CTISK 19

228 28 2
                                    


Aldi menatap ke arah putra bungsu nya dengan
tatapan bingung. Bingung dengan apa yang ingin
Aldebaran bicarakan. Sampai-sampai sekeluarga di
suruh untuk berkumpul di ruang keluarga begini.

"Aldebaran?. "

Aldebaran yang merasa di panggil pun. Mengangkat
kepalanya dengan mata menatap ke arah sang papah.
"Iya Pah. " Jawab Aldebaran.

"Ada masalah apa? Sampai kami di suruh untuk
berkumpul di sini. " Tanya Aldi dengan wajah serius.

Nindi mengusap pelan bahu milik Aldebaran lalu berkata.
"Nak bicaralah, papah kamu bertanya. " Ucap Nindi dengan nada yang begitu lembut.

Aldebaran menarik nafas pelan "Pah—Aldebaran tau selama ini hubungan kita kurang akur. Tapi Al tau kok kalau papah itu sayang banget sama Al. Walaupun papah sering membeda-bedakan Al sama bang Aditia—" Aldebaran menarik nafas panjang dengan kedua mata berkaca-kaca.

"Pah dulu Al kira papah nggak pernah sayang sama Al.
Karena papah selalu membangga-banggakan bang Aditia.
2

7 tahun Al hidup dengan hati yang penuh dengan rasa
Iri dan benci. Al nggak munafik pah, jujur Al iri sama
kehidupan bang Aditia—"

Aditia meneteskan air matanya saat mendengar curahan hati sang Adik. Lelaki itu menatap ke arah Aldi. Terlihat lelaki paruh baya itupun meneteskan air mata. Entah itu air mata buaya atau air mata palsu.

"Al—" Lirih Aldi menatap ke arah putra bungsunya dengan tatapan yang tak bisa di jelaskan.

"Saat Al ingin jadi dokter tapi papah malah meminta Al untuk menjadi CEO seperti bang Aditia. Oke Al turutin karena Al pikir papah bakal berubah dan sayang sama Al. Tapi nyatanya ekspektasi tak sesuai realita. Huffftt"

"Tapi setelah Al bertemu dengan seorang gadis. Perlahan-lahan rasa iri dan benci itu hilang pah. Iya gadis itu telah berhasil menghilang rasa itu dari dalam hati Al. Gadis cantik, anggun, pintar, mandiri. Telah berhasil mencuri hati Al, pah. "

Aldebaran mengusap pelan air mata yang mengalir
tanpa diminta. Ah dirinya terlihat sangat begitu
cengeng sekali.

Aldi bangkit dari duduknya berjalan menuju Al.
Lelaki itu mengusap pelan surai rambut sang anak.
Entah lha kapan terakhir kali dirinya melakukan hal ini.

Aldebaran mendongak perlahan "Papah?. " Gumam Aldebaran pelan. Setelahnya Aldi menarik tubuh rapuh itu ke dalam pelukannya. Hingga akhirnya keduanya menangis bersama.

"Maafkan papah—papah sudah terlalu banyak dosa kepada kamu Al. Papah terlalu menuntut kamu agar menjadi seperti yang papah inginkan. Hal itu papah lakukan agar kamu sukses. Papah tau selama ini papah jahat sama kamu. Papah minta maaf ya Al. Maafkan papah. " Ucap Aldi

"Hikss.... Iya pah.... Maafin Al juga, karena pernah benci sama papah. Al minta maaf pah. "

Aditia tersenyum dengan mata menangis. Memeluk erat tubuh sang ibu yang kini menangis haru karena akhirnya suami dan anaknya akur juga.

"Aditia—ini bukan mimpi kan, nak? " Tanya Nindi

Aditia menggeleng pelan "Bukan Mah, ini bukan mimpi"

"Al minta restu.. Al ingin menikahi gadis pujaan Al. "

£0O0£

"Haaii mas. " Sapa Andin saat memasuki mobil sang kekasih.

Aldebaran tersenyum "Apa kabar, hhmm? " Tanya Aldebaran menyentuh pipi chubby milik Andin.

"Baik dong. " Aldebaran mengerutkan dahinya satu melihat penampilan gadisnya yang berbeda.

"Kenapa kok liatin Andin kayak gitu? Andin jelek ya."
Ucap Andin dengan nada sedih.

Aldebaran menggeleng kuat "Engga kamu cantik banget Andin malam ini sumpah sayang . Kamu pake bedak ya? "

Andin mengangguk pelan "Iya Andin kemaren beli Two Way Cake Di toko oren. " Ucap Andin dengan pipi merona. Ah salting gaess😭😭

"Potong rambut? " Tanya Aldebaran.

"Iya, kemarin soalnya gerah. Yaudah deh Andin potong aja. Bagus nggak? "

 Bagus nggak? "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 "Cantik."Ucap Aldebaran membuat pipi Andin kembali merona. Aaaaa nggak kuat...rasanya pengen cepet di halalin.✌😭

"Aaaaaa—Mas Al jangan gitu!! Jantung Andin nantinya disko-dikso."

"Hahahahaha—kamu ini ada-ada aja. " Tawa Aldebaran menggelegar di dalam mobil.

"Kalau saya ganteng nggak hari ini? " Tanya Aldebaran menggoda sang kekasih.

Andin menatap kearah Aldebaran "G-ganteng" Jawab Andin dengan malu-malu.

'Aarrgghh saya kurung juga kamu Ndin. Gemes, rasanya pengen gue bawa ke hotel '

"Eh astaghfirullah—enggak jadi Ya Allah" Lirih Aldebaran
         

#ENJOYY✌🤍

Author nangis sambil ngetiknya😭😭 nggak bisa banget kalau tentang ayah mah😭😭

Part ini pendek ya😁 InsyaAllah part berikut nya bakal panjang.. Eettt tapi harus tembus vote nyampe 39 dulu gimana nih

39 vote lanjut part berikutnya!

Diel? Nggak nih? 🥱😎 di komen dulu di sini!

Moga suka sama part kali ini😁😁

Waduh maaf ya tadi Author salah Up😭😭
Sinyal lagi eror jadinya gini deh😭🥱

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CEO Tampan Itu SuamiKuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang