18 => REYYA

29 2 0
                                    

Hii, assalamualaikum!

Alhamdulillah, dinda kembali lagi, ya. ada yang tungguin cerita Elano, engga? kalau ada, hayuu komen. semoga tetap sesuai dengan alur awal, yaa.

HAPPY READING.

-+

Seorang gadis kini tengah meringkuk seraya terisak. Memeluk lutut dan membenamkan wajahnya disana. Tubuhnya bergetar hebat, Ia sangat ketakutan sekarang. Bahkan dering ponselnya yang sedari tadi berbunyi, tak diindahkan sama sekali. Rasa takut yang dirasakan begitu membuncah.

PEMBUNUH! KALIAN HARUS BERTANGGUNG JAWAB.

Tangisnya semakin terdengar pilu kala mengingat kembali teror-teror yang di dapat beberapa waktu terakhir. Ia sama sekali tidak pernah mengerti apa yang terjadi. Teror itu terus menghantuinya setiap malam. Pada dering ponsel berikutnya, Ia mengangkatnya dengan tangan bergetar.

"Gue.. takut-"

"..."

"Gue sendirian.. gue takut, please!" panggilan tersebut langsung di putus sepihak oleh seseorang di seberang telepon. Tangisnya semakin santer terdengar, kala mendapati gulungan kertas yang sedari tadi belum di bukanya. Perlahan tapi pasti, tangan mungil itu bergerak untuk meraih gulungan kertas.

𝐓𝐔𝐍𝐆𝐆𝐔 𝐖𝐀𝐊𝐓𝐔 𝐊𝐄𝐌𝐀𝐓𝐈𝐀𝐍𝐌𝐔, 𝐑𝐄𝐘𝐘𝐀.

--


Aza mendekap erat tubuh rapuh milik Reyya. Gadis itu langsung menuju apartemen sahabatnya, sesaat setelah mendapatkan telpon. Mengingat kertas usang itu, membuat tubuh Reyya kembali bergetar hebat. Tangan Aza masih setia mengelus lembut surai Reyya. Berharap hal itu akan membuat gadis itu tenang.

Ayah (?)

Malam ini aku ga pulang, nginep di apartemen Reyya.

Send.

Setelah di rasa Reyya cukup tenang, Aza mulai melonggarkan pelukannya. Membingkai wajah lusuh itu dengan pandangan sendu. Hatinya sesak kala melihat sahabatnya dalam kondisi jauh dari kata baik.

"Rey, kamu bisa cerita pelan-pelan." ujarnya lembut.

Hingga beberapa detik tak mendapatkan jawaban, Aza kembali bersuara. "Kalau memang belum siap untuk cerita, it's oke, gapapa!" lanjutnya lugas.

"Za..." Ia berucap lirih.

"G-gue ngga ngerti sama semua ini. Orang tua?" Reyya terkekeh hambar.

"Ketemu sekali aja ngga pernah. Gimana gue bisa tau apa yang sebenarnya terjadi?" lagi, gadis itu menyunggingkan senyum getir.

--

Suasana kantin saat ini bisa di bilang masih lenggang. Memang ini belum waktunya istirahat, berbeda dengan Aza beserta kedua sahabatnya yang sudah berada di kantin sejak 5 menit lalu. Kelas mereka sedang jamkos, oleh karena itu keempatnya memanfaatkan waktu untuk makan di kantin.

"Za, Lo udah tau kabar tentang Reyya?" tanya Ghea memecah keheningan.

Aza menggeleng singkat, "Memangnya Reyya kenapa?" tukasnya. Ia menatap satu persatu sahabatnya dengan pandangan yang tidak bisa di artikan. Pikirannya berkelana memikirkan kondisi Reyya.

ElanoWhere stories live. Discover now