☁️ JEMIMA BAGIAN 21 ☁️

54 7 0
                                    

JEMIMA BAGIAN 21
Bukan saatnya menjadi brengsek

Bis yang akan mengantar mereka ke lokasi camping sudah penuh, para siswa terserah mau duduk dimana saja, Jemima yang masih mencari tempat duduk menoleh ke arah lelaki yang berteriak memanggilnya "Duduk sini, Je"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bis yang akan mengantar mereka ke lokasi camping sudah penuh, para siswa terserah mau duduk dimana saja, Jemima yang masih mencari tempat duduk menoleh ke arah lelaki yang berteriak memanggilnya "Duduk sini, Je"

"Jangan mau, Je" sergah Karen

"Kenapa lo yang ngelarang! Terserah Jeje dong"

Dikta yang kebetulan berada di bis itu mendengus melihat temannya yang modus, siapa lagi kalau bukan Kevin "kamu duduk disini" Dikta menunjuk dua kursi yang masih kosong

"Sendirian?"

"Kamu gak lihat aku masih berdiri, gak mungkin aku berdiri sampai 4 jam"

"Aku maunya duduk sama cewek"

"Gak ada kursi lagi Mima, salah kamu datengnya telat" benar juga kata Dikta, tapi ini bukan salahnya ini salah mas Raja yang bangun kesiangan, akhirnya Jemima terima-terima saja duduk disamping Dikta, ia tidak peduli dengan godaan Karen dan teman-temannya, daripada harus berdiri.

Dikta mulai mengabsen para peserta camping, dan dirasa semua sudah lengkap, ia koordinasi dengan para guru untuk pemberangkatan.

Selama perjalanan Dikta memainkan ponsel tanpa menghiraukan Jemima, ia hanya tidak ingin menunjukkan kedekatan mereka di depan umum.

Namun keheningan di antara mereka entah mengapa begitu memuakkan, Dikta ingin setiap saat pendengarannya dipenuhi ocehan Jemima.

Dikta melirik sedikit ke arah Jemima, gadis itu sudah tidur dengan pulas, rasanya ia ingin menertawakan mulut kecil yang terbuka itu, Dikta dapat memastikan jika nanti saat bangun, ada jejak sungai kering di wajah cantik Jemima.

Tangan mungil itu ingin sekali Dikta genggam saat ini, mungkin tidak masalah jika hanya saling menggenggam, lagi pula ia bisa menyembunyikan tautan tangan mereka dibalik saku jaketnya

"Bagaimana kamu bisa secantik ini" lirih Dikta

Tanpa sadar Dikta meremat sedikit kuat tangan mungil Jemima, setelah itu terdengar lenguhan pelan dari gadis itu "eugh.."

Dikta terdiam saat Jemima tanpa sadar memeluk lengannya dan menjadikan pundak lebar Dikta sebagai sandaran, bahkan saat ini Dikta mampu merasakan hembusan nafas hangat di ceruk lehernya

"Bukan saatnya menjadi brengsek, Dikta" batin Dikta meraung-raung

☁️☁️☁️

Prittttt

Bunyi peluit menandakan bahwa setiap siswa harus berkumpul ke sumber suara, setelah beberes dan mendirikan tenda, mereka dikumpulkan dilapangan untuk melakukan pembukaan acara camping

"Selamat siang semua, terimakasih sudah berpartisipasi dalam acara camping ini, tidak banyak yang ingin saya sampaikan karena memang acara ini dilaksanakan untuk mengeratkan tali persaudaraan, semoga kalian senang" prakata dari pembina organisasi, orang yang santai dan humble

Selanjutnya Dikta yang memberikan sambutan "acara ini memang untuk bersenang-senang namun saya harap kalian tetap menjaga tingkah laku selama disini, karena tempat ini bukan milik kita, tempatkan diri kalian sebagai seorang siswa. Tetap ada peraturan yang harus kalian patuhi, saya minta tolong kepada panitia untuk menempel pengumuman di tenda induk"

"Baik kak"

Jemima tidak yakin ia bisa bertahan untuk tetap baik-baik saja sampai hari terakhir, cuaca sedang kemarau dan sungguh panas dilapangan terbuka ini, ia memiliki anemia akut yang kapan saja bisa menyerang, meskipun ia membawa suplemen penambah darah tetap saja memerlukan waktu untuk sembuh. Gadis itu memiliki fisik dan tekad yang kuat, ia disini ingin mandiri dan tidak merepotkan mas Dikta.

"Akan saya jelaskan jadwal kegiatan kita selama disini"

"Hari pertama kalian bisa menikmati waktu kalian disini, cari sebanyak-banyaknya kenalan dari jurusan lain, ingat! Tidak ada yang boleh keluar dari area perkemahan"

"Untuk hari kedua, pagi hari kita buka dengan senam pagi, lalu kalian bisa memasak sarapan sendiri-sendiri karena selama disini panitia tidak menyediakan makanan"

"Jam 10 sampai sore hari kalian akan mengikuti acara outbond, dan malamnya ada acara malam keakraban"

"Hari terakhir tidak ada kegiatan, kalian hanya perlu bersih-bersih lokasi dan bisa pulang"

Setelah memberikan pemaparan kegiatan, Dikta membubarkan para peserta, ia memang tidak ingin memberikan jadwal kegiatan yang padat karena acara kali ini bertujuan untuk saling mengenal

Tapi sialnya, Dikta menyesali itu!

Rasanya ia ingin berteriak agar laki-laki dan perempuan menjaga batas namun ia sadar jika sekolahnya tidak seagamis itu

Alasan Dikta sefrustasi itu adalah karena jemima berada ditengah-tengah kumpulan buaya jantan yang sedang menjalankan aksinya

Tak lama Dikta berdecih kesal saat melihat sosok lelaki yang ia tau sahabat gadis itu berlari dan diikuti beberapa temannya

Bak seorang ksatria yang berperan melindungi putri, Bagas dan teman-temannya membelah lautan buaya jantan

"Je, are you okey?"

Jemima yang masih mencerna situasi hanya menganggukan kepala, setelah pembubaran tadi, Jemima ingin kembali ke tenda berencana untuk memasak bersama teman-temannya namun sebelum sampai tenda, kumpulan lelaki menghampirinya, awalnya hanya beberapa orang saja namun entah bagaimana bisa menjadi sebanyak itu, mereka melontarkan kalimat rayuan, meminta kenalan, ingin bertukar nomor telepon bahkan menyatakan cinta

"Bubar lo semua! cari cewek lain. Kalau berani deketin princess kita, gue mampusin lo semua!" Teriak Zack

Umpatan dan seruan tidak terima dari para buaya terdengar di telinga Jemima, membuatnya pusing saja

"Bagas, anterin balik ke tenda" cicit Jemima

Bagas menggandeng tangan Jemima dan melindungi gadis itu guna menerobos buaya-buaya jantan

Ah! Dikta?

Lelaki itu tampak tidak berguna karena tidak bisa melindungi gadisnya secara terang-terangan, poor Dikta

Saat sampai di tenda Jemima langsung menghampiri Alisya dan Haura "astaga Je, darimana aja sih"

"Ada sedikit kendala tadi"

"Ya udah deh, yuk masak gue laper banget" keluh Alisya

"Masakin juga buat kita ya Je" sahut Bagas dan teman-temannya

"Karena kalian udh baik, jadi oke deh, bawa sini bahan makanan kalian"

Bagas dan teman-temannya bersorak senang karena mereka tidak perlu lagi susah-susah memasak, itu bukan keahlian mereka

Disisi lain Dikta mengumpulkan para buaya jantan yang tadi mengerubungi Jemima "tugas kalian adalah mengumpulkan ranting dan daun-daun kering untuk api unggun, rantingnya harus yang lurus dan benar-benar kering, kalau tidak sesuai kriteria kalian harus cari lagi, paham!''

"Paham kak" mereka tidak kuasa melawan Dikta, senior satu ini membuat mereka tidak bisa berkutik, aura apa yang dimiliki Dikta ini, sampai mereka bergidik ngeri.

"Paham kak" mereka tidak kuasa melawan Dikta, senior satu ini membuat mereka tidak bisa berkutik, aura apa yang dimiliki Dikta ini, sampai mereka bergidik ngeri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MISI JEMIMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang