Odious - 10

1.3K 180 46
                                    

.


.


.

🍁🍁🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁🍁

Sebelum Hinata meninggalkan kantornya, dia berpapasan dengan Kiba. Sudah hampir seminggu mereka jarang berbicara, jika hanya dibutuhkan saja maka mereka akan bertukar pikiran. Keduanya harus memprioritaskan pekerjaan dari pada urusan pribadi, yang bahkan Kiba sendiri tidak menganggap persetubuhannya bersama Tamaki di gudang adalah kesalahan besar. Ia pun tidak memberikan penjelasan kepada Hinata, tidak pula memutuskan hubungan asmara mereka. Kiba masih melanjutkan perselingkuhan tersebut mengalir, yang seharusnya membuatnya berpikir bahwa ini tidak adil bagi Hinata sendiri.

Saat Hinata melewati, Kiba buru-buru mencegah Hinata pergi. “Aku ingin bicara di teras dekat bagian merokok sebentar,” Hinata mengamati tidak berminat, tetapi dia juga tidak bisa menolak. Ini mungkin kesempatan baginya untuk mengatakan kepada Kiba bahwa mereka tidak dapat melanjutkan hubungan itu lagi.

Sampai di teras, bagian merokok yang sudah tidak ada siapa-siapa di sana, Kiba mengeluarkan suara sebelum Hinata benar-benar sampai di dekatnya. “Kau tidak bicara padaku, tidak mengirimiku pesan. Apa aku sudah membuat kesalahan? Kalau memang kau marah padaku, kau tidak harus diam saja. Katakan padaku, kesalahan apa yang sudah aku perbuat padamu.”

Hinata menarik napas. Tiba-tiba saja dia merasa pusing. Kalau saja dia tidak bisa menahannya, dia mungkin saja akan jatuh. Ia tak mau berurusan dengan Kiba atau merasa dikasihani karena mengakhiri hubungan itu. Hinata menganggap itu cukup memalukan, dia seperti mengemis cinta dan perhatian pada teman sekantornya. Dia tidak akan seperti Tamaki yang terang-terangan merebut kekasih orang lain dan dapat berbicara dengan ceria setiap hari, seolah tidak terjadi apa-apa. Mengapa Tamaki tidak sedikit saja merasa bersalah seperti Hinata. Menganggap hubungan aneh itu menjadi dosa besar.

“Ayo kita putus.”

“Putus?”

“Ya, sebaiknya kita kembali menjadi rekan kerja idealis. Kita tidak pernah cocok untuk hubungan asmara,” Kiba tidak bisa percaya. Dia berusaha untuk bertahan tetapi perempuan itu mengakhiri hubungan tanpa alasan.

“Kau terlihat syok, Kiba. Bukankah akan lebih baik kita akhiri saja? Dengan begitu, kau bisa berkencan dengan Tamaki,” Kiba langsung terperangah, tidak dapat menutupi wajahnya yang pucat. “Aku sudah melihat semuanya di gudang. Aku pastikan tidak ada orang yang tahu kelakuan kalian selain aku.”

Sudah sewajarnya bagi Kiba terkejut mengetahui hal itu. Dipergoki oleh orang lain apalagi itu Hinata, kekasihnya. Kiba hampir menyalahkan Hinata yang tiba-tiba mendiaminya, tetapi kini Kiba tahu, gadis itu telah menelan semua yang dilihatnya tanpa sanggup membicarakan masalah yang menimpanya pada orang lain. Kiba tidak tahu cara apa yang bisa digunakannya agar Hinata mengampuninya. Masalahnya, gadis itu segera pergi meninggalkannya, tanpa menunggu Kiba mungkin saja bakal meminta maaf.

ODIOUS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang