15 => KEMBALINYA SAGALA

55 4 0
                                    

Allo, assalamualaikum!

Yeayy, Dinda kembali awkwkwk^^

>HAPPY READING<

=> KEMBALINYA SAGALA

^Ada saatnya kita berubah, bukan karena diri kita sendiri yang meminta, tapi karena sikap orang-orang yang memaksa^

-Aull-

-+




"Permisi, boleh saya menanyakan sesuatu?"

Suara yang sangat familiar itu, memasuki indra pendengaran Aza. Hatinya bergemuruh, berharap apa yang Ia pikirkan tidak menjadi kenyataan. Perlahan namun pasti, Ia memutar tubuh menghadap pada sumber suara. Ketiga sahabatnya yang mendapati perubahan pada diri Aza, saling menatap satu sama lain.

Deg.

Air matanya luruh saat itu juga, setelah melihat sosok yang ada di depannya. Tubuhnya melemah, mulutnya terasa kelu, bahkan untuk mengucapkan sepatah kata saja, rasanya tidak mampu. Bukan hanya Aza, ketiga sahabatnya yang sedari tadi memperhatikan juga turut terkejut dengan apa yang ada di depan matanya.

Sesosok pria tampan bertubuh tinggi semampai dengan rahang tegas serta tatapan mata tajam bak elang. Pria itu berdiri kaku saat melihat siapa gadis yang di hampirinya itu. Matanya memburam akibat cairan bening yang siap tumpah kapan saja. Aza menatap netra tajam itu dengan pandangan yang tidak bisa di definisikan.

"Zaza," lirih pria itu membuat Aza memalingkan wajah ke arah lain, setelah mendengar nama panggilan yang disebutkan oleh pria itu. Bahu Aza bergetar hebat, Ia menangis tanpa suara di depan teman-temannya.

Saat melihat pergerakan pria itu yang mulai melangkah mendekat, Aza mengangkat sebelah tangannya seraya berjalan mundur.

"Stop!" pria itu tak menghiraukan Aza dan tetap melangkah mendekatinya.

"Jangan mendekat, please!" lirihan itu sama sekali tidak di hiraukannya. Ghea, Aluna, serta Reyya, hanya bisa menyaksikan dan tidak berniat untuk ikut campur.

"Za-"

"Sagala, stop it!" sentaknya membuat pria yang di panggil Sagala itu seketika berhenti melangkah seraya menatap Aza sendu.

"Jangan pernah mencoba untuk kembali melangkah, walaupun itu hanya selangkah, Sagala!" desisnya tajam.

Hal itu membuat seluruh atensi siswa yang sedang melintas, seketika teralih pada Aza dan keempat orang lainnya. "Kontrol emosi Lo, Za. Jangan lupa kalau ini di koridor sekolah, bakalan banyak orang yang berspekulasi negatif tentang Lo!" bisik Ghea mengingatkan, agar Aza tidak sampai salah menyikapi hal ini. Ghea bisa melihat dari mata teduh Aza yang memancarkan kerinduan mendalam pada sosok di depannya ini.

Seketika, pandangan Aza menelisik sekitar. Benar saja, kali ini banyak sekali pasang mata yang terarah padanya. Bahkan ada yang terang-terangan mengabadikan momen menggunakan ponsel masing-masing.

"Zaza, aku-" lagi dan lagi, lirihan pria itu tak di indahkan oleh Aza.

"Stop panggil aku dengan sebutan itu!" tukasnya tajam. Aza memejamkan mata menikmati gejolak rasa yang ada dalam hati. Ia berusaha menahan cairan bening di pelupuk matanya, namun nihil. Cairan sebening kristal itu kembali menetes tanpa izin. Membuat semua orang yang berada disana bertanya-tanya, ada apa dengan Aza? Apa hubungan Aza dengan pria yang disebutnya Sagala itu? Tentunya masih banyak lagi.

ElanoWhere stories live. Discover now