CTISK. 17

228 38 5
                                    

Setelah menempuh perjalanan 3 jam, akhirnya kini Andin sudah sampai di kampung kelahirannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah menempuh perjalanan 3 jam, akhirnya kini Andin sudah sampai di kampung kelahirannya. Menatap ke sekeliling, tak ada yang berubah dari kampung ini semuanya sama persis seperti terakhir kali Ia pergi.

Andin menghela nafas lega, sejujurnya Ia berat untuk meninggalkan kekasihnya. Tapi apalah daya, rasa rindu di dalam hatinya tak bisa di tahan lagi.

"Setelah dua bulan merantau ke Jakarta, meninggalkan tempat kelahiran akhirnya aku bisa pulang lagi ke sini. " Gumam Andin tersenyum kecil

Kaki jenjang itu melangkah secara perlahan, dengan tangan yang menyeret koper kecil berisi pakaian milik nya. Andin berjalan menuju sebuah kontrakan kosong, yang dulu sempat Ia tempati sebelum merantau ke Jakarta.

Tersenyum kecil dan sesekali menjawab pertanyaan dari ibu-ibu, yang mengenal nya.

"Ehh? nak Andin ya? " Tanya seorang wanita paruh baya

"Iya bibik, ini Andin. Bibik apa kabar? " Jawab Andin ramah

Wanita itu tersenyum lalu menyentuh pundak Andin
"Bibik baik, kamu apa kabar? Baik kan? Sehat kan? Ya Allah bibik kangen banget sama kamu, Ndin. " Tanya nya secara beruntun.

"Hehehe.... Alhamdulillah Andin baik dan sebar, bibik. Andin juga kangen banget sama bibik. " Ucap Andin memeluk erat tubuh wanita tersebut.

"Neng Andin makin cantik saja, kulitnya nulis banget neng. Beda banget sama Andin yang bibik temui dua bulan yang lalu. Nggak nyangka bibik! " Kangum Wanita yang bernama Lina

"Ah masa sih bik, perasaan nggak deh. " Ujar Andin

Lina tersenyum kecil, lalu berkata "Bibik duluan ya neng Andin, soalnya bibik mau ke warung. " Pamit Lina

"Oh iya bik, hati hati ya! " Andin tersenyum melihat punggung Lina yang sudah tak terlihat lagi.

Tiba tiba saja, pikiran Andin melayang memikirkan keadaan Aldebaran kekasihnya. Sedang apa lelaki itu? Apakah lelaki nya masih marah padanya?... Astaga tiba tiba saja Andin jadi merindukan Aldebaran.

'Berat juga ya ternyata, LDR-an kayak gini. Tapi mau gimana lagi, andai aja kerjaan kak Al lagi nggak numpuk. Pasti Andin bakal ajak kak Al ke sini. ' Batin Andin.

🌷🌷🌷

Lina wanita itu tersenyum sinis saat bertemu dengan wati, tante nya Andin. Wanita gila yang dengan teganya menelantarkan keponakannya sendiri.

"Napa luh natap gue kayak gitu, iri yeh sama kehidupannya gue yang sekarang?!. " Ujar Wati ketus membuat beberapa orang yang ada di sana menatap ke arah wanita itu.

Lina tertawa kecil "Mana ada saya iri sama kamu, yang ada tuh kamu yang harusnya iri sama kita kita.! " Ujar Lina

"Heh! Berani banget ya luh ngelawan gue. Awass aja ya luh, Lina! " Teriak Wati yang merasa di permalukan.

CEO Tampan Itu SuamiKuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang