6 (flashback)

15 2 0
                                    

Thea dan Andrew sedang duduk di ayunan taman rumah Andrew.

"Aku tidak menyangka kau bekerja seperti ini", ucap Thea.

"Maaf. Apa aku mengecewakanmu?"

Thea menggeleng, "aku tidak bisa membedakan mana yang lebih baik dan mana yang lebih buruk sekarang."

Andrew tersenyum simpul, "kau benar. Tidak ada hal yang pasti benar ataupun salah."

Thea tersenyum kearah Andrew, "aku tidak terlalu memikirkan pekerjaannmu. Aku hanya terkejut. Aku juga tidak berniat menghindarimu hanya karena ini kok."

"Aku lega mendengarnya."

Thea kembali menatap kearah langit, "aku masih tidak percaya. Semua terjadi begitu saja."

Andrew menggenggam tangan Thea tapi tidak berniat bicara apapun.

"Ayah dan ibu tiada. Rumah kami ditahan investor. Aku bahkan baru tahu jika ayah memiliki tanggungan uang di perusahaan lain. Lalu, biaya rumah sakitku..."

Seketika Thea berjengit. Pikirannya beputar. Menampakkan beberapa memori yang terpecah belah.

'Dia milikku!'

'.....dia akan melupakanmu.'

'ini kesepakatan kita-'

'pergi kau sekarang.'

Lalu, bayangan seseorang menutupi wajahnya, berbisik dengan hembusan nafas yang lembut di telinganya.

'...aku akan kembali untukmu.'

Setelahnya, bayangan itu menghilang. Meninggalkan jejak aroma eukaliptus bercampur air hujan serta embun pagi yang menyegarkan.

"Thea?"

Thea mengerjap, "ya?"

"Kenapa? Pusing?"

"oh- eh, engga kok."

"Istirahatlah. Kau juga seharusnya sedang masa penyembuhan."

"Aku harus kembali ke rumah sakit itu...?"

Andrew berpikir sejenak, "tidak."

"Tapi, rumahku disita."

"Tinggalah disini."

"Hah? Memangnya ada ruang sisa?"

Andrew berdiri lalu menggandeng Thea. Mereka berjalan melewati kebun belakang rumah dan sampai pada sebuah gedung tingkat dengan banyak nya orang berlalu lalang. Mereka memasuki gedung tersebut dan langsung disambut oleh semua orang disana.

Semua orang berbaris memanjang, "bos!"

Thea merasa malu sendiri. Ia menengok ke arah Andrew. Andrew mengubah ekspresi wajahnya. Ia jadi lebih dingin dan tegas. Sejenak, Thea mengagumi hal itu.

"Dia anggota baru disini, perlakukan dia dengan baik, atau kalian berurusan denganku."

"Baik bos!"

Andrew beralih kepada Thea, "kamarmu di lantai 3, nomor 2."

Thea mengangguk, "terimakasih, Andrew."

Andrew tersenyum hangat, "tentu."

Semua orang disana terkejut dan langsung berbisik satu sama lain.

"Dia memanggil nama bos!"

"Bos tersenyum!"

"wow..."

[✔] GEPARDOù les histoires vivent. Découvrez maintenant