-2-

4K 563 42
                                    

Setelah Jisoo memutuskan untuk mengadopsi Chaeng, bocah itu langsung bersembunyi dibelakang Jiho bahkan tangan mungilnya sudah memegang  baju Jiho dengan erat.

"Chaeng memang seperti ini kalau bertemu sama orang baru. Selama ini, sudah banyak keluarga yang ingin mengadopsi Chaeng tapi Chaeng tetap saja tidak ingin di adopsi" jelas Jiho "Mungkin Nyonya Kim bisa berusaha membujuk Chaeng" lanjutnya.

"Cari yang lain saja deh Kak" timpal Jennie.

"Diam kamu!" Kesal Jisoo membuatkan sang adek mengecurutkan bibirnya.

Perlahan lahan Jisoo berjongkok didepan Chaeng "Kenapa Chaeng tidak mau ikut sama Tante hurm?" Tanya Jisoo.

Chaeng menatap Jisoo dengan ragu "Takut" polosnya.

"Jangan takut sama Tante. Tante tidak jahat kok. Dirumah Tante juga ada banyak biskut. Chaeng tidak mau hurm?" Bujuknya.

"Bitkut?" Ulang Chaeng

Jisoo terkekeh kecil "Iya, biskut"

Chaeng mendongak menatap Jiho "Ibu. Bita Chaeng ikut tama Tante?" Tanyanya cadel.

Jiho berjongkok menyamakan tingginya dengan sang bocah "Bisa sayang. Mulai sekarang, Tante ini akan menjadi Mommy nya Chaeng"

Chaeng beralih menatap Jisoo "Mommy?" Bingungnya.

Jisoo mengangguk "Iya, Chaeng panggil Tante, Mommy ya"

"Baiklah Mommy" sahut Chaeng polos.













Setelah membereskan semua berkas serta barang barang Chaeng, mereka akhirnya berganjak pulang.

"Apa Chaeng lapar?" Tanya Jisoo memecahkan keheningan.

Chaeng yang berada di pangkuan Jisoo langsung mendongak menatap Jisoo "Mamam" sahutnya.

"Imut sekali anak Mommy ini" dengan gemasnya Jisoo mengecup pipi gembul Chaeng berkali kali "Nanti kita mamam ya" ujarnya.

Jennie yang menyetir hanya melirik mereka sekilas. Sejujurnya, dia senang ketika melihat kebahagiaan Kakak.

Tidak butuh waktu yang lama, mereka tiba di mansion. Buat pengetahuan semua, Jisoo dan Jennie hanya tinggal berdua karena kedua orang tua mereka sudah meninggal gara gara kecelakaan.

Sekarang, Jisoo adalah pemilik perusahan ChEntertaiment yang cukup berpengaruh di Korea. Diusia nya yang sudah 27 tahun itu, dia memang sudah dikenali oleh orang ramai bahkan wajahnya sering muncul di media.

Jennie, sang adek pula masih berusia 24 tahun dan berkuliah di sebuah kampus elit yang ada di Korea. Dia bahkan sering muncul di media karena menjadi adek kepada pemilik perusahan ChEntertaiment.

"Apa Kakak akan memperkenalkan Chaeng ke media?" Tanya Jennie berjalan memasuki mansion.

Jisoo ikut berjalan memasuki mansion dengan menggendong Chaeng yang sudah tertidur dengan nyamannya "Dunia harus tahu kalau Kakak punya anak seimut ini" sahut Jisoo.

"Apa Kakak tidak takut kalau Chaeng kenapa napa?"

"Tenang saja. Kakak bisa membayar bodyguard untuk menjaga Chaeng"

Jennie mengangguk faham "Ya sudah, aku kekamar dulu ya" pamitnya.

"Sebentar" Jisoo menghampiri Jennie "Kamu bawa Chaeng kekamar. Kakak harus masak"

Perlahan lahan Jennie mengambil Chaeng dari gendongan Jisoo. Bocah itu sama sekali tidak terusik.

Setibanya dikamar sang Kakak, Jennie membaringkan Chaeng diatas kasur. Dia menyelimuti Chaeng dan tidak lupa juga dia meletakkan bantal disisi Chaeng untuk dijadikan pembatas. Dia beralih mengambil boneka tupai yang sedari tadi dipeluk oleh Chaeng itu namun bocah itu menggenggam boneka itu dengan erat.

"Dasar anak tupai" gumam Jennie yang memilih untuk berganjak kekamarnya.
















Pukul 5 petang, Chaeng akhirnya terbangun dari tidurnya. Bocah itu hanya duduk diatas kasur dengan memeluk boneka tupainya.

Dia kelihatan bingung. Dimana dia sekarang? Kenapa suasana kamar itu berbeda?

"Oh, anak Mommy sudah bangun" Jisoo berjalan menghampiri sang anak. Dia mendudukkan dirinya disamping Chaeng "Kenapa?" Tanya Jisoo ketika Chaeng menatapnya dengan polos.

"Mamam"

Satu kata yang terlontar dari mulut sang anak membuatkan Jisoo tertawa. Anaknya ini memang benar benar menjadikan makanan sebagai prinsip utama.

"Nanti kita mamam ya. Tapi sekarang Chaeng harus mandi duluan. Ayo Mommy mandikan" Jisoo berganjak menggendong Chaeng dan membawa bocah itu kekamar mandi. Dia mendudukkan sang anak kedalam bathtub dan mula memandikan anaknya itu.














Setelah selesai memakai pakaian sang anak, Jisoo langsung menggendong Chaeng dan membawanya ke lantai bawah.

"Kamu sudah makan?" Tanya Jisoo menghampiri sang adek yang memainkan ponselnya dimeja makan.

"Sudah" sahut Jennie.

Jisoo mendudukkan Chaeng dibangku dan dengan segera dia mengambil makanan untuk sang anak "Heh bocah" panggil Jennie.

Dengan polosnya Chaeng menatap Jennie "Eung" sahutnya.

"Siniin boneka tupainya" ujar Jennie.

Chaeng menggeleng dan memeluk boneka tupainya dengan erat "Ini puna Chaeng" ujarnya.

"Boneka itu sudah jelek. Harus dibuang" ujar Jennie.

"Tidak boleh buang. Ini puna Chaeng"

"Jen" tegur Jisoo.

Jennie tertawa. Dia memang suka banget jahilin bocah itu. Sepertinya menjahili Chaeng adalah sesuatu yang akan sering dia lakukan.

"Ayo makan sayang. Tidak perlu dengarkan omongan Tante kamu itu" ujar Jisoo menyuapi Chaeng.

Dengan tangan yang memeluk boneka tupainya, Chaeng membuka mulutnya dan menerima suapan dari Jisoo.

"Urgh, manja sekali" ledek Jennie menoel pipi gembul Chaeng.

Chaeng tidak peduli. Sekarang, makanan adalah hal yang paling utama.












  Tekan
   👇

Mommy Chu✅Where stories live. Discover now