26. Tanpa Terkecuali

11.1K 2K 244
                                    

Dan pemenang penghargaan aktris pemeran antagonis terbaik tahun ini jatuh kepada....


26. Tanpa Terkecuali

Marina tahu dia salah, tetapi dia selalu memiliki pembenaran untuk tindakan yang dulu diambilnya. Wanita itu selalu meyakinkan dirinya bahwa apa yang dia lakukan memang sudah semestinya. Dia tidak menghancurkan hidup orang lain dan dia tidak pernah merebut siapa pun. Apa yang dia dan Bram lakukan adalah hasil dari kesepakatan bersama. Marina selalu merasa bahwa dia tidak berhak untuk disalahkan sendirian.

Jika memang bersalah, maka Bram juga ikut andil di dalamnya. Untuk itulah wanita itu selalu menebalkan muka dan merapalkan mantra yang sama setiap hari. Dia tidak ingin terkungkung dalam cibiran dan penilaian orang lain terhadap dirinya. Marina selalu berusaha untuk menikmati hidupnya, terlebih setelah mendapatkan Bram Winata.

Wanita itu tidak munafik untuk mengatakan kalau dia menyukai semua kemudahan karena menjadi istri pria tersebut. Dunianya yang biasa seketika berubah. Barang-barang mewah, keinginan yang mudah dicapai, dan yang terpenting adalah rasa hormat dari status sosial yang ia dapatkan.

Bersama Bram Winata tidak hanya merubah hidupnya, tetapi juga anak-anaknya. Dia bisa memberikan semua fasilitas terbaik untuk anaknya. Bahkan dia bisa menjamin masa depan anaknya tanpa perlu merasa was-was. Marina tidak perlu ketakutan kalau-kalau anaknya tidak akan mendapatkan pekerjaan setelah lulus sekolah. Juna dan Jani secara otomatis mendapatkan posisi di perusahaan milik Bram, terutama Juna.

Marina tahu bahwa Juna adalah anak yang cerdas. Anak laki-laki pertamanya tersebut selalu menyapu bersih peringkat satu disetiap jenjang sekolah yang ia tempuh. Berhasil masuk universitas ternama di Singapura dengan jalur beasiswa dan menamatkan kuliahnya dengan predikat cumlaude. Bisa dikatakan Juna masuk ke dalam perusahaan Bram karena kemampuannya memang dibutuhkan.

Marina percaya diri bahwa Bram akan percaya pada Juna sepenuhnya setelah melihat kemampuan dan prestasinya selama bekerja. Meski nyatanya dia salah karena darah tetaplah lebih kental daripada air. Disaat Juna sudah menyerahkan dan berkorban segalanya, pada akhirnya Bram tetap akan memilih Winka dan Adrian. Mirisnya, bukan Adrian yang mendapat bagian terbesar, melainkan Winka Winata.

Hal itu semakin memperkuat saja kecemburuan Marina terhadap gadis tersebut. Terlebih ketika dia harus menghadapi kenyataan kalau Bram tidak pernah bisa melupakan ibu gadis itu. Marina hanya mendapatkan Bram, tapi tanpa hati dan pikirannya. Dalam kepala Bram hanya terisi Winka dan Lita. Seberapa keraspun Marina mencoba, Bram tetap tidak bisa membuka hati untuknya. Jangan-jangan yang dia takutkan selama ini benar, Bram hanya bermain-main dengannya dan disaat pria itu terjerumus, dia merasa terjebak.

Bahwa selama ini Bram Winat tidak benar-benar menginginkan Marina. Bahwa pria itu pada kenyataannya meneguhkan hati hanya untuk Lita. Dan bahwa selama ini Marina hidup dalam situasi yang semu. Bahwa dia memaksakan kehendak, bertindak egois, dan berusaha menggapai sesuatu yang tidak seharusnya dia dapatkan. Bahwa pada akhirnya dia hanya menghancurkan hidupnya, juga anaknya seperti yang Adrian katakan. Bahwa dia adalah sosok penjahat sebenarnya dan mengingkari kenyataan itu demi untuk bertahan hidup. Dan bahwa sejak lama tujuan hidupnya bukan lagi cinta, melainkan obsesi untuk diterima dan diakui.

#

Winka dan Galih menunggu di depan pintu UGD dengan cemas. Setelah suasana yang melankolis, gadis itu memutuskan untuk membawa Adrian dan Juna menuju rumah sakit. Tidak hanya luka luar, tetapi gadis itu juga mengkhawatirkan luka dalam yang mungkin saja diderita oleh mereka.

"Adrian nggak pernah begini sebelumnya. Bahkan ketika Papa masuk penjara, dia nggak menunjukkan tanda-tanda kemarahan. Emosinya masih dalam batas wajar. Pasti ada sesuatu sampai dia nekat nyerang Juna."

Win-Ka-WinWhere stories live. Discover now