Bercerita

456 47 4
                                    

"HAEKAL". Triak Chitta.

"Please bun". Mohon Haekal.

"Gak bunda gak izinin kau bicara ama dia".

"Kali ini Aekal mohon bun please".

"Baiklah bunda mengalah". Ucapnya saat melihat wajah memohon putranya.

"Bisa tinggalkan kami berdua?".

"Tapi bang , kalau abang diapa apain gimana?".

"Gak bakal bun ini rumah sakit".

"Baiklah bunda diruangan Aeval dan ini HPmu bila ada apa apa telpon bunda". Ucap Chitta dan menarik tangan Haelan untuk keluar dari ruangan Haekal.

---
---
---

Kemudian kedua orang itu meninggalkan ruangan Haekal. Setelah peninggalan Haelan dan Chitta hawa sunyi memyelimuti ruangan itu sampai satu suara membuyarkan lamunan seorang.

"Kenapa kau menyelamatkanku?".

"Saya ulangi kenapa kau menyelamatkaku?". Ulang Haekal karena tak mendapat respon dari orang disampingnya.

"Bukannya kau menginginkan aku mati lalu kenapa kau menyelamatkanku?".

"Aku tau kau ingin menyiksaku bukan?".

"Seharusnya kau membiarkanku mati disana seperti keinginamu dari pada seperti ini kau hanya membuang waktumu untuk menologku". Ucap Haekal yang sukses membuat lidah Jordan kelu dan diam seribu bahasa.

Bagaimana tidak kata-kata yang dilontarkan Haekal mengenai hatinya dan ia bingung harus dengan apa dia menjawab perkataan Haekal baru saja yang bisa ia lakukan hanya diam.

"Maaf". Kata yang terucap dari Jordan setelah sekian lama terdiam.

"Maaf anda bilang?".

"Maaf untuk yang mana?. Maaf karena anda menolak saya? Mengatai saya?. Atau mendo'akan adik saya meninggal atau semua perlakukan anda kepada bunda saya?".

"Sudahlah om semua itu basi dan saya tak memperlukan itu semua".

"Ingin mendengar cerita. Mungkin saja cerita ini bisa membuka mata om seberapa brengseknya om dimasa lalu ah mungkin kepada bunda saya?". Ucap Haekal bahkan Jordan tak mengatakan apapun.

"Bunda bercerita padaku saat aku kecil sering ikut bunda bekerja dengan bahagiaku aku sangat suka mendengar bunda yang bercerita sebelum bekerja dengan gaji yang besar".

"Dari bunda yang menceritakan betapa hebatnya ayah saat bersama kita dan bagaimana hebatnya dia dihidup bunda".

"Aku pernah bertanya dimana ayah akan tatapi bunda hanya tersenyum dan dari senyum itu aku  menganggap ayahku sudah meninggal begitupun dengan Aeval dan sampai suatu hari kami melihat bunda sedih saat kami bertanya dimana ayah dan saat itu kami tak mau bertanya lagi".

"Saat aku kecil bunda bekerja ditoko bunga sampai umurku 7 tahun dan Aeval 5 tahun karena kami sudah masuk sekolah sehingga bunda bisa bekerja dikantoran".

"Pada suatu hari saat bunda bekerja ditoko bunga dan saat itu tepatnya saat kami akan pulang kerumah aku yang sangat suka digendong bunda entah mengapa kata bunda tak mau digendong dan saat itu aku menginginkan mainan yang dijual dipameran pinggir jalan. Ya karena aku sangat jarang meminta sehingga bunda membelikan aku mainan disana".

"Setelah aku membeli mainan itu aku sangat bahagia akan tetapi kebahagiaan  itu sirna saat ada sebuah truk dan mobil yang hilang kendali dan menabrak banyak orang disana dan salah satunya adalah aku dan bunda".

"Saat kejadian itu saat bunda hamil Aeval dan anda tau apa yang terjadi?".

"Pasti tidakkan". Ucap Haekal ditengah ceritanya.

BAD FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang