok.

Nalini mendesah lega setelah membaca pesan dari Bang Sul yang menyampaikan bahwa meeting tim ekspedisi akan diundur setelah zuhur, sebab laki-laki itu mengatakan tengah ada keperluan dengan Mas Yanuar. Maka dia pun hanya membalas singkat. Jujur saja, Nalini merasa canggung dan segan bila berbicara dengan laki-laki itu. Sejak tiga bulan lalu saat Nalini tidak sengaja melihat Bang Sul dan dia hanya bermaksud untuk menyapa laki-laki itu, sekadar basa-basi sebagai satu rekan kerja apalagi Nalini adalah anak baru di Jas Merah.

Namun, yang didapatnya malah respons tidak menyenangkan. Sejak saat itu, nyaris tidak pernah ada percakapan di antara mereka berdua, kecuali sebatas pekerjaan. Nalini pun tidak pernah mencoba mencari tahu apa yang menyebabkan laki-laki itu tampak enggan berbicara lama-lama dengannya. Dan, Nalini merasa beruntung sebab pekerjaannya selama beberapa bulan bergabung di Jas Merah, tidak banyak berhubungan dengan laki-laki itu.

Tapi beberapa bulan ke depan, sudah dipastikan mereka akan sering bersama-sama. Entah akan bagaimana nantinya. Nalini berusaha mengenyahkan segala prasangka dan pikiran negatifnya. Setelah mengirimkan pesan pada Anggita, dia segera turun ke bawah untuk bersiap-siap bekerja pagi ini. Langkahnya dihela ke dapur dan hidungnya sudah menghidu aroma jangan tumpang (sayur kuah santan kental, agak pedas dan berasal dari tempe) buatan ibunya.

"Ibu, nih, pagi-pagi udah bikin jangan tumpang aja," kata Nalini sembari tangannya mengambil nasi dari magic com.

"Ya udah nggak usah sarapan kalau gitu," sahut ibunya yang masih berada di dekat kompor—tampak masih sibuk menggoreng—entah apa.

Nalini melongok dari belakang bahu ibunya. "Ote-ote?!" serunya girang.

"Mewah, nih, sarapannya. Ada acara apa ibu bikin gorengan banyak gitu?"

Ibunya berdecak pelan. "Mbak lupa ya, hari ini, kan, jadwalnya posyandu di balai RW, jadi ibu bikin camilan buat ibu-ibu kader."

Nalini mengangguk sembari menyuapkan menu sarapan beratnya—nasi, jangan tumpang dan kerupuk. Untuk beberapa menit sama sekali tidak ada percakapan antara Nalini dan ibunya, mereka berdua sama-sama bergelut dengan aktivitas masing-masing. Ibu sedang membuat adonan tahu isi dan mengecek adonan pukisnya, sedangkan Nalini tengah berkutat dengan tab.

Ibu menoleh Nalini sekilas lalu mengecilkan api kompor kemudian duduk di hadapan Nalini. "Ayah dari semalam ngomel-ngomel terus, lho, Mbak, minta kamu kerja yang lain aja atau fokus aja kerja online kayak selama ini, toh, hasil dari gambar-gambar kamu bisa dapat fee juga."

MPU NALA: Memoar Sang LaksmanaWhere stories live. Discover now