5

68 8 0
                                    

"Selagi masih minta sama orang
tua, jangan make duit itu untuk
hal yang ga guna!"

--------------

Rifki menarik nafas nya dalam dalam sebelum ia masuk ke dalam rumah bertingkat dua berwarna Cream itu.
Dia merapalkan berbagai doa agar sedikit terhindar dari amukan Ayah nya.

"Den, di cariin bapak di ruang keluarga" ucapan itu keluar dari mulut bi Sri, ART di rumah nya, Rifki yang sedang berada di ambang pintu itu sedikit terkejut dengan kehadiran bi Sri, "Iya bi, bikin terkejut aja si bibi" protes Rifki, bi Sri hanya tersenyum dan pamit dari sana.

Dengan langkah perlahan Rifki mulai memasuki rumah itu, ia langsung berjalan ke arah Ruang Keluarga, dari jauh ia sudah dapat melihat Ayah nya dan juga Rendi sudah duduk menunggu kedatangan nya, ia menelan saliva nya sebelum masuk ke dalam Ruang Keluarga itu, begitu masuk, dia langsung di mendapat tatapan horor dari kedua pria berbadan kekar itu.

"Duduk" ucap Reza dingin, Rifki mengangguk lalu melepas tas ransel nya dan duduk di samping Rendi, Reza yang sudah tersulut amarah itu menarik nafasnya dalam dalam dan menghembuskan nya dengan kasar membuat Rifki lagi lagi menelan luda nya.

"Udah berapa kali Papa bilang jangan merokok sebelum dapet kerja dan ngasilin duit sendiri??" tanya Reza dengan nada yang sedikit santai, lalu dia.menyeruput kopi di depan nya.
Rifki hanya diam menunduk, tak berani menjawab, sikap itu sangat membuat Reza ingin menghajar anak kedua itu.

"JAWAB RIFKI, JANGAN KAYA ORANG BISU YANG GA BISA NGOMONG, TAU KAN SAYA PALING TIDAK SUKA SAMA ORANG YANG TIDAK MENJAWAB PERTANYAAN SAYA?!" Ucap Reza dengan nada tinggi membuat Rifki sedikit terkejut.

"Jawab ki" ucap Rendi sambil menyenggol lengan Rifki yang sudah gemetar itu.

"Berkali-kali pa" jawab nya dengan gemetar, mendengar jawaban dari anak tengah nya itu, Reza menghelas nafas nya panjang, dan beranjak dari tempat itu setelah mengatakan.

"Mama kamu ga bisa nyium asap rokok, Papa kalo ngerokok di luar rumah, kamu malah di dalam rumah, walaupun di kamar, papa selalu bilang kan jangan abisin duit yang papa kasih untuk hal hal ga guna kya gitu, kalo udah ada duit sendiri baru itu terserah kamu mau ngapain, ini peringatan terakhir untuk kamu Rifki, sekali lagi kamu lakuin hal itu, jangan salahin papa kalo kamu harus masuk Akmil!" ucap Reza dan segera meninggalkan tempat itu, meninggalkan Rifki yang masih mencerna kata kata ayah nya dan juga Rendi yang menatap horor ke arah nya.

"Ke kamar gue" ucap Rendi lalu meninggalkan Rifki sendiri, Rifki bangkit dari duduk nya lalu berkali. ke arah kamar nya yang berada di lantai dua, ia segera mengganti pakaian nya ke boxer hitam dan juga baju kaus oblong berwarna putih, ia segera pergi ke kamar Rendi yang hanya berjarak 5 langkah dari kamarnya.

.

.

.

.

"Gue lupa bang sumpah" ucap Rifki begitu memasuki kamar bernuansa abu abu itu, cowo yang sedang duduk di atas kasur itu hanya mengangkat bahu nya acuh tak acuh, ia medekati Rifki.

"Push up, gue ga minta penjelasan lo disini, inti dari masalah ini adalah lo yang salah, jangan menjadi orang yang seolah paling tersakiti disni, lo yang buat masalah itu, push up" ucap Rendi di depan muka Rifki membuat Rifki menelan saliva nya, ia berjalan ke dekat tempat tidur Rendi, dab memulai push up.

Rifki memang bukan seorang Tentara atau polisi, tapi setiap dia membuat kesalahan Rendi selalu menghukum nya dengan cara yang berbeda beda, kadang push up, sit up,pull up, atau lari keliling komplek, ya katanya "biar dia ga kebiasaan, jadi kasih hukuman yang jarang dia lakuin".

Rendi memperhatikan Rifki yang sudah push up sebanyak 20 kali itu,
dapat ia lihat bahwa adiknya sudah ngos ngos an, karna biasanya Rendi hanya memberikan ya tidak lebih dari 20 tapi ini sudah hampir sampai ke 30, Rendi masi duduk melihat Rifki yang sudah berkeringat itu, tepat pada hitungan ke 50 Rendi menyuruh Rifki berhenti.

"Denger ya ki, jangan pernah ulangin kesalahan ini lagi, lo boleh merokok gue ga larang, tpi jangan sampe ketahuan papa, nanti ujung ujung nya gue yang di salah salahin, gue yang di bilang ga becus jadi abang, paham??!"
Ucap Rendi dengan tatapan horornya membuat Rifki hanya mengangguk, Rendi memperboleh kan Rifki untuk pergi dari kamarnya.

.

.

.

.

HEHRHRHEHEH HAIII MAKASIH YA UDAH MAU BACA XIXIX, CH INI AGAK OANJANG DARI YANG LAIN HEHE SEMOGA KALIAN GA BOSEN YAAAA!!!

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YAAAAA

LOVE YOU ALL❤❤💐

(Rendi Pratama Wijaya)

gntng begete calon suami gw xixuxixix

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.


gntng begete calon suami gw xixuxixix

Yayımlanan bölümlerin sonuna geldiniz.

⏰ Son güncelleme: Mar 29, 2023 ⏰

Yeni bölümlerden haberdar olmak için bu hikayeyi Kütüphanenize ekleyin!

ASTROPHILE.Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin