19. Rumah Impian

2.6K 130 0
                                    

♡♡♡♡♡

Hari ini furniture rumah sakit telah tiba. Satu-persatu mobil terparkir di depan rumah sakit. Para pekerja sangat sibuk mengisi setiap kamar dengan brankar, lemari, tv, dan pelengkapan lainnya.

Sanking sibuknya, dari tadi pagi sampai menjelang sore, Marva belum melihat Fawnia. Mungkin wanita itu juga sana sibuk sepertinya.

Ruangan yang telah di isi furniture baru sampai di pantai 3. Masih banyak lagi ruangan yang belum di beri brankar dan perlengkapan lainnya.

Sekarang laki-laki yang kerap kali di panggil Tuan arsitek oleh Fawnia kini sedang berada di ruang makan. Dia membuka kulkas untuk mengambil minuman kaleng di sana.

Meneguknya langsung, membuat sensasi dingin yang menjelajar di tenggorokan, tubuhnyapun menjadi segar. Matanya memandangi meja makan. Teringat wanita yang di cintainya pernah tertidur di sana. Tinggal hitungan hari rumah sakit Kasena ini akan selesai.

"Woi!" Seseorang meneriakinya. Siapa lagi kalo bukan Jigel, si ikan buntel. "Bengong lo?"

"Minum." Marva meneguk minuman kalengnya.

Jigel membuka kulkas, mengambil minuman kaleng dari sana. Ikut meneguknya bersama. "Tinggal hitungan hari, kita bakalan pulang ke Jakarta. Gue udah kangen banget sama ruang kerja gue, kursinya, komputernya, ACnya, ambalnya, kangen banget gue, Marv."

Marva menoleh sekilas. Menatap Jidel dengan mata memelas.

"Gue kangen menggambar." Jigel bergumam sedih.

"Emang gambar lo pernah ada yang beli?" Marva bertanya ketus.

"Eh! Jangan salah lo. Gambar kolam renang gue pernah di beli dengan harga tinggi." Jigel menjawab tidak terima.

"Oh." Marva tidak tertarik pada obrolan. Kembali meneguk minuman kalengnya.

"Yaelah, Marv, Marv. Gini-gini gue juga punya mimpi."

"Mimpi apaan?"

"Mimpi membangun rumah impian buat gue tempati sama Istri gue nanti." Jigel berkhayal dengan manatap ke langit langit ruangan.

Marva menatap Jigel aneh. "Waduh, calonnya udah ada belum tuh?"

"Nah, itu dia ... belom."

Marva tertawa puas. "Calonnya dulu lo cari baru lo bangun rumahnya."

Sembari meneguk minuman kaleng, tiba-tiba saja Marva merasa penasaran dengan rumah impian Jigel. Ikan buntel itu biasanya hanya suka mengarang dan bercanda. Tapi sekarang saat mendengar ikan buntel itu memiliki rumah impian terdengar sedikit aneh bagi Marva.

"Rumah impian yang mau lo bangun kayak gimana emangnya?" Marva penasaran.

"Nah, baru juga gue mau ngasih tau lo. Sederhana, cuma 1 lantai. Ada garasi yang muat 3 mobil, kamar tidurnya 4, toiletnya 5. 4 toilet di dalam kamar tidur, 1 toilet di dapur. Di belakangnya ada 2 kolam, 1 kolam renang, 1 lagi kolam rendam air panas. Di depan rumahnya ada air pancur mini. Juga taman yang luas banget."

"Tadikan gue bilang ada 2 kolam, bukan cuma itu aja. Di tempat kolam renang itu akan ada 4 sofa yang saling berhadapan dan juga akan ada meja makan di samping kolam renang. Terus juga di antara kolam rendam air panas dan kolam renang, akan ada air terjun buatan tepat di tengah-tengah kedua kolam itu." Jigel menjelaskan secara detail, sembari membayangkan.

DOCTOR ARCHITECT [END]Where stories live. Discover now