17 => TENTANG SAGALA

57 10 11
                                    

Haii, assalamualaikum?

Yeayy, bisa update lagiii.

>HAPPY READING<

=> TENTANG SAGALA

Hadirnya memang hanya sesaat, tapi kenangannya akan terus melekat

-Aull

-+

Sesosok gadis yang masih lengkap dengan seragam putih biru, tengah duduk di sebuah bangku taman yang tidak begitu jauh dari blok perumahannya. Sepulang sekolah Ia memutuskan berhenti sebentar di taman. Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas membentuk sebuah lengkungan bak bulan sabit, saat melihat kehadiran seseorang. Dengan langkah lebar, Ia berlari seraya bersorak kegirangan, "Yeay, Gala!"

Seorang remaja yang di panggil Gala itupun tersenyum seraya ikut bersorak. Bak sepasang kekasih yang sudah lama tak jumpa, kini keduanya berpelukan. Berlari saling mengejar satu sama lain, sebelum akhirnya berhenti kemudian tertawa merutuki diri mereka sendiri. "Kita seperti anak kecil, deh, Gala."

"Kita? Sepertinya engga, deh. Cuma kamu yang seperti anak kecil, Za." Gala menatap wajah Aza yang berubah masam.

Gala terkekeh geli, "bercanda doang, Zaza!" Aza mendengus, menatap jengkel Gala yang kini juga tengah menatapnya.

Tangan Gala terulur untuk mengambil sesuatu dari dalam tas, mengeluarkan sebuah paper bag hitam yang berukuran tidak terlalu besar. Aza menautkan kedua alisnya, menatap Gala dengan pandangan penuh tanya. Ia yang mendapat isyarat agar segera membukanya, bergerak cepat untuk melakukan hal tersebut. Dapat di lihat, ada beberapa album kosong disana. Seketika hal itu membuat senyum Aza mengembang dengan mata berbinar. "Gala kok tau, kalau aku mau punya album gini?"

"Kan waktu itu kamu pernah bilang, Zaza pengen banget punya album seperti itu, kan?" tanya Gala lembut, membuat Aza semakin mengembangkan senyum.

"Terimakasih, Gala."

Gala mengangguk seraya terkekeh pelan, "memangnya, album itu akan kamu buat apa, Za? Kenapa pengennya album yang kosong seperti itu?"

Aza mengalihkan atensinya dari album itu dan segera menatap manik Gala. "Mau aku kasih foto-foto kita. Kan, lucu aja gitu. Meskipun waktu kebersamaan antara aku dan kamu tidak akan pernah bisa di ulang, setidaknya kita tidak melupakan kenangan yang pernah kita lewati sama-sama. Dari dulu nih, ya, kita itu udah lewatin banyaaak banget hal. Kita ketawa bareng, nangis bareng, gila bareng, pokoknya semua-muanya kita selalu bareng. Sayang kalau ngga aku abadikan momen seperti itu, Ga."

"Dan nanti kalau kita berjodoh, kita bisa bernostalgia. Kita cerita ke anak-anak kita nanti, kalau aku dan kamu pernah-"

"Za, jangan berharap terlalu tinggi!" dengan cepat, Gala memotong ucapan Aza. Rasanya tak sanggup mendengar gadis mungil di depannya ini, berbicara seolah-olah mereka akan bersatu di masa depan nanti. Bukannya tidak ingin bersatu atau menjadi pasangan hidup Aza. Tapi, ada satu alasan yang membuat Ia harus benar-benar menelan kenyataan bahwa Ia pun menginginkan untuk bisa hidup dan bahagia bersama Aza hingga menuju ke keabadian.

"Kita masih kecil, Za, masih SMP! Kita ngga tau, hubungan antara aku dan kamu akan seperti apa ke depannya." tuturnya lembut. Ia memang masih SMP, tapi Ia juga paham dengan apa yang dimaksud oleh Aza. Ia juga percaya dengan kata 'cinta monyet'. Oleh karena itu Gala tidak ingin Aza dan dirinya terlalu berharap akan sesuatu yang tidak pasti.

ElanoWhere stories live. Discover now