CTISK. 01

1.1K 63 5
                                    

Putri Andini Jelita, Gadis yang terlahir dari keluarga sederhana

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Putri Andini Jelita, Gadis yang terlahir dari keluarga sederhana . Kedua orang tuanya sudah meninggal sejak usianya 10 tahun, karena mengalami kecelakaan saat akan pergi ke rumah saudaranya yang berada di tasikmalaya. Setelah kepergian ibu dan bapaknya, Andini hidup hanya sebatang kara di sebuah rumah kontrakan yang sudah Dia tempati 5 tahun ini. Dulu Dia tinggal di rumah peninggalan kedua orang tuanya, tapi ternyata rumah itu sudah di jual oleh bibinya yang bernama Wati wanita yang haus akan uang!

Dengan tega dan tanpa kasihan wati mengusir Andin, di tengah malam, Andin hanya bisa menangis meratapi nasibnya yang begitu sangat mengenaskan. Tapi Andin tau di balik itu semua pasti akan ada hikmah nantinya, Dia yakin Tuhan tidak tidur. Tuhan tak akan membiarkan hambanya menderita. Karena sejati nya Tuhan itu maha adil dan maha mengetahui!

Sudah 8 tahun Andin tinggal di kontrakan yang minimalis, berjuang banting tulang demi membiayai kehidupan dan sekolah nya. Banyak orang memandang kasihan pada Andin, karena mereka semua yang menjadi saksi bagaimana kerasnya kehidupan Andin, di paksa kuat sebelum waktunya.

"Kasihan ya Andin harus bekerja paruh waktu, demi menghidupi kehidupan nya. Tega banget ya Jeng wati, mengusir ponakan nya sendiri dari rumahnya! Kesel deh jadinya sama Jeng wati! "

"Iya sama saya juga kesel banget sama Jeng wati, nggak punya hati banget. Padahal kan Neng A itu anak dari kakaknya sendiri, pak Sarto dan bu Zara pasti sedih banget di sana. Karena liat anak mereka yang di telantarkan oleh keluarga nya! "

Masih banyak lagi pembincarangan dari tetangga yang waktu itu melihat sikap Wati yang sebenarnya, dan Andin gadis itu hanya bisa tersenyum saja dan berkata

"Biarkan lah semuanya berlalu, untuk apa mengingat masa lalu yang pada akhirnya hanya akan membuat rasa sakit itu kembali ada. " Hanya itu saja yang bisa Andin katakan

♡♡♡♡

Andin mengusap dua papan nisan yang bertuliskan nama kedua orang tuanya yang sudah tiada 8 tahun yang lalu, tak lupa senyum yang selalu merekah. Walapun dalam hatinya Dai menangis pedih.

Ahmad Sarto
Binti
H. Kifli Akbar

Anisa Azzara
Binti
Muhammad Zaid

Nama yang tersemat di kedua papan itu, tanpa sadar air mata itu mengalir dari pipi tirus milik Andin. Ya gadis itu menangis.

"Bapak Ibu, Andin rindu! Bapak sama ibu baik-baik aja kan di sana? Andin sayang sama kalian berdua. Maafkan Andin yang belum bisa menyenangkan kalian dan berbakti kepada kalian berdua. Bapak sama ibu yang tenang ya di sana, Andin di sini baik-baik aja kok! Jadi kalian nggak usah khawatir, Ya! "

Oiya Andin minta ijin sama bapak dan ibu, Andin ijin untuk pergi ke kota jakarta. Andin harus pergi ke sana karena, Andin di pindahkan kerjanya ke sana. Doakan Andin semoga Andin sehat wal afiat, Bu Pak! Ijin kan Andin ya, maafkan Andin mungkin Andin bakal jarang berkunjung ke makan ibu dan bapak. Tapi Andin akan terus berdoa untuk ibu dan bapak! " lirik Andin dengan mata berkaca-kaca

CEO Tampan Itu SuamiKuDove le storie prendono vita. Scoprilo ora